“Dear. Plis, aku bakal tebus semua kesalahanku.” mohon Iqbaal pada (Namakamu).
(Namakamu) sangat ingin menerima Iqbaal kembali, tapi hati nya menolak itu semua. Ia ingin Iqbaal merasakan apa yang ia rasakan, sudah terlalu sakit bagi (Namakamu).
“Gak Iqbaal. Keputusan gue udah bulat, kita gak bisa balikan. Kita gak bisa kayak dulu, kita udah gak bisa Baal..” lirih (Namakamu). Ia menundukkan kepalanya, berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata di depan Iqbaal.
“Apa salah nya kita coba sekali lagi? Kamu udah gak sayang sama aku?” tanya Iqbaal. Seperti tekanan bagi (Namakamu). Kata siapa dia sudah tidak sayang lagi sama Iqbaal?
Tolong Iqbaal. Hati ini masih penuh sama kamu..
“Iya. Gue udah gak sayang sama lo!” bentak (Namakamu). Iqbaal terkejut atas sikap gadis itu yang beberapa hari ini berubah drastis. Apakah ia membuat salah yang sangat fatal?
Iqbaal menatap (Namakamu) sangat dalam. Ia berusaha mencari kebohongan (Namakamu) disana, tapi. Ah! (Namakamu) membuat nya semakin gila.
“Maafin aku Dear. Kasih aku kesempatan sekali lagi, jangan tinggalin aku. Plis,” mohon Iqbaal. Bukan hanya sekali Iqbaal bicara seperti itu, ia menggenggam kedua tangan (Namakamu) dengan erat.
(Namakamu) masih dengan keputusan yang sama. Ia menggelengkan kepalanya dan berusaha melepas genggaman Iqbaal dengan lembut, ia tersenyum. Mata nya sudah berkaca-kaca sejak tadi.
“Kejar apa yang buat kamu bahagia Iqbaal. Aku gak akan bisa buat kamu bahagia, aku mohon. Berhenti untuk mencintai aku!” ucap (Namakamu) dengan keras. Sekuat tenaga ia menahan semua amarahnya, tangannya sangat gatal untuk memukuli Iqbaal saat itu juga.
Tapi di sisi lain. (Namakamu) sangat ingin memeluk Iqbaal dengan erat, pelukan hangat yang dari beberapa minggu ini tidak ia rasakan. Sangat ingin (Namakamu) menangis dalam pelukan Iqbaal, andai Iqbaal tahu hati nya masih utuh untuk nya.
“Aku capek. Aku ingin bebas Iqbaal, aku tidak ingin banyak tekanan di diri aku sendiri. Aku gak mau berurusan lagi dengan kamu, kamu hanya bisa menyakiti hati ku.”
“Tapi.. Bunda merindukan kamu Dear.”
“Aku tidak perduli!” jawab (Namakamu). Ia bangkit dan berlari kecil keluar dari caffe ini, ia menghapus air matanya yang sudah turun. Cukup sudah, ia sudah tidak sanggup untuk menahan ini semua.
Maafkan aku Iqbaal. Aku juga sangat rindu dengan Bunda.
****
“(Namakamu). Makan dulu yu,” ajak Aksa. (Namakamu) berdiam diri di koridor kamar nya ia sibuk memandangi pemandangan malam ini di Melbourne.
Semilir angin menyibak rambut nya. Senyuman yang dulu sangat manis kini pudar begitu saja. Mata indah milik nya kini sudah berubah, tidak ada lagi canda tawa, tidak ada lagi suka dan duka dan tidak ada lagi pelukan hangat dari seorang Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan.
“Terili? Are you okay?”
(Namakamu) menghapus air matanya dengan cepat. Ia tersenyum samar pada Aksa yang sudah berada di sampingnya, Aksa tahu betul (Namakamu) sedang merindukan sang mantan kekasih.
“Ada Iqbaal di ruang tamu. Dia ngajak makan malam bersama,” bisik Aksa yang mampu membuat (Namakamu) melototkan matanya.
Ia berbalik dan kembali memandang awan yang sudah di penuhi oleh ribuan bintang. Aksa tersenyum manis saat melihat tingkah laku adik nya, ia tahu (Namakamu) sangat menyayangi Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITCHY [IDR]
Teen Fiction[MOHON FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, PRIVATE ACAK. JIKA SUDAH DI FOLLOW ANDA BEBAS UNTUK MEMBACA SEMUA PART!] °Previous: Iqbaal or Itchy✨ °After: ITCHY [IDR]. "Ganteng sih, tapi mesum" -(Namakamu). [SLOW UPDATE, JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN DI SETIAP P...