GALANG-20

356 24 4
                                    

Sudah satu minggu berlalu setelah kejadian Galuh yang menyatakan perasaannya. Tapi mereka sampai sekarang masih berhubungan baik seperti yang Putri mau.

Dan Putri juga jarang melihat Galang disekitar sekolah.

"Aww.." Putri terjatuh saat akan berbelok dari arah toilet.

"Ckk! Kalo jalan tuh liat jalannya. Makanya dulu pernah lumpuh, ternyata gapernah hati-hati." Kalimat itu sungguh membuat hati Putri seperti dicabik-cabik.

Ia berusaha berdiri sendiri tanpa bantuan dari sang pelaku. Mata Putri kini sedang membendung air mata yang memberontak ingin keluar.

Tapi ia berusaha tidak mengeluarkan air matanya lalu tertawa remeh.

"Dasar brengsek." Gumamnya tapi masih bisa didengar oleh sang pelaku.

"Lo bilang apa? Brengsek?" Putri mendongakkan kepalanya dan memberikan tatap tajam.

"Iya Kenapa?! Gasuka?!" Jawab Putri meninggikan suaranya.

Lalu sang pelaku meninggalkan Putri sendiri tanpa berbicara.

Putri menyandarkan punggunya ditembok dan menangis sejadi-jadinya.

Ia tidak menyangka Galang akan berkata seperti itu. Kakinya yang terasa bergetar membuat Putri memrosotkan tubuhnya untuk duduk.

Hatinya sekarang sedang hancur karna Galang tadi, kenapa ia bisa berkata seperti itu?

Selama satu minggu tidak melihat Galang, tapi saat bertemu Galang ia malah membuat Putri semakin membenci dirinya.

Andri yang melihat Putri sedang menangis sendiri langsung berlari menghampirinya.

"Put kenapa?" Tanyanya memegangi bahu Putri.

Namun, Putri tidak menjawab dan masih saja menangis. Tanpa persetujuan dari Putri Andri membawanya kedalam pelukannya.

Mungkin maksud Andri untuk sekedar menguatkan Putri.

::

"Put lo tadi kenapa sih kok nangis? Apa lo disakitin lagi sama si brengsek itu?" Tanya Argina.

Kini teman dekat Putri sudah tau perbuatan Devan pada Putri.

"Engga kok."

"Kalo dia sakitin lo lagi bilang sama gue biar gue karate kepalanya." Tekad Fisya.

Putri tersenyum dan menganggukan kepala. Ia senabg sekali memiliki teman yang perhatian seperti mereka.

Tak lama Devan memasuki kelas dan melirik Putri sekilas lalu duduk dibangkunya dan memainkan ponselnya.

"Heh! Bajingan lo abis ngapain Putri hah?! Sampe dia nangis." Tegur Argina ketus.

"Apaan sih gajelas lo."

"Jangan pura-pura bego deh lo."

"Bukan gue." Jawab Devan.

"Awas aja lo ya bikin Putri nangis gue karate tuh pala." Kini Fisya ikut menegur Devan.

Tapi yang ditegur merasa bodo amat apa yang disampaikan Fisya dan Argina.

::

Galang merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit dikamarnya. Lalu Irgi masuk tanpa mengetuk pintu dan ikut merebahkan tubuhnya disamping Galang.

GALANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang