CHAPTER 18 - Lebih Lama Berdua

54 4 0
                                    

Aura menahan langkah Mars yang beranjak berdiri. Sorot mata Aura melemahkan Mars yang tiba tiba diam membisu. Aura tak sanggup menahan hasratnya lagi. Suara lirih dari kecup demi kecup, dua bibir beradu membuat keduanya terbawa suasana. Aura mendorong Mars menuju kamar dan Mars tak mampu menolaknya

Dijatuhkannya Mars ke tempat tidur, diusapnya kening Mars sambil terus memandanginya dalam dalam. Mars yang terbaring pun tak berhenti menatap Aura.

Seketika Aura ingin mencopot kancing baju Mars perlahan. Mars menyeka rambut Aura dengan penuh kelembutan. Belum sampai semua kancing terbuka, Aura yang mabuk berat tiba-tiba pingsan dan jatuh tepat di dada Mars

Mars yang setengah sadar merasa kepalanya pusing. Dia coba mengoyangkan kepalanya dan menyadari kepala Aura jatuh di dada Mars

"Astagaaa!" kata Mars dengan pandangan sedikit kabur

Mars membopong Aura dan merebahkanya di kasur dan menyelimutinya. Saat hendak mau meninggalkan kamar, Mars yang baru melangkah tak kuat karna sedikit sempoyongan akhirnya jatuh dan tertidur diatas tubuh Aura

Jayden masih sibuk mencari file sampai ia menemukan dua file yang dicarinya

"Jayden kau dimana?" teriak Lolita

"Sebaiknya aku foto tiga file ini" kata Jayden dalam hati sambil panik

"Jayden kemana aja sih?" teriak Lolita kesal sambil melihat jam

"Aku tadi.. tadi membeli minuman" ucap Jayden gelagapan

"Ayo kita pulang, aku harus melaporkan ke mama" kata Lolita sambil menujukan berkas

Roland kehilangan jejak Rain saat membuntutinya menemui seseorang di desa yang lumayan terpencil.

"Ajeng sakit ka,kapan kaka akan pulang kerumah" tulis Rara adik Roland yang pertama

Roland terus memandangi pesan sms dari Rara adiknya, pikirannya bercabang. Dia ingin pulang tapi dia juga mengkhawatirkan Rain.

Dari lorong hotel, Rain meminta asistennya untuk tidak mengantarnya sampai kamar

"Apa ibu baik baik saja" tanya Claris

"Ya" kata Rain sambil memerintahkan asistennya pergi

"Aku harus bersembunyi supaya Rain tidak melihatku disini" kata Roland panik dan langsung bersembunyi di samping dinding

Roland melihat Rain berjalan dengan langkah gontai. Rain menghentikan langkahnya dan mengambil obat penenang dari tasnya. Sesekali Rain memegangi kepalanya. Roland yang melihat berusaha mendekat,dia memasang maskernya dan memakai jaket kapuchongnya.

Rain yang ingin membuka pintu hotel tiba tiga jatuh pingsan. Untung Roland tepat waktu menangkapnya

"Hhh..Rain" ucap Roland kaget

Roland membopong Rain dan membawanya masuk kekamar dan membaringkannya di kasur. Dipegangnya kening Rain

"Panas sekali, sepertinya dia demam" kata Roland lirih

Pikirannya tertuju pada toilet. Roland mengambil handuk kecil dan menuangkan air dingin di mangkuk dan mulai mengompres Rain.

"Kalau tertidur seperti ini dia benar benar seperti malaikat. Tapi ketika ia membuka matanya dia seperti iblis cantik hahaha" kata Roland sambil mengompres Rain perlahan

Roland menyeka rambut Rain, pandangan matanya nyaris tak berkedip menatap Rain dalam dalam

"Sejak kapan seorang Roland mempunyai perasaan seperti, perasaan nyaman, sungguh sungguh nyaman" kata Roland yang memegang tangan rain

TITIK KOMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang