"Kita harus ngomong dulu." Cegah Galang.
Putri lagi-lagi melepaskan cekalan Galang pelan.
"Maaf saya sedang sibuk, Permisi."Putri membuka pintu mobilnya namun dengan cepat Galang membanting pintu cukup keras, sampai Putri terkejut karena apa yang telah dilakukan oleh pria didepannya ini. Karna kesal Putri menatap tajam Galang.
"Seenggak nya kamu obatin dulu tangan kamu Putri." Ucap lembut.
"Bisa saya obati nanti dirumah." Jawabnya tanpa melihat Galang.
"Putri aku mohon aku cuma mau ngobrol bentar aja." Ujar Galang memelas.
"Oke hanya 15 menit saja." Putri mengiyakan permintaan Galang.
"Kamu ikut aku." Galang menarik tangan Putri ke tempat dimana mobilnya ia parkir, Galang membukakan pintu dan melindungi kepala Putri agar tidak terbentur. Didalam mobil Galang mencari kotak P3K yang selalu dibawanya. Dengan telaten Galang mengobati tangan Putri, sesekali ia meniup luka itu agar tidak terlalu perih.
Saat Galang fokus mengobati, Putri menatap Galang tanpa sadar bulir putih menetes tepat ditangan Galang. Ia pun terkejut melihat tetesan air jatuh ke tangan nya dan melihat Putri sedang menangis tanpa suara.
Tanpa berfikir Galang langsung menarik tubuh Putri kedalam dekapan nya sembari mengusap surai hitam Putri.
"Hey jangan nangis dong, maafin aku pasti tadi sakit ya pas aku obatin. Maaf ya." Putri menggelengkan kepalanya, Galang melonggarkan pelukan nya dan menatap wajah Putri.
Ia tersenyum dan menghapus air mata yang membasahi pipi mulus milik Putri.
"Udah jangan nangis, jelek tau kalo kamu nangis. Senyum dong biar cantiknya balik lagi." Bukannya berhenti Putri malah semakin menangis sejadi jadinya, Galang pun panik seketika.
"Ehh kok malah makin nangis sih ya ampun, iya aku salah aku minta maaf."
"Kemana aja selama ini hah?!" Tanya Putri yang sedari tadi menangis.
"Iya maaf aku salah ga bilang sama kamu waktu itu. Dan aku juga punya alasannya."
"Apa?"
"Aku ga bisa kasih tau kamu sekarang. Kasih aku waktu ya." Putri mengangguk menyetujui permintaan Galang.
"Kamu maafin aku kan?"
"Ga segampang itu."
"Ya aku tau, terus aku harus gimana biar bisa kamu maafin Put?" Putri tidak menjawab.
::
Ditengah-tengah ramainya cafe, dua manusia itu sedang beradu cakap. Ya Devan dan Fisya tengah berdebat kecil.
"Lo ga seharusnya boong kayak gitu Van. Ini salah lo sendiri gue ga yakin bisa bantu lo. " Sela Fisya saat Devan sedang menjelaskan.
"Iya gue tau itu salah, gue mohon bantu gue Fisya.. Kali ini gue bener-bener minta tolong sama lo. Gue mau ketemu sama Putri." Pinta Devan.
Fisya menghela nafas, sejenak memikirkan rencana apa yang harus ia gunakan.
"Tapi lo bakal jelasin semua ke Putri kan?"
"Pasti semua bakal gue ceritain ke Putri Fis, gue juga ga mau kalo Putri sama psikopat itu." Jawabnya mantap.
"Oke gue bakal bantu lo, tapi lo ubah penampilan lo kayak dulu kan? ."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
Teen Fiction"sini lo!" "apaan sih lo main seret-seret aja,sakit tau!!" adu Putri,karna Galang menyeret lengan Putri. "ihh! lepasin ga?!" "gue mau lo tanggung jawab." finalnya. "hah?! emng gue ngehamilin elo?! minta tanggung jawab segala." "ehh..lagian mana bis...