22 | Perasaan tak enak

1.5K 58 0
                                    


Sudah pukul sebelas malam. Mereka semua memutuskan untuk pulang. Icha pulang menggunakan mobilnya sendiri dan Juga tak mau merepotkan Dirga. Padahal sedari tadi Dirga memaksa Icha untuk pulang bersamanya. Namun, pada Akhirnya Dirga mengalah. Icha mengantarkan Felin pulang ke Mansion keluarga Pratama. Icha yang memaksa. Entahlah perasaan Icha tak enak.

Dimobil Felin asik menikmati Suasana Ibukota saat malam hari. Sedangkan Icha Fokus menyetir. Hanya ada alunan musik yang berasal dari Radio mobil. Mobil Icha berhenti di depan pagar kediaman pratama. Setelah Pamit Felin memasuki Kediaman tersebut. Icha mematikan mesin mobilnya. Perasaan tak enak menjalar dalam dirinya. Ia mengeluarkan Robot kecil berisi Camera yang langsung terhubung Ke Ponselnya. Robot tersebut mirip Drone dengan bentuk Nyamuk Kecil.

Icha mengambil Headseat nya. Ia memperhatikan Layar Ponselnya. Disana Felin berjalan menuju ke dalam Mansion. Baru saja masuk ia sudah dihadapkan Oleh Risa,Melinda, dan Samuel.

Felin menunduk dan berjalan melewati Orang² tersebut. Namun tangannya Dicekal oleh Melinda. "dasar gak tau sopan santun, Pulang larut sekali mau jadi apa kamu hah?"

"Apa lo Jadi Jalang" Tuduh Risa. Ia memanas manasi sang Ayah. Felin menyentak tangan Melinda. Melinda pura² kesakitan."Aduh Sakit" Drama Melinda. Samuel yang melihat tersebut mulai Emosi.

" Felin kamu apa²an hah? Tidak sopan sekali. Ayah tak pernah mengajari itu ke kamu!!" Bentak Samuel.

"Ayah memang gak pernah ngajarin Itu, bahkan ayah gak ada ngajarin Aku apa²" Icha masih memantaunya. Tangannya mengepal pertanda ia sudah mulai emosi.

"Dasar kamu anak gak tau diuntung! Udah dikasi makan, dikasih Tinggal disini, masih aja Bisa ngelawan. Siapa yang ngajarin kamu kaya gini hah! Udah berani ngelawan Sekarang!!" Bentak Melinda.

"Pah, Mah disekolah Felin sering banget bully aku sama temen²nya. Aku dijadiin bahan Tertawaan disana. Aku malu pah" Bohong Risa, ia mau Felin makin dimarah oleh Samuel.

"Bohong Yah, Felin gak pernah Bully Risa. Malahan Risa yang sering ngebully" Felin tak terima dikatakan seperti itu.

" Ayah Kecewa sama Kamu Felin, bisa bisanya kamu Bully Risa. Ayah tau kamu memang gak suka sama Risa dan Melinda tapi gak gini Caranya"

"Pah kemarin temen mama lihat Felin keluar Dari Club sama Om²" Ujar Melinda. Ia ingin Felin Dimarahi habis habisan oleh Samuel.

"Felin apa kamu jadi Jalang?!" tanya Samuel emosi.

"Tadi aku lihat Felin diantar sama mobil Mewah, pasti itu milik Om² yang diajak Felin main malam ini" Tuduh Risa.

"Jawab Ayah Felin, Kamu jadi Jalang?!!"

"JAWAB!!" felin hanya diam. Percuma ia menjawabnya pasti Ayahnya tak percaya.

Plak

Plak

Plak

'Kebas' itu yang Felin rasakan Pada pipinya, Tamparan keras Samuel membuat luka sobek di Sudut bibirnya. Ia menatap Ayahnya, perlahan Air matanya mulai meluncur tanpa diminta. Felin menangis.

"Ayah gak mau punya Anak Jalang seperti Kamu!, pergi kamu dari sini! Jangan pakai Nama Keluarga Pratama di Belakang Namamu, Ayah Gak sudi!!" Bentak Samuel. Felin merasakan sesak didadanya. Dulu ia pernah mendengar kalimat usiran untuk Felicia kakaknya.

"Pah, Suruh pihak sekolah Keluarkan dia dari FIS, aku gak mau dia semakin membully aku disana" Pinta Risa. Samuel mengangguk.

"Kemasi Barang barangmu dari sini!, dan Segera keluar dari rumah ini." Felin menuju ke Arah kamarnya. disana Ia melihat barang barangnya sudah dikemasi. Ia yakin Pengusiran ini sudah direncanakan oleh dua Ular tersebut.

Icha menggeram marah melihat adik kesayangan diperlakukan seperti itu. Ia segera menghidupkan mesin Mobilnya "Pak buka Gerbangnya!" Teriak Icha. Pak Bimo membuka gerbang tersebut. Pak Bimo sudah bekerja di kediaman Pratama dari Icha kecil. Tak heran ia sudah mengenal Icha. Bahkan Icha dulu sering Curhat kepada Pak Bimo dan Istrinya Bi Moli.

Icha memarkirkan mobilnya tepat di depan Pintu masuk Kediaman tersebut. Ia turun dari mobilnya. Kemudian membuka Pintu Kediaman tersebut. Ditatapnya Felin yang baru turun dari lantai atas. Terdapat juga Risa, Melinda dan Samuel yang menatapnya terkejut.

Prok

Prok

Prok

Icha Bertepuk tangan, Mereka semua menatap Icha Heran. "Dulu saya, sekarang adik saya, trus siapa lagi?" tanya Icha. Icha tersenyum sinis menatap Samuel ayahnya.

"Bahkan kau tuan, tak pernah mencari tahu kebenarannya sebelum memutuskan. Apakah ini Adil?" Tanya Icha.

"sudah Cukup kalian menyakiti adik saya. Selama ini saya diam saja melihat kalian memperlakukan adik saya seperti ini. Sudah cukup saya Diam. Tunggu pembalasan saya. Saya harap kalian gak akan menyesal di Kemudian hari." Peringat Icha.

"Apakah anda tidak pernah sadar kalau dua orang ini sedang memanfaatkan anda? Huh pasti tidak, mata anda sudah dibutakan oleh mereka berdua." Ujar Icha, Melinda dan Risa meneguk ludahnya kasar.

"Apa maksud kamu, saya tidak pernah memanfaatkan Mas Samuel. Saya tulus Cinta sama Dia. Bukannya Bunda kamu yang merebut suami saya. Sehingga terlahir kalian berdua!" sentak Melinda.

"Opah dan Omah menjodohkan Bunda dan Ayah saya karena mereka berdua tau kelakuan anda. Saat Bunda saya sudah menikah dengan Ayah Saya kamu datang dan mengaku hamil Anak ayah saya! Saya tau semuanya. Bunda saya bahkan merelakan perasaannya demi anak yang dikandung kamu. Bahkan kamu masih serakah dan membunuh Bunda saya di Depan mata saya sendiri!!"Ujar Icha dengan Nada yang semakin meninggi.

"Cukup anda Fitnah saya hiks saya tidak pernah melakukan Apa yang kamu Ucapkan. Jangan menuduh saya. Hiks hiks" Melinda menjalankan Dramanya. Ia berharap supaya Samuel merasa Kasihan terhadapnya.

"Jangan menuduh Istri saya!" Ujar Samuel tajam.

"Saya punya Bukti!, Bersiaplah saya Akan menyeret Kamu Ke Meja hijau!" Ujar Icha Sinis.

"Oh iya satu lagi Risa kamu Juga dimanfaatkan Oleh Ibu Kamu itu" Ujar Icha ke Risa. Ia terkejut, haruskah ia percaya atau tidak?

"Felin Cepat. Tempat ini untuk Iblis seperti mereka. Bukan untuk Kita" Ujar Icha penuh Penekanan.

mereka berdua menuju ke Arah mobil Icha. Icha dan Felin meninggalkan Mansion Pratama menuju Mansion milik Icha. Sesampainya di Mansion milik Icha Beberapa Maid membantu Felin membawa barang²nya ke Dalam kamar yang akan Ditempati Felin Kedepannya.

"Kak gue Tidur bareng lo ya" Pinta Felin, Icha mengangguk. Ia benar² sayang kepada Adiknya ini.

"Lo bersih² sana, Ntar lo ke kamar gue" ujar Icha. felin mengangguk menyetujui.

Icha membersihkan Tubuhnya sedikit Tadi ia sudah mandi. Tak lama kemudian ia merebahkan tubuhnya memainkan Ponselnya.

Dukk

"Awsh Sakit Bego, Kenapa ni Handphone nimpa wajah Gue sih Kan sakit" rintih Icha. Ia mengelus Wajahnya. Barusan ia tertimpa ponsel lagi dan mengenai Wajahnya.

"Haha kalau gak bisa main Hp Rebahan duduk aja kali. Udah sering gue lihat tu Hp nemplok ke muka Lo" Kekeh Icha. Memang itulah kecerobohannya. Ia sering tak benar memegang Ponsel.

"Sini lo tidur" Felin mendekat dan merebahkan diri disamping Icha. "Kak gue kangen Ayah yang dulu. Yang selalu Manjain kita dan buat kita Ketawa" Ujar Felin, Icha menarik Felin ke dalam Dekapannya.

"Gue juga, Secepatnya Kita akan buat sadar Ayah. Lo sabar ya" Ujar Icha meyakinkan Felin. Felin mengangguk, Icha mengelus puncak Kepala Adiknya dengan Sayang.

"Gue sayang lo Dek" Ucap Icha, "gue juga" Balas Felin. Mereka berdua terlelap memasuki alam mimpi mereka masing masing.

🍃 🍃 🍃

Hai Semua apa Kabar?
Baik kan?

Gimana Part Kali ini?

Jangan Lupa Vote dan Comen ya,

Santika.D
9 Juni 2020

FeliciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang