ROMANTIS

1.1K 127 2
                                    

“Dear. Bangun, di ajak bunda jalan. Ikut gak?” ucap Iqbaal yang sedang membangunkan kekasihnya. (Namakamu) menggerakkan badannya dan menghadap kearah Iqbaal dan membuka matanya perlahan.

“Kemana?” tanya (Namakamu) dengan suara khas bangun tidurnya. (Namakamu) perlahan bangun dari tidurnya dan mengucak-ucak matanya.

“Kerumah Ibu. Bunda mau ketemu katanya,” balas Iqbaal.

“Lho? Aku belum ngabarin Ibu lho, Itchy.” ucap (Namakamu). Ia segera mengambil handphone nya namun hal itu ditahan oleh Iqbaal.

“Bunda udah nelepon Ibu sayang,” jawab Iqbaal dan segera menaruh handphone perempuan tersebut di nakas.

“Kok kamu yang bangunin? Biasanya Teteh,” tanya (Namakamu).

“Teteh lagi check up, dear.”

“Kita kapan ya check up bareng?” goda Iqbaal yang membuat (Namakamu) mengerutkan dahinya.

“Apaan si, Itchy. Ayo kuliah dulu, lulus bareng-bareng habis itu kejar karir kamu dan kita nikah,” seloroh (Namakamu) dengan suara seraknya.

“Kejar kamu dulu baru kejar karir. Kejar karir bisa kita berdua, dear” jawab Iqbaal seraya mengelus rambut halus milik (Namakamu).

“Mandi dulu. Abis itu langsung jalan,” perintah Iqbaal dan di angguki oleh (Namakamu). “Itchy, aku telat ya bangunnya? Gak sempet bantu Bunda buat sarapan,” lirih (Namakamu).

“Udah mandi dulu sana. Aku keluar dulu,” ucap Iqbaal dengan niatan mengalihkan pembicaraan keduanya. (Namakamu) bangkit dan mengambil handuk nya yang tergantung di belakang pintu kamar.

****

“Si cantik udah bangun?” tanya Rike sambil mengoleskan roti dengan selai cokelat lalu memberinya kepada Iqbaal.

“Udah, Bun. Bawel banget masih pagi juga. Segala bilang telat bantuin Bunda bikin sarapan masa,” ucap Iqbaal dengan tawa kecilnya.

“Lucu ya dia. Udah cantik, manis, sopan. Bunda jadi suka sama dia,” gumam Rike.

“Ssstt. Bunda, Terili milik Ale seorang,” jawab Iqbaal dengan semangat.

“Iya terserah kamu aja. Panggilin Ayah yuk suruh sarapan,” ujar Rike dan di angguki oleh Iqbaal. Lelaki itu segera bangkit dan mendapati (Namakamu) yang ingin menghampiri Rike.

Iqbaal mencegah (Namakamu) dan memeluk nya singkat. (Namakamu) melepaskan nya secara halus. Iqbaal menahannya yang membuat (Namakamu) menarik nafasnya kasar.

“Bunda. Itchy nih,” lirih (Namakamu).

“Ale. Cepat apa yang di suruh Bunda,” perintah Rike.

“Iya, Bunda. Ale gak kuat dirumah ini bidadari nya nambah 1,” goda Iqbaal dengan senyuman miringnya.

Iqbaal mencium kening (Namakamu) sekilas. (Namakamu) tersentak dan malu karena Rike melihatnya. Iqbaal segera berlari menaiki anak tangga.

“Ale manja ya, nak?” tanya Rike kepada (Namakamu).

“Manja banget, Bunda. Kewalahan (Namakamu) ngurusnya,” jawab (Namakamu) yang membuat Rike tertawa.

“Sabar ya, nak. Oh ya, kalian kapan balik ke Melbourne?” tanya Rike.

“Minggu depan, Bunda. Soalnya minggu berikutnya udah masuk. Ngejar jadwal, Bun,” balas (Namakamu) sedangkan Rike hanya menganggukkan kepalanya.

ITCHY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang