Bagian enam [sudah revisi]

433 41 0
                                    

Hi, call me Kaktus!

Cerita ini murni dari pikiran saya sendiri.

Tolong jangan bawa-bawa cerita lain ke dalam cerita ini!

Happy reading-!!


Hari rabu, dan hari ini adalah jadwal pelajaran olahraga kelas Ips 1 dan Ips 3. Berhubung Pak Satyo tidak hadir hari ini, jadi murid-murid kelas Ips 3 disuruh untuk bergabung dengan kelas Ips 1.

Pak Satryo sudah berdiri di depan dengan peluit yang menggantung di lehernya.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Pak Satryo dengan tegas.

"Pagi Pak!" balas semuanya serentak.

"Berhubung Pak Satyo sedang berhalangan untuk hadir, jadi Bapak akan menggabungkan kelas Ips 1 dan Ips 3," jelas Pak Satryo membuat sebagian murid bersorak senang.

"Tapi Bapak juga tidak bisa berlama-lama mengajar kalian, karena akan ada rapat setengah jam lagi," jelas Pak Satryo.

"Setelah pemanasan, kalian boleh bermain basket sepuasnya sampai bel istirahat, dan ingat! Jangan ada yang pergi ke kantin!"

"Bagi yang belum bisa bermain basket, silahkan minta ajari dengan yang sudah bisa. Karena minggu depan akan ada penilaian. Berlaku untuk semua kelas yang ada di sini!"

Pak Satryo mulai melakukan gerakan pemanasan diikuti semua murid. Ada yang bersemangat, dan ada juga yang tidak. Setelah lima belas menit, Pak Satryo pamit undur diri.

"Reno," panggil Nayla yang berbaris tepat di samping kiri Reno.

Reno menoleh dengan satu alis terangkat. "Bisa ajarin gue main basket?" tanya Nayla ragu-ragu.

"Bi-"

"Reno!" panggilan itu membuat keduanya refleks menoleh secara bersamaan. Ada Zara yang sedang berjalan kearah keduanya- tepatnya kearah Reno.

"Ajarin gue main basket ya?! Lo kan tau gue gak bisa main basket," ucap Zara dengan tampang memelas.

"Ayo," ucap Reno.

"Eh Nayla," ucap Zara seperti baru menyadari kehadiran Nayla di sini. "Lo tadinya mau minta ajarin sama Reno ya? Sorry banget, tapi Reno udah sama gue," jelas Zara dengan wajah bersalahnya.

"Nggak kok Za, tadi cuman ngobrol aja," alibi Nayla tersenyum paksa.

"Sama Riski aja gimana? Dia cuman mantul-mantulin bola kok," ucap Zara antusias, menunjuk Riski dengan dagunya yang sedang mendribble bola basketnya berulang kali.

"Nggak-"

"Riski!" panggil Zara keras membuat Riski langsung menghampirinya dan melempar bola tersebut kepada Azka.

"Kenapa?" tanya Riski.

"Lo bisakan ajarin Nayla main basket? Dia nggak ada yang ajarin soalnya," ucap Zara.

NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang