Saat ini Putri dan Alfan berada dibandara mengantarkan keberangkatan Devan.
"Aku berangkat dulu ya, jaga kesehatan, makan tepat waktu, kalo ada masalah bicarain baik-baik jangan kabur kayak kemaren. Aku minta maaf ya kalo dulu sakitin kamu, maaf perkataan kasar yang aku lontarin ke kamu." Ujar Devan sembari mengusap kepala Putri yang sedang berkaca-kaca."Bang Alfan gue minta maaf atas apa yang gue lakuin dulu." Alfan tersenyum dan penepuk pungung Devan.
"Iya udah gue maafin,semoga pengobatan nya berhasil." Ucap Alfan.
"Makasih bang, gue berangkat dulu. Putri aku berangkat ya, byee." Ujar Devan dan pergi menarik kopernya menjauh dari tempat awalnya. Putri sedaritadi sudah menangis dalam pelukan Devan.
Diperjalan pulang, Putri hanya diam dan memandang luar jendala mobil. Sesekali Alfan melirik adiknya itu. Kemarin Devanlah yang menemukan Putri dan membujuk nya untuk pulang dan menjelas kejadian yang dialami Devan selama ini kepada Alfan.
Seketika hati Alfan luluh saat menatap Devan yang menangis dan berlutut didepan Alfan.
"Mau sampe kapan lo diemin bang Alfan terus Put?" Tanya Alfan yang masih fokus menyetirmenyetir tapi tidak ada jawaban dari Putri.
Sampai rumah pun Putri langsung pergi meninggalkan Alfan tanpa sepata kata dan Alfan hanya menggelah nafas sabar menghadapi adik perempuan satu-satunya.
"Kalian dari mana?" Tanya Rina yang baru saja keluar dari dapur.
"Dari bandara bun, nganter temen." Jawab Alfan mendudukan bokongnya di sofa dan menyalakan tv.
"Ohh.. Kamu mau cobain ini ga? Bunda baru bikin." Tawar Rina.
"Ini apa bun namanya?" Tanya Alfan sembari memasukan cemilan itu kedalam mulutnya.
"Itu namanya lidah kucing. Gimana rasanya"
"Enak koo bun tapi kenapa namanya harus lidah kucing? Kenapa ga lidah singa atau macam gitu."
"Ya mana bunda taulah! Yang bikin resep juga bukan bunda. kamu tuh tinggal makan aja bawel." Alfan tertawa mendengar ocehan ibunda nya dan melanjutkan kembali menonton sinetron dengan seksama ditemani camilan yang dibuat oleh bundanya tadi.
Setelah menonton sinetron selama 1 jam Alfan mengganti-ganti chanel tv dan membenarkan posisi duduknya yang tidak nyaman dan melihat Putri berjalan ke arah dapur, saat akan menganti chanel lagi pergerakannya terhenti mendengar kabar duka yang disiarkan.
"Put.." Gumam Alfan menoleh kearah Putri yang menjatuhkan gelas ditangannya.
Alfan mengampiri dan membawa Putri menjauh dari serpihan gelas itu. "Bang Alfan, ini cuman mimpikan?" Tanya Putri pelan.
"Bang!! Jawab, itu bukan pesawat yang dia tumpangikan?! Bang jawab!! Kenapa lo diem aja!!" Tanya Putri histeris sampai sampai Rina dan Indrya keluar dari kamar mereka.
"Ya allah ada apa ini, kenapa Putri teriak teriak nak?" Tanya Rina.
"Bang Alfan!! Jawab!! Kenapa lo diem aja bang! Didalam pesawat itu ga ada dia kan bang?! Bang Alfan."
"Itu pesawat yang ditumpangi Devan Put." Jawab Alfan pelan namun masih bisa Putri dengar.
"Ga mungkin! Dia ga boleh ninggalin gue gitu aja, sekarang kita kebandara bang." Putri menarik tangan Alfan yang duduk didepan Putri.
Namun Alfan tidak bergerak tetap pada tempatnya. "Ayo bang!! Di ga boleh pergi!!" Teriak Putri lalu Rina mengampirinya dan memeluk Putri yang menangis sejadi-jadinya.
"Tenang, kamu harus tenangin diri kamu dulu sayang." Ujar Rina mengusap punggung Putri agar lebih tenang. Sedangkan Alfan masih diam ditempat dan menitihkan air mata tanpa suara. Saat ini ia tidak tau apa yang harus ia lakukan.
::
Sudah genap satu bulan setelah kejadian jatuhnya pesawat yang ditumpangi Devan, namun para tim sar belum juga menemukan jenazah Devan. Putri selalu berdoa agar Devan benar-benar tidak dalam pesawat itu.
"Put." Panggil Alfan.
"Hmm."
"Petugas udah nemuin jenazah Devan dan pihak keluarga Devan sudah menjemputnya dan dimakamin hari ini." Ujar Alfan pelan.
"Jadi bener dia ada didalam sana." Gumam Putri yang menahan tangis.
"Kita kesana?" Putri mengangguk.
Setelah sampai dikediam Devan yang sudah lama tidak ia kunjungi, dan sekarang ia berkunjung saat hari pemakaman Devan.
"Putri?" Andri yang terkejut akan kehadiran Putri bersama Alfan. Putri mengerutkan keningnya.
"Kenapa lo disini?" Tanya Alfan.
"Gue saudara angkat nya Devan bang." Jawabnya.
"Terus jenazah nya udah dimakamkan?"
"Udah bang 1 jam lalu. Kalian mau mampir dulu?"
"Nyokap lo ada?" Tanya Putri.
"Udah berangkat setelah pemakaman Devan."
"Bang kita pulang aja ya ayok." Ajak Putri
"Shtt gaboleh kita masuk dulu, terus kita pulang."
"Yaudah bang Alfan aja, Putri mau pulang sendiri." Saat Putri beranjak pergi namun lengannya ditahan oleh Alfan.
"Maaf Ndri gue sama Putri ga bisa mampir, gue duluan ya." Pamit Alfan merasa tak enak.
"Iya bang gapapa kok."
Didalam mobil mereka hanya diam hanya terdengar suara mesin mobil.
"Bang kita kemakam." Ujar Putri.
BERSAMBUNG..
Ayla Putri Rusman
Galang Prayoga
Galuh Prayoga
Alfan Putra Rusman
Dirgi Herlambang
Fajri Mahardika
Aldyan Pratama Rusman
Rezhafa Sandriana
Devan Pranata
Qifisya Gabryella
Citra Wijaya
Argina Anastasya
Septyana Rosita
Andri Dirgantoro
Ryoga Saputra
Bagas Pambudi
Gavar Prayoga
Faisal Rahmad
Rakha Anggara
Pratama Septiano
David Giantoro_______________________
Huhuu:( ngefeel ga sih part ini?
Maap ya kalo ga ngefeel sama sekali harap maklum..Kasian banget Devan baru aja tobat udah berpulang..
Dahlah gitu aja, tapi jangan lupa vote sama koment okee
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
Подростковая литература"sini lo!" "apaan sih lo main seret-seret aja,sakit tau!!" adu Putri,karna Galang menyeret lengan Putri. "ihh! lepasin ga?!" "gue mau lo tanggung jawab." finalnya. "hah?! emng gue ngehamilin elo?! minta tanggung jawab segala." "ehh..lagian mana bis...