23

245 22 6
                                    

Happy reading guys!

Aku lelah untuk hari ini. Secara fisik maupun hati, semua itu karena dirimu.

-Nayla.

***

Reno sedang berada didepan toilet wanita menunggu Tiara yang sedang membersihkan bajunya. Cukup lama menunggu akhirnya Tiara sudah keluar dengan keadaan yang bisa dibilang sudah cukup baik karena kini ia memakai hoodie milik Reno yang berwarna merah dan terlihat kebesaran ditubuhnya.

"Reno," panggil Tiara.

"Kenapa," ucap Reno dan berjalan menuju kelasnya diikuti Tiara disampingnya.

"Makasih ya kamu udah belain aku tadi," ucap Tiara sambil tersenyum mengingat kejadian tadi.

"Gue belain lo karena mau ngerencanain sesuatu jadi lo gak usah GR," ucap Reno santai sambil memainkan ponselnya.

"Kamu mau ngerencanain apa?" tanya Tiara penasaran.

"Gak usah kepo," jawab Reno dan berlari meninggalkan Tiara karena Riski memanggil dirinya.

***

Disinilah mereka berada, duduk dikursi yang berada dipinggir lapangan basket. Mereka adalah Nayla dkk.

"Nay lo kenapa melamun mulu sih?" tanya Linda yang sedari tadi memperhatikan Nayla.

Gadis tersebut hanya menggeleng saja karena pikirannya melayang jauh mengingat kejadian tadi, dimana kekasihnya lebih percaya kepada orang lain dibanding dirinya.

"Gue masih gak habis pikir deh sama Reno," ucap Zara tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Putri yang sedari tadi sibuk dengan handphone nya, chatan dengan Alka.

"Masa dipercaya sama nenek lampir itu sih daripada sama Nayla," ucap Zara berapi-api.

"Reno kan gak ada akhlak," celutuk Putri.

"Kayanya pas pembagian akhlak dia bolos deh," ucap Zara menambahi.

"Ngomongin apaan sih lo pada," kesal Linda mendengar celetukan Putri dan Zara yang unfaedah.

"Bel udah bunyi, mending kita ke kelas," ucap Nayla dan beranjak dari duduknya diikuti oleh ketiga temannya, ralat sahabat.

***

Bel pulang telah berbunyi lima menit yang lalu. Nayla dan Zara tengah berjalan bersamaan dikoridor kelas sepuluh untuk menuju parkiran. Tadi Putri dan Linda sudah pulang terlebih dahulu karena ada urusan mendadak. Zara sedari tadi mengajak Nayla untuk berbicara namun nihil, Nayla hanya diam dan terus memandang kearah depan.

"Nay, lo kenapa sih?" Tanya Zara untuk kesekian kalinya.

Tiba-tiba langkah Nayla berhenti dan refleks Zara pun ikut berhenti. Nayla menatap dua orang yang berjalan agak jauh dihadapannya. Lelaki dan perempuan, Nayla bisa mengenali lelaki yang kini tengah berhenti berjalan. Dia Reno. Berjalan dengan seorang wanita yang tadi sempat membuat kegaduhan dengannya selagi di kantin, dia Tiara.

"Ayo pulang Nay," ajak Zara sambil menarik paksa tangan Nayla.

Zara berjalan dengan santainya melewati dua manusia yang tengah berhenti ditengah koridor itu. Nayla terus menunduk tanpa minat untuk menatap Reno apalagi ia sedang bersama wanita lain. Tak bisa dipungkiri Nayla merasakan hatinya berdenyut melihat semua itu.

"Jadi PHO aja bangga," cibir Zara ketika melawati Reno dan Tiara, lebih tepatnya ia berbicara ditelinga Tiara.

Setelah mengatakan itu mereka segera berlalu dari sana untuk mencari taksi untuk pulang kerumah.

***

"Anterin aku pulang ya Ren," mohon Tiara sambil memegang lengan Reno.

"Pulang aja sendiri," ucap Reno dengan nada dingin dan menghentakan tangan Tiara hingga terlepas.

"Plisss aku gak bawa mobil soalnya," ucap Tiara mengeluarkan puppy eyesnya.

"jadi PHO aja bangga," cibir seseorang tepat ditelingan Tiara.

Tiara menoleh untuk melihat siapa pemilik suara itu dan ketika ia tahu siapa pemiliknya, nafasnya naik turun tidak diterima dikatai seperti itu. Baru saja Tiara hendak bersuara tetapi Zara sudah pergi terlebih dahulu bersama dengan Nayla tentunya.

Reno yang melihat Nayla berjalan tanpa melihatnya merasakan hatinya berdenyut merasakan ketidaknyamanan. Sungguh jika bukan karena itu Reno tidak akan melakukan hal ini apalagi jika melihat Nayla menangis seperti tadi saat di kantin.

"Anterin aku ya," mohon Tiara untuk kesekian kalinya.

"Ayo," ucap Reno pada akhirnya dan berjalan mendahului Tiara tanpa minat mengajak wanita itu apalagi jika harus menarik tangannya.

***

Seorang gadis tengah duduk dipinggiran kasur kinge size nya dengan seprai yang berwarna biru muda motif bunga-bunga itu. Dia Nayla, sedari tadi ucapan Reno selalu terngiang-ngiang dipikirannya.

Gue gak nyangka ternyata cewek yang gue liat polos ternyata kelakuannya begini

Gue gak mau lagi ketemu sama cewek tukang bully kaya lo

Kalimat itu selalu terngiang-ngiang dipikiran Nayla. Seolah ucapan itu adalah kaset rusak yang diputar berkali-kali.

"Ren lo kenapa jadi kaya gini sih," ucap Nayla dengan lirih.

"Reno yang gue kenal itu gak pernah mau deket sama cewek lain selain anggota keluarga lo," ucapnya lagi, dan tak terasa air matanya lolos begitu saja tanpa ia minta.

"Dan juga gue," ucap Nayla lagi namun kali ini suaranya sangat pelan, hampir mirip dengan bisikan.

Nayla mencoba untuk menghubungi Reno namun hasilnya tetap nihil. Reno tidak dapat dihubungi. Panggilan pertama terhubung namun tidak diangkat namun kedua kali dan seterusnya tidak dapat lagi terhubung. Nayla juga menyepam Reno dengan kata 'maaf' yang hampir beratus-ratus atau bahkan hampir beribu-ribu. Nayla membaringkan tubuhkan dan menarik selimutnya hingga sebatas dada. Tak lama dari itu nafasnya mulai beraturan, dia tertidur. Fisik serta hatinya sangat lelah untuk hari ini. Ia tidak menyangka masalah kecil saat dikantin tadi dapat membuat hubungannya dan Reno menjadi renggang seperti ini.

***
Tinggalkan jejak guys!
Follow instagram:

Diyaahreal

Wattpad.yah

Next?



NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang