GALANG-18

350 23 4
                                    

"Sorry gue gabisa nganter lo." Ujar Galang dingin tanpa melihat kearah Putri.

Putri tersenyum manis meskipun mendengar pernyataan dari Galang menyakitkan hatinya.

"Gapapa kok lagian juga gue gaminta buat dianterin."

"Oke." Galang hendak menyalakan mesin motor tapi Putri memanggilnya.

"Kak? Udah seminggu kak Galang ga pernah bales cjat atau telfo dari gue. Apa ada masalah?"

"Bukan urusan lo." Jawab dari Galang tak pernah Putri duga dan itu sangat mencelos dalam hati Putri

Lagi-lagi Putri terseyum kecut untuk menertawakan dirinya, ia merasa malu dengan jawab Galang tadi.

Galang memasang helm nya dan menyalakan mesin motornya dan pergi begitu saja.

Kenapa disaat Putri sudah mulai mencintanya, Galang bersikap dingin padanya. Hatinya merasa sakit dan kasian pada dirinya sendiri.

"Put?" Putri mendongak melihat siapa yang memanggilnya.

"Iya?"

"K-kok lo masih disini?"

"Ahh iya nunggu kak Aldy tapi ternyata dia gabisa jemput."

"Yaudah sama gue aja, gue anterin."

"Ga ngerepotin?"

"Engga udah ayo keburu malem nih."

Putri menaiki jok belakang motor Andri lalu mereka pergi meninggalkan halaman sekolah.

::

"Makasih ya Ndri udah mau nganterin pulang."

"Iya sama-sama. Gue duluan ya Put"

"Gamau mampir?"

"Lain kali aja, gue duluan ya."

"Iya hati-hati."

Setelah kepergian Andri, Putri memasuki rumah. Perkataan Galang masih terngiang-ngiang dikepala Putri.

Seandainya ia tidak menyukai Galang maka ini tidak akan terjadi, dan seandainya saja mereka tidam pernah bertemu maka Putri tidak akan sakit hati.

"Assalamualaikum Putri pulang." Dengan lesu Putri pergi menuju kamarnya.

Sampai kamar ia segera membersihkan dirinya dan beranjak tidur. Ia berharap kejadian tadi sore itu adalah mimpi baginya.

Semenjak kejadian Devan itu, Putri sudah jarang bermimpi buruk lagi.

::

Galang sampai rumah dengan keadaan sepi, Gibran dan Endang tidak dirumah ibunya Gibran karna sedang sakit dan harus merawatnya.

Ia menghela nafas panjang dan membaringkan tubuhnya di ranjang tercintanya.

Tadi dia tidak benar-benar meninggalkan Putri, dia berhenti ditikungan menunggu siapa yang akan mengantarkan Putri pulang.

"Semoga keputusan gue tepat."

::

Pukul 18.00 Rina membangunkan Putri untuk makan malam. Lalu mereka semua sedang berada diruang makan menikmati masakan Rina dan Indryana.

GALANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang