Mars dan Aura hening, menatap kaku. Mereka saling berpandangan, mars hampir terbawa suasana dan nyaris mencium Aura
Tiba-tiba suara bel memecahkan suasana
Tingg...tong....
"Biar saya yang buka" kata Mars salting
"Oh iyaa o..okey" kata Aura sambil menghela nafas"Huffttt... kenapa berdebar" kata Aura sambil memegang dadanya
Mars membukakan pintu,dan mendapati Roland. Mars masih sedikit canggung. Roland memandang Mars keheranan
"E..ee...temannya Aura?" tanya Mars sambil menunjuk Roland
"Emmm... yaaa... Aura ada" kata Roland sambil mengaruk garuk kepala
Mars mengangguk dan mengajak Roland masuk ke dalam
"Roland!" kata Aura keheranan
Tiba-tiba ponsel Mars berdering dan dia berpamitan mengangkat telpon
Roland mendekati Aura di sofa dan langsung mengintrogasinya
"Ini pasti ulahmu kan" kata Roland kesal
"Maksudmu" tanya Aura bingung
Roland menceritakan sambil berbisik, Mars agak mengintip dan penasaran kenapa Roland begitu dekat dengan Aura
"Kaaaa... kaka dengar aku kannn. Kaaaa kenapa diam" tanya Venus di telepon
"Iya kaka dengar, kenapa suaramu seperti habis menangis. Apa papa menyakitimu" tanya Mars cemas
"Bukan aku tapi mama ka. Please ka pulang sekarang. Aku butuh kaka" kata Venus dengan suara goyah
"Ok.." kata Mars sambil menutup telpon
Roland yang kesal karena mengetahui kalau Aura penyebab kegagalannya kencan dengan Rain,tak sengaja menendang kaki Aura yang sakit
"Auuuuwww!!" Teriak Aura kesakitan
"Ya ampun cuma ditendang dikit, lebay banget sih miss halu" kata Roland sambil memegang kepala Aura
"Gak liat apa kakiku diperban, aku habis jatuh tauk" kata Aura menjelaskan
Roland mencoba melihat kondisi kaki aura.
"Ya maaf aku pikir cuma sakit biasa. Kok bisa kamu jatuh. Siapa yang menyelakaimu" tanya Roland dengan suara lirih sambil memegang kaki Aura
"Sakit gakk" kata Roland sambil sedikit memijit kaki Aura
Mars masuk dan melihat roland sedang jongkok dan memijat kaki aura. Dengan muka setengah kesal Mars berinisiatif pamit
"Ehmmm..mm" kata Mars sambil agak sedikit pura pura batuk
"Pak Mars" kata Aura kaget
Roland melepaskan kaki Aura tiba tiba dan Aura menjerit kesakitan. Mars dengan kalem menghampiri Aura untuk berpamitan. Mars memberikan spinner itu ke tangan Aura.
"Besok sebaiknya kamu istirahat saja. Saya pulang dulu" kata Mars langsung pergi
Aura terdiam sejenak dan tersadar ada spinner ditangannya
"Hahhh... sista kembali" kata Aura sambil memandangi spinnernya kegirangan
"Astagaa.... pak mars. Yah dia main pergi aja" kata Aura lirih
"Terimakaasiiiii Pak Mars" teriak Aura
"Romantis juga ya bos barumu" kata Roland menyindir
Aura menoyor kepala Roland saking kesalnya
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK KOMA
RandomBagaimana jika tujuan menjadi detektif hanyalah untuk membalas dendam masa lalu. Bagaimana pula Aura harus berhadapan dengan cinta dan profesinya? Mengisahkan Aura gadis lulusan Murdoch University Jurusan Psikologi kriminal datang kembali ke Indones...