Ready?

983 117 1
                                    

Sudah terhitung hari Haris meninggalkan keluarga kecilnya. Kini sudah tidak ada lagi yang mengajak kedua nya untuk shalat 5 waktu, berangkat ke kantor pagi-pagi, memberi kasih sayang kepada anak perempuan nya yaitu (Namakamu).

Semua itu sudah di ganti oleh Aksa. Walaupun tidak ada yang kurang, tapi masih saja (Namakamu) merindukan sosok Ayah nya. Malaikat kecilnya, lelaki yang paling sabar, lelaki yang tidak pernah memarahi gadis kecilnya.

Ayah. Terimakasih, jasa Ayah gak akan Terili lupain. Sekarang udah ada Abang di samping Ayah. Tapi kalau di samping Terili ada Ayah juga, hidup Terili akan sangat bahagia Ayah. Kenapa Ayah cepat banget ninggalin Terili, Terili masih butuh nasihat Ayah. Terili kangen di peluk Ayah, kangen di cium Ayah. Ayah yang tenang, Terili janji bakal bahagiain Ayah walaupun Ayah udah gak di samping Terili. Love you Ayah. Sampai kapanpun posisi Ayah gak akan pernah tergantikan.

(Namakamu) menghapus air matanya kasar. Ia menutup binder nya dan meletakkan pulpen di atas nakas miliknya. Yakin lah, bahwa saat ini (Namakamu) sedang tidak baik-baik saja.

Baginya, ini hanyalah mimpi semata. Namun ini semua nyata, sudah terhitung hari Haris meninggalkannya. Bukan hanya (Namakamu) yang amat sedih, Ajeng pun sama hal nya dengan (Namakamu).

“Baypa ayo makan,” teriak Aksa dari luar kamar (Namakamu). Baypa. Panggilan kesayangan Aksa yang artinya Bayi Panda.

“Iya bang--” jawab (Namakamu) dan segera bangkit dari duduknya. Ia membuka pintu kamar dan sudah melihat Aksa yang masih di depan pintu.

Aksa mengerutkan dahinya. Adik perempuan nya itu masih belum menerima semua ini. Aksa tersenyum samar saat melihat mata adik nya yang sedikit sembab. Aksa mengambil badan mungil milik (Namakamu) kedalam dekapannya. Ia sangat merindukan adik perempuan nya.

Saat ia berada di London, Aksa mengetahui bahwa Kasa mengalami kecelakaan. Hal itu membuat nya memikirkan kedua adiknya, saat ia mendengar kabar dari Haris bahwa Kasa sudah tidak bernyawa ia sangat frustasi. Ia memikirkan keadaan (Namakamu) jika tidak ada Kasa di sampingnya.

Aksa mengelus puncak kepala (Namakamu). Gadis itu sedang menangis di dalam dekapannya. Aksa tahu betul. Disini lah ia merasa sangat nyaman, (Namakamu) membalas pelukannya dengan erat tanpa ada niatan untuk melepaskan.

“Abang tau gimana Baypa. Tapi jangan gini terus dong, kan katanya kangen sama Abang. Ini kan orang nya udah disini,” ucap Aksa seraya menangkan adik perempuan nya.

“Iya, Baypa ngerti bang. Tapi di saat keadaan kaya gini Abang udah balik dan Ayah malah ikutan Bang Kasa pergi,” desis nya. (Namakamu) menatap Aksa dengan tatapan kosong.

Aksa mengeluarkan handphone berlogo iPhone dari saku nya. Ia segera mencari gambar sewaktu (Namakamu) kecil dan saat itu juga (Namakamu) mengganggu Haris yang sedang tertidur.

Aksa mengulurkan tangannya dan memberi handphone itu kepada (Namakamu). Gadis cantik itu mengambilnya dan saat melihat foto tersebut ia mengerutkan dahi nya.

“Siapa bang?” tanya (Namakamu) penasaran. Aksa tersenyum. “Itu lo sama Ayah,” jawab Aksa.

Gadis kecil bertubuh gempal dan sedang tertawa saat Aksa mengambil gambarnya. Jajaran gigi nya terlihat sangat jelas dan mata nya sipit. (Namakamu) tersenyum saat melihat Ayah nya menghadap kesamping tanpa ia tahu (Namakamu) sedang berada di sampingnya.

“Ini dulu gue yang fotoin sama Kasa. Kita bawa lo ke kamar Ayah, waktu itu Ayah capek banget abis dari kantor. Dan lo ngisengin Ayah biar bangun, tapi al hasil Ayah gak bangun.” jelas Aksa.

“Lo ada fotonya lagi?” tanya (Namakamu). Aksa menggelengkan kepalanya, “Gak ada. Tapi di laptop gue banyak,”

“Laptop lo mana?” tanya (Namakamu) lagi. “Di London,” jawab nya.

ITCHY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang