CHAPTER 10 - Butuh Bantuan

78 4 0
                                    

Mars mendekati meja kerja aura dengan muka yang serius. Mars memerintahkan aura untuk tidak masuk kerja

"Lusa kamu tidak perlu masuk kantor" perintah Mars

"Memang kenapa pak" tanya Aura

"Saya ada meeting di Bandung" jawab Mars

"Bapak yakin tidak membutuhkan bantuan saya" kata Aura menawarkan

"Untuk saat ini tidak perlu. Kamu bisa libur besok" ucap Mars tegas

"Baiklah" kata Aura cuek

Venus menepati janjinya bertemu dengan julian di danau. Julian nampak asik melempar batu ke air, sambil menunggu Venus. Tiba tiba Venus melempar kepala Julian dengan tas

"Hey si mulut bau" celetuk Venus

"Hey nona baik hati kau sudah datang" kata Julian kegirangan

"Wait apa kau bilang barusan? mulutku bau?" lanjut Julian

"Yaaa memang mulutmu bau karena kulihat kau tidak pernah mencopot maskermu" kata Venus dengan nada mengejek

Venus mendekati wajah Julian dan menatap penuh penasaran

"Atau jangan jangan mulutmu korengan ya hahahhahaha" kata Venus sambil terbahak bahak

"Aisshhh" ucap Julian kesal

"Ternyata jika sedang menyebalkan seperti ini, dia terlihat begitu cantik" kata Julian dalam hati sambil menatap Venus

"Kenapa kau menatapku seperti itu" kata Venus mulai salting dan langsung memalingkan muka

"Terimakasih karena kau sudah mau menepati janjimu untuk datang kesini" kata Julian lirih

"Tidak usah basa basi. Apa yang ingin kau tanyakan" kata Venus jutek

"Bagaimana kondisi nenek? Aku belum sempat kesana" tanya Julian

"Nenekmu baik baik saja, tapi beberapa kali dia sering menyangka aku cucunya. Ada baiknya kau menjenguk nenekmu. Mungkin dia sangat merindukanmu" kata Venus sambil melirik Julian

"Tidak bisa sekarang" jawab Julian singkat

"Kenapa?" tanya Venus penasaran

"Ya kubilang tidak bisa sekarang ya tidak bisa. Kenapa harus pake alasan" kata Julian ngeyel

"Ini tidak masuk akal. Kau bisa menemui aku sekarang. Tapi kau tidak bisa menjenguk nenekmu" kata Venus sambil menepuk kepala Julian

Julian hanya terdiam dia kemudian berdiri dan memukulkan tangannya ke pohon. Venuspun kaget

Mars menunggu seseorang untuk meeting di cafe Zizop. Rain yang kebetulan ada disitu merasa kegirangan melihat Mars. Rain menghampiri Mars dan tak sadar menyenggol pelayan yang sedang membawakan Mars frapucino. Mars mengernyitkan dahi karena jamnya basah terkena tumpahan kopi

"Gimana sihh kamu becus gak bawa kopi jadi basahh kan jam pacar saya" bentak Rain pada pelayan

"Maaf pak" kata pelayan ketakutan dan tertunduk lesu

"Sudah sudah Rain ini cuma masalah sepele" kata Mars menyela pembicaraan Rain

Rain masih saja memarahi pelayan itu sambil menunjuk nunjuk muka pelayan itu.

"Rain cukup" bentak Mars

Mars pergi dari cafe zizop, tapi Rain mengejarnya sambil menyodorkan tisu. Namun Mars mengacuhkannya dan mempercepat langkah kakinya menuju kantor

"Lagi lagi kau mengacuhkanku" kata Rain dalam hati sambil membuang tisu dan mengepalkan tangannya karna kesal

Mars yang tiba tiba masuk ruang kantornya membuat Aura kaget. Mars mencopot jamnya dan bergegas kembali ke cafe Zizop

TITIK KOMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang