"Kalo gue menang jauhin gue" ucap Alice.
DEG
Jantung Sean berdebar sangat kencang, menjauhi Alice? Tidak Sean yakin ia tidak sanggup, bukan takut kalah taruhan tapi karena Sean tulus mencintai Alice dari hatinya.
"Gak ada pilihan yang lain Al?" tanya Sean dengan raut wajah khawatir.
"Gak" ucap Alice datar.
Entah mengapa Sean menyesal menantang Alice walaupun pertandingannya belum di mulai Sean masih tetap khawatir, ia mengakui bahwa dirinya jago main game tapi bagaimana jika ia kalah? Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya.
"Jadi wasit bang" ucap Alice kepada Adrian yang dibalas acungan jempol oleh Adrian.
Setelah itu mereka mulai bermain, saat di tengah pertandingan skor Alice melebihi Sean dan itu sukses membuat Sean takut setengah mati, tapi entah mengapa saat ini takdir berpihak kepada Sean, listrik di rumah Alice tiba-tiba padam.
"Lah mati lampu" ucap Alice sambil menyalakan senter di handphonenya.
"Gimana hasil pertandingannya?" tanya Sean dengan jantung yang berdebar-debar.
"Karena belum selesai anggap aja seimbang" ucap Adrian.
"Tapi bang skor Alice kan tadi lebih besar?" protes Alice.
"Eh siapa yang jadi wasit?" tanya Adrian sambil mengarahkan senter kepada Alice.
"Semerdeka lo aja bang" ucap Alice.
"Wah mama bilang di rumah gue juga mati lampu" ucap Darren yang sedang memainkan handphonenya.
"Yaiyalah rumah lo kan sekomplek sama kita pasti sama lah nyet" ucap Adrian sambil menoyor kepala Darren.
"Anjir sakit bang tai lo" ucap Darren sambil mengusap kepalanya.
"Rumah lo di deket sini?" tanya Sean kepada Darren.
"Kenapa nanyain rumah gue? Mau ngapelin gue?" tanya Darren.
"Najis, gue masih normal" ucap Sean.
"Mendingan lo pulang udah malem" ucap Alice.
"Eh iya, gue pulang dulu ya" ucap Sean sambil beranjak dari duduknya.
"Sono aja balik" ucap Adrian sambil memakan cemilannya.
"Ya hati-hati dijalan nanti lo di rampok lagi Alice gak bakal selalu ada buat lo" ucap Darren sambil memainkan handphonenya.
"Darren sialan" ucap Sean.
"Gue anter" ucap Alice yang berjalan mendahului Sean.
Sean dan Alice pun berjalan sampe depan gerbang dan Sean bukannya menaiki motornya, tapi ia menatap Alice dengan ekspresi yang sulit di artikan.
"Ngapain lo liatin gue-"
Ucapan Alice terpotong karena Sean tiba-tiba menarik Alice dan memeluknya erat, Alice hanya bisa terdiam di tempatnya.
"Jangan bikin gue khawatir" ucap Sean lirih.
"Orgil lo kenapa?" tanya Alice.
"Enak aja cogan kek gue dibilang orgil, gue punya nama dan nama gue SEAN ATLANTA" ucap Sean sambil memeluk Alice.
"Lepasin" ucap Alice datar, ia tidak mau jatuh dalam kenyamanan yang diberikan Sean.
Sean mengurai pelukannya dan memegang tangan Alice yang luka lalu meniupnya setelah itu Sean mencium telapak tangan Alice yang luka.
"Bentar lagi lukanya sembuh" ucap Sean sambil tersenyum.
"Yaiyalah udah gue obatin tadi" ucap Alice datar, tapi jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Princess
Novela JuvenilHighest Rank #1 in Feels (10072020) #1 in Iceprincess (08022023) #6 in coldgirl (24072020) #23 in Icegirl (05072020) Cerita ini akan di remake, stay tune ya<3 Terima kasih udah mendukung dan membaca karya author, sayang kalian banyak-banyak😚 NOTE :...