GALANG-14

393 25 4
                                    

Andri mendorong kursi roda Putri pelan, tidak ada pembicaraan diantara mereka hanya tatapan para murid yang membuat Putri merasa risih.

Ia tidak pernah menjadi pusat perhatian atau apapun itu. Saat berada dilorong kelas 10 Putri mulai membuka mulut.

"Anak.. Baru tadi dia duduk disebelah mana?" Tanyanya

"Dia duduk dibelang gue. Kenapa?" Tidak ada jawaban dari Putri Andri kembali terdiam.

Sampai dikelas Putri disambut oleh teman-temannya.

"Loh padahal kita mau kesana liat lo." Tutur Argina

"Maaf ya tadi kita ga ke UKS soalnya lagi nyalin tugas dulu baru kesana tapi lo nya udah balik." Kini Tyana yang bersuara dan disetujui oleh teman yang lainnya.

"Iya gapapa kok."

"Ohh iya lo udah makan belom? Kalo belom gue mau ke kantin mau nitip?"

"Engga tadi gue udah dibeliin nasgor sama bang Alfan kok."

"Yaudah kalo gitu kita duluan ya." Pamit Argina.

"Makasih ya Ndri maaf ngerepotin." Ucap Putri pada Andri.

"Ckk! Apaan sih kek sama siapa aja lo Put." Jawabnya.
"Gue tinggal dulu ya mau ke toilet sebentar Put." Pamit Andri dan diangguki Putri.

Kini dikelas hanya tinggal Putri sendiri, sambil menunggu teman-temannya kembali Putri memainkan ponsel untuk mengusir rasa bosan.

Tanpa ia sadari ada seseorang masuk dan menghampiri Putri.

"Haii.. Udah lama ya." Bisiknya tepat ditelinga Putri yang terkejut.

Tubuh Putri seketika menegang sudah lama ia tidak mendengar suara itu,tapi kini suara itu terdengar sangat menakutkan membuat Putri lagi-lagi menangis, saat ini tidak ada siapa-siapa untuk menolong Putri dari lelaki jahat ini.

"Gimana rasa jadi lumpuh? Mau jadi lumpuh permanen ga?" Pria itu mengangkat dagu Putri agar bisa melihat wajah penuh Putri.

Tidak mendapat jawaban dari Putri pria itu tersenyum dan mengelus rambut Putri.

'Bang Alfan tolongin Putri.' batin Putri.

"Kok diem aja, kenapa Masih takut? Gausah takut. Tau ga kalo kamu itu makin cantik, buat aku tambah cinta sama kamu." Devan mulai mengelus pipi Putri yang basah.

"Jangan nangis dong ga seru jadinya kalo lagi nangis gini. Mau main-main sesuatu ga?" Kini tangan Devan berada dibahu Putri membuat ia semakin mengeluarkan air matanya tanpa suara.

"Aku tuh sebenernya ga jahat kok kalo kamu nurutin aku, gimana?" Devan menyibakan rambut Putri yang terurai ke samping.

"Kok ga dijawab sih? Kamu masih takut ya sama aku." Devan mendekatkan wajahnya pada leher Putri.

Putri merasakan hembusan nafas di lehernya dan Devan mengendus harum tubuh Putri.

"Wangi sama kayak yang dulu ya." Ujarnya tidak berpindah tempat.

"Put ini tadi.. Dasar brengsek!"

Galang memasuki kelas Putri dan langsung memberikan pukulan pada wajah Devan tanpa ampun.

"Kurang ajar lo anjing!! Ga ada kapok-kapoknya!" Disela-sela pukulannya Devan terkekeh.

"Putri.. Lo kenapa?" Tanya Citra yang baru saja masuk kelas.

"Loh loh kak udah." Tyana mencoba memisahkan Galang dan Devan.

Tapi Galang tidak mengubrisnya dan tetap memukuli wajah Devan.

GALANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang