Aura terjepit di antara tembok dan tubuh Mars. Aura melihat wajah Mars penuh terpesona.
"Kenapa Mars terlihat tampan jika sedang memejamkan mata seperti ini" kata Aura dalam hati sambil memandang Mars
Tak beberapa saat lampu hidup. Mars membuka matanya dan kaget mendapati Aura ada dihadapannya
"Kamu?" kata Mars sambil mundur
"Pak mars" kata Aura sambil menunduk ketakutan
"Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Mars sambil memandang aura kebingungan
Aura terlihat tegang dan membisu. Aura kebingungan harus memberi alasan apa
"Ee... ada baiknya pak Mars ganti baju dulu, baru saya jelaskan kenapa saya menyusul kesini" kata Aura dengan nada sedikit gagap
Mars memandang Aura penuh kecurigaan namun sekaligus mengiyakan perintah Aura
"Baiklah" kata Mars sambil berjalan menuju kamar
Mars menyuruh Aura menunggu di balkon hotel sembari ia ke toilet untuk berganti baju
"Berpikir Aura berpikir" kata Aura sambil duduk dan memainkan spinnernya
"Kenapa aku sama sekali tidak ada ide untuk memberi alasan Mars" lanjut Aura sambil memegang kepalanya
"Aku benar benar terjebak dalam situasi yang sulit huft" kata Aura dalam hati
Aura yang sudah habis akal memilih kabur dari kamar Mars. Dengan mengendap endap Aura berusaha keluar. Tapi sialnya Mars sudah keluar dari kamar mandi. Mars menghadang langkah aura keluar pintu
"Kamu mau kabur?" ucap Mars cepat
"Oh itu..enggak kok..sayaaa..." kata Aura gugup sambil celingukan
Mata Aura tertuju pada kitchen set
"Sayaa.. mauu..." ucap Aura sambil berpikir
Mars melirik penuh kecurigaan dengan sikap Aura yang aneh
"Mau buat teh pakk! Pak Mars pasti masih kedinginan kan? Secangkir teh bisa menghangatkan tubuh. Benar kan!" Kata Aura cepat
"Tapi pantry disebelah sana" kata Mars sambil menunjuk pantri yang berada di belakang Aura
"Iya saya mau buang sampah dulu pak. Jadi saya kearah sini" kata Aura memberi alasan
Mars kembali memandang Aura penuh kecurigaan
"Kenapa pak Mars masih saja curiga pada saya setelah apa yang saya lakukan pada bapak tadi" kata Aura kesal
Mars terdiam dan menatap Aura dengan teduh. Mars tersadar Aura sudah membantunya dari kejadian di kolam renang.
"Baik saya tunggu di balcon" kata Mars lembut
Aura mengelus dadanya dan merasa lega. Ia terpaksa ke pantry untuk membuat teh.
Tommy yang melihat Lolita masuk kerumahnya langsung berpikir cepat untuk mencari tau lebih banyak info tentang kasus pembunuhan Joyoseputro. Kasus pembunuhan satu keluarga yang menyisakan satu korban selamat Lilian Joyoseputro. Lilian dikenal akrab dengan Lolita. Itu sebabnya Tommy sangat penasaran mengorek informasi dari Lolita. Tommy menuju pintu gerbang rumah Loli,dia terheran karena satpam langsung menyuruhnya masuk tanpa bertanya dulu
"Sebentar saya panggil Nona Loli dulu. Tunggu disini!" kata satpam sambil menyilahkan Tommy duduk
"Tapii?" kata Tommy kebingungan
"Ini sebenernya ada apa sih! Kenal aja nggaak... buat janji juga nggak.. kenapa disuru nunggu disini. Apa jangan-jangan Lolita udah tahu siapa aku sebenarnya" kata Tommy kebingungan sambil menggaruk garuk kepala
![](https://img.wattpad.com/cover/230356209-288-k758166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK KOMA
De TodoBagaimana jika tujuan menjadi detektif hanyalah untuk membalas dendam masa lalu. Bagaimana pula Aura harus berhadapan dengan cinta dan profesinya? Mengisahkan Aura gadis lulusan Murdoch University Jurusan Psikologi kriminal datang kembali ke Indones...