GALANG-9

478 26 0
                                    

"shhh engg.. Aduh kenapa sakit banget sih." erangan Putri membuat seisi ruang melihatnya.

"mana yang sakit bilang sama bunda, yang sebelah mana?" tanya Rina sembari memencet tombol merah didekat ranjang rumah sakit agar dokter memeriksa Putri.

"kepala Putri sakit bun." adu Putri.

"kamu tunggu bentar ya habis ini dokter."

Tak butuh waktu lama dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Putri.

"saudari Putri sudah tidak apa-apa, dan dia hanya butuh kurang lebih 1 bulan mengikuti terapi untuk bisa berjalan lagi. Kalau begitu saya pamit dulu.. Mari."

Putri yang mendengar itu menatap keluarganya satu persatu.

"sekarang Putri cacat ya?Putri ga bisa jalan ya? " tanyanya dengan mata berkaca-kaca.

"engga sayang, nanti setelah 2 minggu kamu bisa jalan lagi kok." ucap Rina menangkan Putri.

"tapi aku cacat bun, Putri sekarang cacat!" teriak Putri histeris.
"kenapa aku harus cacat kenapa?! Aku ga
mau bun cacat aku gamau!" Putri menangis sembari memukul kedua kakinya.

"hey Putri.. Its okay, nanti kamu bakal sembuh dek kita dukung kamu, kamu harus semangat hanya butuh 1 bulan Put." Aldyan menenangkan Putri dengan pelukannya dan mengusap lembut surai hitam Putri.

"tapi aku gamau kak." jawab Putri sambil sesegukan dalam pelukan Aldyan.

"udah gapapa ini semua udah terjadi, kamu pasti sembuh kok."

"maaf ini semua salah abang. Seharusnya bang Alfan jemput kamu tepat waktu, dan ini gabakal terjadi."sesal Alfan.

"udah kaka bilang jangan pernah nyalahin diri kamu sendiri Alfan." ujar Aldyan pelan yang masih setia memeluk Putri.

Rina dan Hendrik tidak bisa berkata-kata lagi saat ini.

::

"kok mata bunda bengkak? Bunda habis nangis?" tanya Gavar yang baru datang dari tempat kerjanya.

"engga cuman tadi tuh liat film, ehh kebawa suasana jadi ikut nangis deh." jawabnya sembari tekekeh dan kembali menyiapkan makan malam.

"yakin? Bunda ga boong sama Gavar?" tanya Gavar menyakinkan sang bunda.

"ngapain juga bunda boongin kamu ga guna banget tau."

"ihh bunda.." rengek Gavar bak anak kecil.

"aduh abang apaan sih kayak anak kecil aja deh."

"bunda masak apa sih?"

"masakin kesukaan ade kamu."jawab Endang yang masih berkutat dengan alat dapurnya.

"kesukaan akunya engga nih bun?"

"besok aja ya, hari ini kelihatannya Galang lagi sedih jadi bunda masakin kesukaan dia deh."jawabnya tanpa menoleh kearah Gavar.

Setelah mendengar pernyataan sang bunda, Gavar berlari kekamar Galang.

"heh! Ayam, lo sedih kenapa? Putus cinta?" tanya Gavar sambil tertawa terbahak-bahak.

"apaan sih lo bang, ga lucu tau ga? Terus apa tadi panggil gue ayam? Kalo gue ayam lo juga ayam dong." kini giliran Galang yang tertawa.

GALANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang