CHAPTER 32 - Pernikahan Paksa

141 5 0
                                    

Aura menyeruput kopi hangat. Seketika dia teringat waktu Mars menyentuh pipinya saat menangis di jeruji penjara

FLASHBACK

Aura kecil sedang menangis karena tersandung batu

"Acha kenapaaaa?" kata Mars kecil panik sambil membantu Aura berdiri

Aura kecil terus menangis dan tidak berkata satupatah pun. Mars berusaha menyeka air mata Aura dengan kedua tangannya dengan gerakan keatas kebawah

"Conan aneh" celetuk Aura kecil

"Nah gitu dong ngomong! kirain Acha giginya juga kesandung sampai gak bisa ngomong" ucap Mars kecil

"Hahhahahah Conan biar apa hapus air matanya dari atas kebawah bukan dari kanan ke kiri" tanya Aura

"Biar Acha bisa slalu ingat Conan" ucap Mars kecil

Aura tersadar dari ingatan masa kecilnya

"Mars melakukan hal yang sama seperti yang Conan pernah lakukan padaku dulu. Apa mungkin dia? Kenapa dia selalu mengingatkan aku pada Conan" ucap Aura sambil mengacak acak rambutnya

ESOK PAGINYA

Sipir penjara menyambangi sel mars, dibukanya dan dilepaskan borgol Mars

"Kamu bebas" ucap sipir penjara

"Apa ada yang menjamin saya?" tanya Mars

"Bukan" jawab sipir penjara

"Jadi?" tanya Mars lagi

"Pembunuh aslinya sudah menyerahkan diri!" jelas sipir penjara

Arina datang menjemput Mars dan meminta Mars bicara empat mata dengannya. Mars terlihat syok dengan permintaan Arina. Sampai arina tak kuasa berlutut dihadapan Mars sambil terus menangis. Lagi lagi Mars harus mengalah dengan keadaan karena sekarang Wijaya sudah tiada, dia tidak ingin keluarga satu satunya yang dimiliki juga pergi.

"Sekarang antar aku ke makam papa" ucap Mars dingin

3 HARI KEMUDIAN

Julian makin diliputi rasa bersalah,dia benar benar khawatir dengan kondisi Venus. Diberanikannya datang ke Jakarta. Venus yang masih kesal dengan keputusan Mars, terus mencari tau bukti bukti yang lebih detail soal kebebasan Mars dari penjara yang tidak masuk akal

"Gelang ini sepertinya aku pernah melihat tapi dimana ya" ucap Venus sambil melihat gambar gelang yang diberikan pengacaranya lewat pesan gambar beberapa waktu lalu

FLASHBACK DI TAMAN

Venus menarik tangan Julian, dilihatnya gelang dengan simbol kompas ditengahnya

"Aku pamit, aku gak tau apa kita bisa bertemu lagi atau gak" ucap Julian

FLASHBACK DANAU

Julian yang terburu buru pergi dari kejaran orang tak sengaja menabrak Venus, pisau Julian pun jatuh

"Kenapa di pisau ini ada darahnya,orang itu bukannya yang kemarin..." ucap Venus memegang pisau yang penuh darah

Venus tersadar dari ingatannya, matanya terbelalak kaget. Dia menarik nafas panjang. Seketika dia berlari ke danau tempat ia biasa bertemu dengan Julian

"Aaaaaaa...aku benciiii" teriak Venus

Julian menepuk bahu venus dari belakang. Venus jelas sangat syok. Dilihatnya julian penuh amarah dan ditamparnya dengan sangat kencang. Julian merintih kesakitan sambil memegang pipinya. Dia memberanikan diri perlahan maju mendekati Venus

"Jangan mendekat" teriak Venus ketakutan

Julian perlahan membuka maskernya dan mengambil handphonenya. Dia menekan panggilan ke kantor polisi dan memberikan telepon itu pada Venus

TITIK KOMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang