Nayla menyusuri koridor sendirian, waktu pulang sekolah sudah tiba. Zara tidak menjemputnya ke kelas dan kini Nayla hanya sendirian. Sempat berpapasan dengan Putri di dekat tangga tadi, tapi gadis itu hanya menatap Nayla dengan tatapan sinis.
"Lo pulang duluan aja, gue ada urusan sama Reno," ucap Zara tersenyum.
Nayla mengangguk paham, "gue duluan ya Za," pamit Nayla lalu berjalan menuju luar gerbang yang terdapat Pak Asep menunggunya di sana.
"Ayo, Ren," ajak Zara semangat.
Reno langsung memakai helmnya dan menaiki motornya diikuti Zara yang duduk di jok belakang. Nayla melihat keduanya keluar dari gerbang sambil berbincang seru.
"Jalan Pak," titah Nayla ketika motor Reno sudah jauh.
Nayla sadar diri, sangat-sangat sadar diri. Bahwa dirinya tidak pantas bersama lelaki yang tampan dan dikagumi oleh para kaum hawa.
***
Reno melajukan motornya dengan kecepatan sedang, mendengarkan Zara yang asik berceloteh sendiri di belakang. Hari ini, Reno membawa Zara kerumahnya atas perintah sang Mama. Katanya, rindu Zara dan ingin melihat wajah gadis itu hari ini juga.
Motor sport hitam milik Reno memasuki pekarangan rumahnya yang luas. Banyak tanaman bunga dan juga beberapa pohon cemara di dekat pagar rumah.
"Ayo masuk," ajak Reno yang sudah menaiki tangga terasnya.
"Kok gue gugup ya Ren?" ucap Zara memegang dadanya.
"Udah ayo," ajak Reno berjalan kembali menuju pintu utama rumahnya.
Zara mengekor di belakangnya. Menunggu pintu rumah dibuka.
"Assalamualaikum," ucap Reno memencet bel.
"Waalaikumsalam," sahut wanita dari dalam, yang terdengar seperti suara Mama Reno.
"Eh Reno, ini-Zara ya?" tanya Mama Farah menatap Zara dengan berbinar.
"Iya Tante," ucap Zara tersenyum paksa.
"Yaampun, Tante kangen banget sama kamu," ucap Mama Farah, memeluk Zara singkat. "Ayo masuk," ajak Mama Farah menuntun Zara masuk ke dalam rumahnya yang megah.
"Kebiasaan," cibir Reno kepada sang Mama dengan pelan. Mamanya jika ada tamu spesial, anaknya pasti akan dilupakan begitu saja.
"Kamu mau minum apa?" tanya Mama Farah menatap Zara yang duduk di single sofa.
"Nggak usah repot-repot, Tante," ucap Zara tak enak.
"Nggak repot kok, Tante bikinin jus jeruk mau?" tawar Mama Farah.
"Terserah Tante aja," pasrah Zara berusaha tersenyum manis.
"Tunggu sebentar ya, Tante bikinin dulu. Kamu tunggu aja Reno turun, dia lagi ganti baju," jelas Mama Farah lalu berlalu menuju dapur.
Seperkian detik Reno kembali dengan celana jeans di bawah lutut dan kaos lengan pendek berwarna hitam polos.
"Nyokap gue mana?" tanya Reno mengambil duduk di samping Zara, di sofa panjang.
"Lagi bikinin minum, padahal gue udah nolak," jelas Zara.
"Nyokap gue emang gitu, maklumin aja," ujar Reno terkekeh pelan.
Zara mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti. Mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut, memperhatikan rumah Reno yang sangat elegan dengan berbagai hiasan di dindingnya.
"Lo punya kakak?" tanya Zara ketika pandangannya tertuju pada foto keluarga yang berjumlah empat orang.
"Punya," jawab Reno singkat.
"Udah nikah? Kok nggak ada?" tanya Zara dengan pandangan kearah Reno.
Reno terkekeh pelan, "kakak gue belum nikah, masih kuliah. Mungkin pulangnya sore nanti," jelas Reno.
"Gue mau nanya deh," ucap Reno tiba-tiba.
"Apa?"
"Nayla siapa lo?" tanya Reno membuat Zara gelagapan.
Zara diam tak bergeming membuat Reno langsung menyentuh pundaknya. "Lo kenapa?" tanya Reno bingung.
"Ah-enggak," jawab Zara cepat.
"Jadi, Nayla siapa lo?" tanya Reno lagi.
"Nayla itu.... Itu... Em-"
"Diminum ya Zara," ucap Mama Farah tiba-tiba datang membawa nampan dengan dua jus jeruk diatasnya.
Zara langsung menoleh kearah Mama Farah dan tersenyum lega. "Makasih banyak Tante," ucap Zara langsung meminumnya sedikit.
"Tante mau masak dulu, kamu jangan pulang dulu ya?," ucap Mama Farah.
"Kenapa Tante? Ini udah sore, nggak enak lama-lama disini," ucap Zara canggung.
"Nggak pa-pa. Kamu makan dulu, baru boleh pulang," ucap Mama Farah tersenyum lalu berjalan ke arah dapur lagi.
"Jadi?" tanya Reno dengan satu alis terangkat menatap Zara.
"Jadi apa?" tanya Zara pura-pura tak ingat.
"Nayla siapa lo?"
"Oh Nayla," ucap Zara paham. "Anak pembantu yang ada di rumah," ucap Zara tersenyum meyakinkan.
"Anak pembantu kok satu mobil sama lo?" tanya Reno bingung.
"Ya..soalnya, Papa nyuruhnya gitu. Gue juga nggak bisa ngebantah Papa," ucap Zara tersenyum kecut.
Reno hanya ber'oh' ria sambil mengangguk-anggukan kepalanya paham. "Gue pikir dia sodara lo," ucap Reno.
"Ya bukanlah Ren," ucap Zara terkekeh pelan. "Penampilan gue sama dia beda jauh, nggak mungkin sodara gue kaya dia," lanjutnya masih terkekeh.
"Iya sih, lo terlalu cantik buat sodaraan sama dia."
***
Nayla bergelut dengan catatan Sejarah Indonesia nya. Sekitar lima lembar lagi baru terselesaikan. Sesekali Nayla merenggangkan otot-otot tangannya lalu menulis kembali.
Satu jam berlalu, akhirnya catatan tersebut sudah selesai. Nayla menghela nafas pelan lalu membereskan buku-bukunya. Nayla tidak pintar, tapi Nayla berusaha untuk mendapatkan nilai yang tinggi dengan usahanya sendiri.
"Akhirnya, selesai juga," ucap Nayla lega, menghempaskan tubuhnya di kasur dengan cara terlungkup.
Nayla membalikan badannya menjadi menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru polos. Bayang-bayang ketika Putri melabraknya di toilet tadi terlintas di pikirannya.
Pertanyaannya hanya satu; jadi Putri menyukai Gio selama ini?
Nayla menghela nafas pelan lalu mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Nayla membuka room chat nya dengan Putri, hanya sekedar meminta save back, lalu tidak ada lagi chat lainnya.
Putri
19 JanuariGue Putri, save back ya!!😁
Iya
Hari ini
Putri
Lo marah sama gue?
Gue minta maaf ya? Gue nggak tau kalo lo suka sama Gio
Read
Nayla menghela nafasnya pelan, lalu beralih ke aplikasi Instagram. Melihat insta story Zara beberapa jam yang lalu. Zara membuat boomerang bersama Reno dengan senyum bahagia di wajahnya.
"Beruntung ya Za jadi lo? Di sayang sama orang yang gue sayang," gumam Nayla pelan.
Hatinya perih setiap kali melihat kedekatan Reno dan Zara. Ingin marah, tapi Nayla bukan siapa-siapanya. Lagi pula, apa pantas Nayla menyukai Reno? Laki-laki yang dikagumi satu sekolah dan sepertinya, laki-laki yang disukai kakaknya juga.
Nayla akui, dirinya jatuh hati pada Reno saat pertama kali mereka bertemu. Di rumah Nayla, tepatnya di depan pintu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA [SEDANG REVISI]
Novela Juvenil(Proses revisi/rombak, jadi maaf apabila ada beberapa part tidak nyambung🙏) Revisinya pas lagi rajin doang:'( Jangan lupa follow^_^ Kenapa yang baik harus kalah dengan yang cantik? Kenapa yang tulus harus kalah dengan yang mulus? Apa sekejam itu du...