"Hmm sebenernya Alice adek gue" jawab Adrian.
"Hah? Lo serius? Lo ga pernah tuh cerita sama gue" ucap Malvin dengan kening berkerut.
"Sorry vin, gue ngelakuin semua ini buat jagain Alice" ucap Adrian.
"Aish lo bener-bener, terus kalo gue main ke rumah lo kok Alice gak pernah keliatan?" tanya Malvin.
"Dia emang jarang keluar" jawab Adrian sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Alice.
Malvin hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Oh iya sebenernya Alice gak semata-mata pingsan karna dia sakit, tapi dia juga di keroyok sama Elena" ucap Malvin yang membuat Adrian terdiam seketika.
"Si bangsat! Mereka lagi?" geram Adrian sambil mengepalkan tangannya.
"Tenang gue udah rekam semuanya buat bukti" ucap Malvin.
"Thanks vin" ucap Adrian.
Sementara di tempat lain Sean sedang berkumpul dengan teman-temannya di kantin karna Ryan mengajak mereka untuk bergabung dengan Layla.
Tapi Sean tidak menemukan keberadaan Alice sama sekali.
"Alice mana?" tanya Sean.
"Ke toilet" jawab Rachel.
"Kok lama?" tanya Sean.
"Mana gue tau, susulin aja kalo lo penasaran" ucap Vanessa kesal.
"Daritadi lo nanyain terus Alice, gak bosen lo?" tanya Aldric.
"Kan alesan gue kesini mau ketemu Alice gimana sih lo" ucap Sean.
"Iya iya santai dong" ucap Ryan.
"Daripada ribut mending kita bahas soal taruhan itu" ucap Deon.
Sean terkejut mendengar Deon yang tiba-tiba berbicara.
Sedangkan Aldric dan Ryan memandang satu sama lain sambil meringis karna Deon yang ember.
"Taruhan? Taruhan apa?" tanya Layla.
"Bukan apa-apa" jawab Sean sambil melotot ke arah Deon.
Sementara Deon hanya menampilkan ekspresi tak berdosa lalu mengangkat bahunya.
"Taruhan buat dapetin Alice?" tanya Rachel.
Semua orang yang ada disana terkejut bukan main, apalagi Sean dkk.
"Maksud lo?" tanya Vanessa.
"Gue gak sengaja denger kalian ngomongin tentang taruhan waktu di Villa Alice" jelas Rachel.
"Apa maksudnya hah?! Kalian jadiin Alice bahan taruhan?" ucap Layla meninggikan suaranya.
"Sstt! Jangan kenceng-kenceng beb, nanti orang bisa denger" ucap Ryan.
"Kok bisa? Kalian tega sama Alice?" tanya Layla dengan mata berkaca-kaca.
"Udah lah gak usah lebay, kita sebagai cowo taruhan cuma buat seneng-seneng aja, iya gak?" ucap Deon.
"Iya bener buat seru-seruan aja" ucap Ryan.
"Tapi gak gini caranya" lirih Layla.
"Udah gak usah dipikirin, lagian kita gak bakal nyakitin Alice" ucap Ryan.
"Perasaannya? Gimana perasaannya kalo dia tau cuma dijadiin bahan taruhan? Alice emang keliatan cuek, gak peduli, tapi dia juga punya hati" ucap Layla panjang lebar.
"Berisik banget sih! Udahlah biarin aja Sean dapetin Alice, dengan gitu gue bisa sama Darren" ucap Rachel sedikit membentak Layla.
Layla yang mendengar Rachel itu hanya melongo menatap Rachel dengan tatapan tidak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Princess
Novela JuvenilHighest Rank #1 in Feels (10072020) #1 in Iceprincess (08022023) #6 in coldgirl (24072020) #23 in Icegirl (05072020) Cerita ini akan di remake, stay tune ya<3 Terima kasih udah mendukung dan membaca karya author, sayang kalian banyak-banyak😚 NOTE :...