6 | Ayah

1.6K 66 0
                                    

Aku tak ingin menyakiti diriku, demi keegoisan hati ku
-Felicia-

Kini Icha menatap dua orang guru Bk dan Kepala Sekolah FIS didepannya ini, Menunggu memang melelahkan itulah yg dirasakan nya sekarang, menunggu seseorang yang pernah menjadi bagian terpenting dihidupnya dulu ingat dulu!

Derap langkah kaki membuyarkan lamunannya, ia menoleh sekilas dan memasang wajah datarnya, ia sungguh kesal jika dihadapkan dengan keadaan seperti ini

"Selamat siang tuan dan nyonya Pratama" ujar guru tersebut yang bernama bu Febri, Samuel a.k.a tuan Pratama membalasnya dengan sedikit senyuman. " Bagaimana keadaan mu Risa?" tanya pak dendy, selain Guru matematika pak dendy adalah seorang guru Bk

"Seperti yang anda lihat, keadaan saya kurang baik, akibat perilaku kasar dia " tunjuknya tepat kearah Felicia

Ia membuang nafas gusarnya, jujur bukannya takut tapi ia hanya malas berurusan dengan seseorang dari masalalunya

"Silahkan duduk dulu" Risa, Samuel,dan Melinda duduk didepan Felicia, sedangkan kedua Guru BK tersebut duduk di sebelah Felicia, dan kepala sekolah duduk di bangku diantara kedua Sofa tersebut

"Mari kita bicarakan baik²" ujar bu Febri namun Melinda merasa tak terima dengan hal tersebut, "tidak bisa dong bu, anak ini sudah membuat anak saya terluka, saya yakin orang tua anak ini pasti tidak mengajarkan hal baik kepada anak ini, apa mungkin ayahnya seorang penipu dan ibunya seorang jalang? cihh" melinda berdecih, Icha merasa geram dengan perkataan wanita licik didepannya ini.

"siapa nama anak ini?" tanya Samuel, Icha menatap sinis ketiga orang didepannya ini "Felicia Joana Jones" mereka merasa familiar dengan marga tersebut, kemudian mereka saling pandang

"oh keluarga Jones, tapi setau saya keluarga jones memegang teguh kehormatan, lah dia?, Apa mungkin dia keturunan terburuk di keluarga tersebut? Kasihan sekali" ledek Melinda sungguh sekarang Icha benar benar kesal dengan kedua wanita ular tersebut

"Mah, cukup dengarkan penjelasan dia dulu" lerai Samuel, ia merasa tak tega dengan anak ini ntah lah perasaan dari mana ia merasa cukup dekat dengan anak ini

"Papah ngebela anak ini, papa gimana sih anak kita pah yang dilukain papa malahan ngebelain dia" ingin sekali Ica merobek mulut berbisa wanita ini, bahkan dirinya belum berbicara apa apa dirinya sudah dihina habis habisan, cukup sudah kesabaran ica kali ini

"Mah papah gak ngebelain dia, papa cuma beranggapan ada sebab pasti ada akibat, mangkannya papa nanya" ucap Samuel

"STOP sudah cukup anda hina saya dan keluarga saya, saya jelaskan saya bukan keturunan keluarga jones, saya hanya anak angkat disana, dari dulu saya sudah terpisah dengan keluarga kandung saya"

"Oh jadi lo anak pungut, kasian banget sihh " ejek Risa " lebih baik saya anak pungut, dari pada anda Anak haram yang kehadiran anda membuat kehancuran di keluarga tak berdosa, dan untuk anda nyonya Melinda apa anda bilang Bunda saya Jalang, bukannya anda sendiri dan anak anda yang jalang ya?" Icha menyunggingkan senyum sinis nya

"Jangan menuduh Istri dan Anak saya!" gertak Samuel, semua diam mendengarkan hal tersebut,  jujur hatinya teriris Ayah kandungnya lebih membela Anak dan Istri yang martabatnya sebagai Kakak dan Ibu tiri Icha sendiri

"Saya baru segitu melukai anak anda, bagaimana dengan anak anda yang membully murid disini hingga koma?"
Risa mendadak pucat pasi semuanya menoleh kearah Risa "Apa benar itu Risa?" dengan ragu Risa menggelengkan kepalanya "Ri..sa ga.k  per..nah ngela..kuin itu kok" elaknya

"Jangan mengelak Risa saya punya bukti untuk itu, apakah kalian mau lihat ?" tanya Icha "Lama banget sih, biar saya tunjukan saja" dia merasa sangat senang bisa menjatuhkan kedua wanita ular tersebut

FeliciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang