GALANG-12

429 27 2
                                    

"Ehh udah bangun anak bunda." Ujar Rina saat melihat Putri baru saja terbangun dari tidurnya.

"Bunda udah bikinin yang kamu mau tadi,dan sekarang makan ya?" Lanjutnya dan diangguki Putrinya.

Rina berjalan keluar kamar untuk memanggil Aldyan agar megendong Putri turun.

"Angkat adeknya kebawah kak."

"Hiyaa... Akhirnya kaka gendong kamu lagi, terakhir kali dulu pas kamu masih sd jatuh gara-gara didorong temen kamu." Aldyan mulai menggendong adenya dan Putri melingkarkan tangannya pada leher Aldyan

"Putri berat ga kak?" Tanya Putri.

"Emmm dibilang berat engga, dibilang engga tapi tangan kaka pegel." Putri terkekeh mendengar jawaban sang kakak.

"Yang bener dong kak jawabnya."

"Kamu berat, rasanya kayak kaka lagi gendong sapi betina." Putri langsung memukul bahu kaknya cukup keras.

Bukannya merasa kesakitan Aldyan malah tertawa.
"Masa adenya disamain sama sapi sih."

"Maaf maaf." aldyan masih saja tertawa melihat tingkah adenya dan mendudukan Putri ditempat ia duduk biasanya.

"Gimana anak ayah? Udah enakan badannya?"

"Alhamdulillah udah yah."

Setelah itu tidak ada bercakapan lagi hanya dentingan sendok dan garpu saja.

Sedari tadi ingin rasanya Alfan bertanya pada Putri bagaimana keadaannya. Tapi ia ragu takut Putri akan memakinya, Ia takut Putri marah karna ia telah mengabaikan panggilannya saat itu dan menyebabkan kecelakaan.

Ia masih saja menyalahkan dirinya sendiri, karna dia rasa memang ini ada salahnya yang dua kali ia tidak becus menjaga adiknya.

Dulu Devan menganiayanya dan sekarang Devanlah menabrak Putri. Untuk saat ini mereka tidak bisa mempenjarakan Devan, karna tidak ada bukti yang luat untuk menjebloskannnya.

Tapi Alfan segera mempenjarakan Lelaki itu apapun caranya.

"Bang Alfan, tumbenan diem? Kenapa lagi sariawan?" Tanya Putri.

Alfan yang mendengar suara Putri langsung saja mengangkat kepalanya dan menggelengkan kepalanya cepat.

"Terus kenapa diem aja? Lagi berantem sama kak Zhafa?"

"Engga, udah makan dulu aja." Jawab Alfan dan kembali memfokuskan dirinya pada makanannya.

::

Devan yang sedang bersanti di balkon kamarnya sambil menatap indahnya langit malam ini.

"Lo seriusan mau pindah sekolah Van?" Devan berdehem sebagai jawabannya.

"Ngapain pake pindah segala sih, bukannya lo bilang udah betah sama temen-temen yang disana?"

"Harus tuntasin misi." Jawabnya sembari tersenyum licik.

"Udahlah Van lupain aja, lagian siapa sih yang mau lo kasih pelajaran"

"Adalah pokoknya." Seakan akan Devan adalah psikopat saat ini.

"Ckk! Serahlah." Pria yang dati tadi berbincang denga  Devan meinggalkan kamar Devan dan menutup pintu keras.

Entah apa yang direncanakan Devan yanv membuat temannya ikut frustasi.

"Liat aja permainannya nanti." Gumam Devan disertai smirknya yang begitu tampan.

::

GALANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang