GALANG-30

317 20 4
                                    

"PUTRI!!" Panggil Alfan dengan tegas.

Seketika membuat Putri menoleh kebelakang yang menampakan Alfan sedang marah, Alfan berjalan mengahampiri Putri dan menarik tangan Putri agar menjauh dari laki-laki disamping nya.

"Mau ngapain lagi lo? Hah?!" Bentak Alfan.

"Bang Alfan, Dev.."

"Diem! Sekarang lo pergi biar gue urus dia." Ujar Alfan seprti tidak ingin dibantah.

"Tapi bang, Devan tuh ga.."

"Gue bilang pergi Put!!" Lagi-lagi Alfan memotong penjelasan Putri.

Putri menatap Devan yang tersenyum lalu mengangguk menyetujui agar ia pergi dari sini. Tapi Putri menggelang ia tidak ingin jika Alfan nanti akan memukul Devan.

"Bang!! Dia tuh gasalah jangan apa-apain dia." Putri melepaskan tangan Alfan pada lengannya dan berpindah disamping Devan.

"Udah gapapa kamu pergi aja." Ujar Devan lembut.

Alfan tersenyum remeh.
"Lo apain adek gue? Sampe dia bela lo hah!?" Tanya Alfan.

"Maaf bang gue emng salah lo boleh pukul gue." Ujar Devan.

"Apaan sih Van, lo ga salah." Bantah Putri.

"Bang Alfan dia tuh gasalah, ayo ikut Putri biar Putri jelasin." Lanjut Putri menarik lengan Alfan menjauh dari sana tapi mata Alfan masih tetap menatap tajam kearah Devan.

Putri berhenti menarik Alfan saat berada di Koridor yang sepi, ia mulai menceritakan semua tentang alasan Devan begitu juga tentang penyakit dialami Devan. Kali ini ia melihat kebenaran di mata Devan, laki-laki itu tampak menyesal karena perbuatannya dulu.

"Jangan terlalu percaya, itu cuma alibi dia." Jawab Alfan dingin.

"Bang Alfan dia emang bener-bener sakit, kamis dia berangkat ke Singapura buat berobat entah itu bakal sembuh atau ga." Ucap Putri mencoba meyakinkan Alfan.

"Jangan deket-deket dia lagi, dia itu psikopat."

Merasa kesal kedua tangan Putri mengepal disisi jahitan rok abu-abunya. "Siapa lagi yang bakal lo jauhin dari gue bang?!"

"Gue jauhin mereka buat kebaikan lo." Putri tersenyum remeh dan melirik Alfan yang memandangnya sendu.

"Kalo lo mau, semua aja suruh pergi dari hidup gue biar lo puas!" Setelah berucap Putri pergi dari sana sedangkan Alfan mengusap wajahnya kesal.

::

Fisya melihat laki-laki yang dikenalnya tengah berdiri melamun ditempat sepi, Fisya yang menasaran menghampiri laki-laki itu.

"Baaah.." Laki-laki itu tersadar dari lamunannya saat gadis itu tiba-tiba datang dan mengejutkannya.

"Bisa ga, ga ngagetin orang?" Tanya Devan sinis.

"Ya lagian ngapain lo ngelamun disini, sendirian lagi." Tanya Fisya.

"Lo anak kecil ga boleh tau, ntar sawan." Ujar Devan sembari menjitak kepala Fisya.

"Gue udah gede ya, buktinya gue udah tau mana yang ganteng mana yang jelek."

"Kalo gue?"

"Lo apa?"

"Kalo gue ganteng apa jelek?"

Fisya memiringkan kepalanya dan menarik satu alisnya keatas. "Lo itu sebenarnya ganteng sih, tapi jelek." Jawab Fisya dengan senyum polosnya.

GALANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang