CHAPTER 22 - Ciuman Paksaan

111 6 0
                                    

Rain tercengang melihat Mars tergeletak didekat piano. Sementara dalam kondisi pintu terkunci, Rain pun meminta bantuan tetangga sebelah untuk mendobrak pintu

"Tolong ya pak...cepat pak...cepat" kata Rain panik

"Iya sabar non" kata Bapak yang mendobrak pintu

"Mars bertahanlah" kata Rain dalam hati sambil memandang dari jendela

Jayden mengajak Aura ke apartementnya

"Kenapa kesini?" tanya Aura bingung

"Masi bertanya?" jawab Jayden sinis

"Maksudmu" kata Aura mengulang pertanyaanya

"Aku tidak ingin kamu menangis terus" jawab Jayden singkat

Aura masih kebingungan dengan kata kata Jayden

"Jayden selalu tau apa perasaanku bahkan sebelum aku mengatakannya"kata Aura dalam hati sambil bengong menatap Jayden

"Ganti bajumu, aku tunggu di tempat gym" kata Jayden sambil melempar kaos ke muka Aura

Jayden menantang Aura untuk muathai di gym tempat apartment Jayden. Aura melampiaskan amarahnya dengan melakukan pukulan berkali kali. Hingga ia lepas kotrol dan memukul Jayden hingga terjatuh

"Maaaff...." kata Aura sambil mengulurkan tangannya

"Its oke. Apa kamu sudah lebih baikan putri kaktus" tanya Jayden sambil sedikit tertawa

"Sepertinya" celetuk Aura

"Kita ngobrol sambil minum coklat panas?" ajak Jayden

"Ok" kata Aura sambil menepuk bahu Jayden

Rain membaringkan Mars, terlihat kecemasan diwajahnya

"Haloo Claris batalkan smua meeting besok, nanti saya kabari kapan akan rescedule. Kalau mendesak, biar pak Hadi yang handle semuanya" telpon Rain

"Baik bu" jawab Claris

"Marss sebenarnya apa yang terjadi padamu, aku merasa bersalah karena aku tidak ada saat kamu depresi seperti ini" kata Rain sambil memandangi Mars

Dipeganginya tangan Mars erat erat dan diciuminya, ditatapnya Mars dalam dalam. Rain kemudian berusaha menelpon dokter, sesaat Mars tersadar dan mengagetkan Rain

"Jangan telpon siapapun" kata Mars lirih

"Ha?" Jawab Rain bingung

"Temani saja aku disini" kata Mars terbata bata

"Tapi kamu butuh diobati mars" kata Rain sambil memengang kening Mars

Mars memegang tangan Rain dan memandangnya, dia tak dapat berkata karna kondisinya yang menggigil

"Ok! aku gak akan panggil siapapun. Tapi biarkan aku mengkompresmu. Kamu demam" kata Rain sedih

Aura menegak secangkir coklat panas dengan tatapan kosong. Separuh pikirannya tertuju pada Mars

"Jeyyy....." teriak Aura kesal karena Jayden tiba tiba memasukkan marshmellow dimulut Aura

"Sudah kuduga pikiranmu tidak disini" kata Jayden culas

"Tidak kok aku sedang merasakan betapa enaknya coklat ini" kata Aura sambil tersenyum kecut

"Aura listen to me...Keep your face to the sunshine and you cannot see a shadow" kata Jayden tegas

"Shadow?" Kata Aura sambil menggaruk kepalanya

Jayden menopang dagunya dan menatap Aura. Ditengah kalutnya pikiran Aura, dia tersadar bahwa ia tidak seharusnya mengalami perasaan ini, melainkan fokus pada tujuannya untuk mencari pelaku pembunuh ibunya

TITIK KOMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang