31

190 13 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen:)
Happy reading!

Karena sahabat sesungguhnya hanya ada didunia orange:)

***

Nayla memasuki pekarangan rumahnya dengan lesu, pikirannya sedang kacau. Setelah berbincang dengan Tante Mira tadi, ia memutuskan untuk pergi ke taman terlebih dahulu untuk menenangkan pikirannya, setelahnya ia langsung pulang kerumah tepat pukul lima sore.

"Assalamualaikum," ucap Nayla masih memaksakan senyumnya dihadapan Wijaya, Bagas, dan juga Zara.

Ia mengambil duduk disamping Zara yang sedang asik dengan handphone nya.

"Waalaikumsalam," ucap semuanya hampir bersamaan.

"Kok pulang telat?" tanya Pak Wijaya.

"Tadi ada urusan bentar Pah," ucap Nayla yang diangguki oleh Pak Wijaya "Mama mana?".

"Papa juga gak tau. Terakhir Papa ketemu pas Mama kamu ke kantor Papa," ucap Pak Wijaya.

"Mama tumben banget sih," gumam Nayla pelan yang hanya didengar oleh Zara, karena keduanya sangat berdekatan duduknya.

"Mungkin ada urusan," ucap Zara pelan.

"Yaudah Pah, Ka, Ra aku ke kamar dulu," pamit Nayla dan langsung berjalan menuju kamarnya.

***

Reno saat ini sedang berada di taman belakang rumahnya, menikmati angin sore dengan airphone yang berada di kedua telinganya. Saat sedang asik memejamkan matanya, tiba-tiba ia merasakan seseorang menepuk pundaknya dan refleks ia membuka matanya namun tidak menoleh.

"Tumben lo disini," ucap Sinta.

"Pengen aja," ucap Reno, kembali menutup matanya.

"Gue tau lo pasti lagi mikirin omongan Mama tadi pagi kan?" tebak Sinta, dan yap! Tebakannya sangat benar.

"Iya," ucap Reno seadanya.

"Ikutin apa mau Mama karena semua demi kebaikan lo juga. Gue gak mau lo terlalu sayang sama Nayla dan mengakibatkan lo gak bisa benci sama dia," ucap Sinta sambil membaca novel yang ia bawa, walaupun tidak terlalu fokus.

"Kenapa gue harus benci sama dia?" tanya Reno bingung dan kali ini kepalanya menoleh kearah Sinta yang sedang menunduk.

"Suatu saat lo akan tau sendiri," ucap Sinta, dan setelahnya hening.

***

Hari ini weekend dan Nayla sudah siap dengan pakaian yang sangat simple yaitu, switer berwarna pink dengan celana jeans berwarna hitam dan rambut sepunggung yang tergerai bebas. Hari ini adalah hari keberangkatan Zara menuju Jerman.

"Pagi," sapa Nayla ketika sampai di ruang makan.

"Pagi juga," ucap Pak Wijaya sedangkan Bagas dan Zara hanya tersenyum saja menanggapinya.

Nayla merasakan ada yang kurang saat ini, Mama nya tidak ada!.

"Mama mana?" tanya nya kepada semua orang yang ada di ruang makan saat ini.

NAYLA [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang