36

136 4 0
                                    


Air matanya lolos begitu saja saat ia keluar dari sana.

Darren yang melihat itu langsung bergegas menyusul Rachel.

"Rachel!" panggil Darren sambil memegang tangan Rachel.

"APA?!" teriak Rachel dengan air mata yang tidak bisa ia tahan lagi.

"Lo kenapa sih? Alice salah apa sama lo sampe lo kaya gini hah?!" tanya Darren.

"Salah apa Lo bilang? Gue udah bilang sama dia kalo gue suka sama lo dan minta dia buat bantuin gue tapi apa yang gue dapet? Lo suka sama Alice dan dia malah akting kaya orang BEGO dengan pura-pura gak tau!" ucap Rachel dengan emosi menepis tangan Darren.

Darren menatap Rachel tidak percaya.

"Serius chel? Pantes aja Minggu kemarin Alice jauhin gue ternyata ini alesannya, dan sejak kapan perasaan gue jadi tanggung jawab Alice hah? It doesn't make sense" jelas Darren.

"Darren cukup!" Ucap Vanessa.

Dari tadi Vanessa hanya memperhatikan dari jauh sampai akhirnya memutuskan untuk menghampiri mereka.

"Lo gapapa?" tanya Vanessa sambil merangkul Rachel.

Rachel hanya diam merenungkan penjelasan Darren sambil menahan isak tangisnya.

"Terus salah gue gitu kalo gue suka sama lo?" tanya Rachel.

"Perasaan lo ga salah, tapi cara lo yang salah chel .. Dengan sudut pandang lo yang membuat lo berpikir kalo Alice ngehalangin lo itu salah besar, kalo emang gue suka sama lo mau gimana orang lain ngehalangin gue tetep suka sama lo dan sebaliknya mau segimanapun lo berusaha kalo gue gak suka lo bisa apa, gue perjelas aja gue .. gak ada rasa sama lo, sorry" jawab Darren panjang lebar.

Setelah itu Darren pergi meninggalkan mereka.

Tangisan Rachel pecah saat Darren meninggalkannya, hatinya terlalu sakit menerima kenyataan bahwa Darren tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Keluarin aja semuanya chel, tenang ada gue disini" ucap Vanessa sambil memeluk Rachel dengan erat.

"Kenapa sih harus Alice? Andai orang yang Darren suka orang lain hati gue gak bakal sesakit ini ca" ucap Rachel di sela tangisnya.

"Shhh udah tenangin diri lo sendiri jangan mikirin yang lain dulu, kita balik ke tenda aja oke?" Vanessa membawa Rachel kembali ke tenda mereka untuk menenangkannya.

Sementara di tempat lain, Layla menemani Alice yang baru pulih dari sesak nafasnya.

"La, gue ada salah ya sama Rachel? Apa gue nyusahin kalian? " tanya Alice.

"Kok ngomong gitu sih Al, lo gak nyusahin sama sekali tapi soal kejadian tadi gue juga gak tau kenapa Rachel tiba-tiba bilang gitu" jelas Layla.

"Al ada yang kerasa sakit ga?" tanya Darren.

"Ngga kok, gue baik-baik aja" ucap Alice.

"La, mending lo balik aja ke tenda biar gue yang jaga Alice lo pasti ngantuk" ucap Darren kepada Layla.

"Emm gapapa nih? Yaudah deh nanti besok pagi gue kesini lagi ya Al" ucap Layla.

"Iya la makasih ya, sorry udah ngerepotin" Alice tersenyum kepada Layla.

"Elahhh kek ke siapa aja lo, yaudah gue balik kalo gitu ya .. Awas lo jagain yang bener temen gue" ucap Layla sambil menunjuk kepada Darren.

"Gak usah lo suruh juga gue pasti jagain kali, udah ah sana pergi lo" ucap Darren sambil mengibaskan tangannya untuk mengusir Layla.

"Bye Al, kalo dia macem-macem call gue aja" ucap Layla lalu berlari sebelum Darren membalasnya.

"Hahaha iya bye hati-hati" teriak Alice.

"Etdah tu bocah bikin gue kesel aja" gerutu Darren.

"Gitu aja marah lo, cepet tua ntar" balas Alice.

"Gak apa-apa asal menua bersamamu" ucap Darren.

Alice menatap jijik ke arah Darren.

"Jijik ya? Sama gue juga merinding sama ucapan gue sendiri hahaha" Darren pun tertawa.

"Banget anjir haha iwh sejak kapan lo menjijikan kek gini hah?" tanya Alice di sela tawanya.

"Sejak bertemu dengan mu hahahaha" jawab Darren sambil tertawa lepas.

"Udah stop muntah gue nanti ah hahaha" Alice tertawa kecil melihat tingkah Darren.

"Yaudah sorry sorry" ucap Darren yang berhenti tertawa.

"Lo pasti cape, tidur sana" perintah Alice.

"Cie lo khawatir ya sama gue?" tanya Darren dengan wajah geernya.

"Gak usah geer gue cuma gak mau kalo besok lo gak ada tenaga buat gue babuin" jawab Alice datar.

"Anjir lo mah ah gak asik" ucap Darren.

"Hahaha canda anjir, serius amat hidup lo" balas Alice sambil tertawa.

"Yaudah sekarang lo istirahat biar cepet pulih" ucap Darren.

"Lo gimana?" tanya Alice.

"Nanti kalo ngantuk juga gue tidur, udah cepetan tidur" jawab Darren.

"Iya iya bawel bener deh" ucap Alice sambil mencoba untuk tertidur.

Beberapa saat kemudian Alice pun tertidur lelap, Darren yang melihat itu langsung pergi sedikit menjauh dari Alice.

Darren memainkan hpnya lalu menelpon seseorang.

"Halo om, maaf Darren mengganggu waktu istirahatnya om soalnya ini urgent banget,  jadi gini tadi Alice sempet kambuh la-"

"Kambuh?! Terus gimana sekarang keadaannya?"

"Iya om tapi sekarang Alice baik-baik aja kok tenang aja, lagi tidur anaknya" ucap Darren.

"Syukurlah kalo gitu, tolong kirim lokasi kemahnya ya Darren besok saya jemput Alice"

"Iya om lokasinya udah Darren kirim, nanti soal izin biar Darren yang urus" ucap Darren.

"Baiklah, terimakasih banyak Darren"

"Iya om sama-sama, selamat beristirahat om" ucap Darren lalu menutup telponnya.





.

.

.

.

.

.

Hai apa kabar?

I miss you guys so much🥺

Semoga kalian dalam keadaan baik-baik saja dan selalu bahagia ya!

Perjalanan kita masih panjang, mari berjuang bersama🔥

Jangan lupa mampir di cerita oneshot terbaru author berjudul "Manusia Setengah Ragu"

Mohon dukungannya ya teman-teman 🖤

Dan Selamat Hari Raya Idul Adha✨

[Sabtu, 09 Juli 2022]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang