34 | Kejadian tak terduga

1.6K 59 0
                                    

Happy Reading
...

Sekarang hari Jumat, berarti besok adalah Puncak Hut akan dilaksanakan. Para Siswa siswi FIS sangat antusias menyambutnya. Acara akan diadakan di adakan di Lapangan Sekolah. Para Osis FIS bekerja lebih ekstra menyiapkan Panggung serta segala keperluan yang dibutuhkan.

Sebenarnya dirinya bisa saja menyewa Ballroom di Sebuah hotel untuk merayakannya. Namun, ia tak mau karena memang dari tahun sebelumnya sekolahnya mengadakan acara tersebut di Sekolah.

Icha duduk Santai di depan meja Theo, sang kepala sekolah. Ada beberapa surat yang harus ia tanda tangani. Icha mengambil pulpen yang ada di meja Theo, dengan Berapa gerakan Icha mengembalikan kertas dan pulpen tersebut kepada Theo.

"Oke kita bakalan undang wali murid, tingkatkan keamanan tambahkan penjagaan" Ujar Icha.

"Bang, temenin gue keliling sekolah" titah Icha. Theo mengangguk setuju.

Icha dan Theo keluar dari ruangan Kepsek, di perjalanan Ia bertemu dengan Shila. Mereka bertiga berkeliling Sekolah, untuk memastikan persiapan untuk besok.

Saat mengelilingi sekolah Tiba tiba ia kebelet ingin buang Air, Icha segera mencari Toilet. Setelah selesai, Icha ingin lanjut mengelilingi Sekolah dengan Theo dan Shila. Karena bel Istirahat telah berbunyi, banyak Siswa dan Siswi yang berhamburan menuju kantin.

Dari jauh Icha dapat melihat raut wajah panik milik Shila dan Theo. Ponselnya bergetar, Icha mengecek Pesan yang masuk ke dalam ponselnya, sampai ia tak sadar dengan keadaan sekitarnya.

Ada sebuah pengumuman dari microfon. " perhatian untuk seluruh orang yang berada di sekolah dimohon mencari tempat yang aman, karena ada dua penjahat kejaran polisi menuju ke Arah Sekolah. Cepat!!"

Karena waktu yang menunjukan Istirahat, banyak yang langsung bubar. Banyak yang bertubrukan, hingga ada yang terjatuh. Icha masih saja fokus pada ponselnya. Sampai sebuah teriakan mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

" ICHA TARISHA AWAS !!!" icha menengok ke arah Arka. Yap Arka yang meneriaki namanya. Namun naas tiba tiba ada seseorang yang menariknya, hingga ponsel di tangannya terjatuh ke tanah.

Seorang tersebut menodongkan Pisau lipat pada Lehernya. Polisi tiba di sana langsung mengarahkan pistol ke Arahnya. Tentu saja icha sempat terkejut dengan serangan dadakan tersebut.

"TURUNKAN SENJATA KALIAN, ATAU KEDUA ANAK INI AKAN MATI DITANGAN KAMI" Ancam penjahat tersebut. dengan terpaksa Para polisi memasukan kembali senjata mereka.

Dilihatnya Tarisha yang mencoba melepaskan diri dari penjahat yang menodongkan Pistol ke Arah kepalanya.  Kemudian Icha melirik sekilas Penjahat yang mengunci pergerakanya.

"Om Jelek kok saya diginiin sih, emangnya saya ada salah sama kalian?" Tanya Icha polos, lebih tepatnya pura² polos.

"Kamu Cantik tapi gak punya Otak ya!" Sarkas Penjahat yang menodongkan senjata kepada Icha.

"makasih loh om udah bilang saya Cantik. Tapi bagi saya Om gak berhak bilang saya gak punya otak. Emangnya om udah pernah bedah kepala saya?" ujar Icha.

Siswa siswi lain tercengo melihat kejadian tersebut. Mungkin mereka semua berfikir, Orang normal akan memberontak bahkan berusaha melepaskan Diri seperti yang dilakukan Tarisha.

Namun berbanding terbalik dengan Tarisha. Icha malah sibuk bertanya ini itu kepada salah satu orang penjahat. Dan gobloknya lagi penjahat tersebut malah menjawabnya.

FeliciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang