Alfan yang baru saja pulang dari sekolah bukan menuju kamarnya tapi menuju kamar Putri.
Entahlah mungkin hanya sekedar bagaimana dengan terapi tadi.
Tapi sebaiknya ganti baju terlebih dulu karna sejak tadi ai terkena sinar matahari yang mengakibatkan mengeluarkan banyak keringat.
Meskipun Alfan tidak bau, oa harus ganti baju dulu.
"Putri.." Alfan mengetok pintu kamar Putri.
"Masuk aja bang Alfan, ga dikunci kok."
Alfan masuk dan melihat Putri sedang asik menatap layar laptop nya dengan cake yang dibawakan Galang tadi.
"Enak banget tuh kayaknya, boleh minta ga?" Ucap Alfan yang ikut duduk disamping Putri.
"Boleh tapi jangan banyak-banyak ya." Putri meyodorkan sendok yang ia gunakan pada Alfan.
"Kalo abis tinggal beli aja ntar abang beliin." Alfan mulai menyuap satu sendok cake ke dalam mulutnya.
"Kok enak, lo beli dimana?" Tanya Alfan sembati mengambil satu sendok cake lagi.
"Kak Galang tadi yang bawa."
"Galang?" Tanya Alfan dan diangguki Putri tapi mata tetap fokus pada laptop nya.
"Dia kesini?" Tanya Alfan lagi.
"Iya bang dia kesini bawa cake."
"Galuh kali, lo kan gatau mana Galang mana Galuh."
Putri memantikan film yang ia tonyon dan menghembuskan nafasnha pelan.
"Bang.. Gue tau yang mana kak Galang mana yang Galuh. Kalo kak Galang itu punya gigi gingsul dan lebih tinggi dari kaka Galuh. Kalo kak Galuh itu punya dimple." Jawab Putri menjelaskan yang ia tau.
"Kok lo bisa tau sih?"
"Tau lah, apasih yang ga gue tau bang."
"Sombong banget jadi orang." Ujar Alfan tepat ditelinga Putri. Bukannya marah Putri malah tertawa.
"Lagian masa tadi kak Galuh ga masuk juga?""Masuk kayak nya tadi."
"Nah berarti itu tadi pasti kak galang." Alfan berfikir keras kenapa ia lupa kalo Galuh tadi masuk ya.
"Gimana tadi terapi nya?"
"Seneng banget bang, gue disuruh sering-sering jalan pelan biar kakinya ga kaku dan cepet bisa jalannya." Lagi-lagi Putri menjawab dengan antusias.
"Terus nih ya bang, kak Galang nawarin ke gue kalo gue mau liat luar dia mau ajak gue taman biar belajar disana." Lanjutnya dengan senyum lebarnya.
Alfan yang melihat itu ikut senang, ternyata Galang bisa dipercaya untuk membuat adik tersayangnya ini tersenyum lagi setelah kecelakaan itu.
Galang juga banyak membantu Putri tanpa mengharapkan imbalan.
"Galang suka ya sama lo?" Tanya Alfan yang membuat Putri diam seribu bahasa.
Putri jadi ingat dengan pengakuan Galang di rooftop dulu. Kalo ia memang menyukai Putri.
"Iyakan? Dia suka lo kan? Jawab aja sih ga usah malu." Goda Alfan yang menoel-noel dagu Putri.
"Ishh.. Apaan sih bang udah sana mandi bau tau." Putri mendorong bahu Alfan agar menjauh.
"Cieee.. Pipinya merah, jadi bener nih dia suka sama lo."
"Gak! Mending cepet keluar sana." Putri lembali lagi mendorong bahu Alfan.
::
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
Teen Fiction"sini lo!" "apaan sih lo main seret-seret aja,sakit tau!!" adu Putri,karna Galang menyeret lengan Putri. "ihh! lepasin ga?!" "gue mau lo tanggung jawab." finalnya. "hah?! emng gue ngehamilin elo?! minta tanggung jawab segala." "ehh..lagian mana bis...