“Kamu bukan putri raja,”
“Dan, juga bukan Cinderella”
“Tapi mengapa kau buat aku gila”
“Kamu keterlaluan”
“Kamu punya simpanan”
“Maka maafin aku”
“I'am sorry say goodbye.”
Iqbaal mengacak rambut (Namakamu) saat keduanya masih ada di ruang rawat. Sudah beberapa hari (Namakamu) keluar dari rumah sakit berbeda dengan Iqbaal.
“Kamu bukan putri rajaaaaa”
“Iya bukan, aku putri bapak Haris.” balas (Namakamu) membuat Iqbaal tertawa.
“Dan juga bukan Cinderella,”
“Iya bukan Cinderella. Aku mah orang-orangan sawah,”
“Tapi mengapa kau buat aku gila,”
“Yu pindah rumah sakit. Tempat ini gak cocok buat kamu yang sedang gila,” balas (Namakamu) lagi.
Iqbaal tertawa sembari mengacak rambut (Namakamu). Infusan yang masih setia berada di tangan kanan milik Iqbaal, sudah satu minggu ia berada di rumah sakit ini. Bahkan Iqbaal menyuruh (Namakamu) agar mengurus nya di rumah sakit.
Dan (Namakamu) juga ditugaskan oleh Bunda Rike untuk merawat anaknya disana. Mereka ingin ke Jakarta namun Iqbaal melarangnya. Demi kesehatan katanya.
Iqbaal mengacak rambut (Namakamu) membuat sang wanita tersenyum manis. Senyuman yang sudah Iqbaal rindukan saat ini akhirnya kembali di tunjukkan.
“Kangen..” lirih Iqbaal. (Namakamu) tersenyum dan bangkit kemudian memeluk Iqbaal.
(Namakamu) mengelus rambut Iqbaal dengan lembut. Rambut yang sedikit panjang membuat memori keduanya terulang saat (Namakamu) menarik rambut Iqbaal dengan kencang.
“Aku mau kamu jadi milik aku selamanya,” bisik Iqbaal di telinga (Namakamu). Gadis itu merenggangkan pelukannya dan menatap mata Iqbaal.
Mata nya sendu dan terutama ada perban di dahi nya, ujung bibirnya yang sedikit bewarna biru dan ada sedikit goresan di pipi nya.
“(Namakamu). Aku mau kita kayak dulu,” ucap nya. Iqbaal mencium punggung tangan (Namakamu) yang membuat gadis itu terkekeh geli.
“Mau kah tuan putri?”
(Namakamu) tersenyum dan juga Iqbaal, apa salahnya untuk kembali membuat bangunan yang sudah rusak dan di rombak kembali?
“Maaf,”
“Maaf?”
“Maaf gak bisa nolak,” balas (Namakamu) membuat Iqbaal tersenyum senang, ia memeluk (Namakamu) kembali dengan erat.
“Makasih Dear,” ucap Iqbaal.
“Sama sama Itchy.”
“Itchy nya Dear cepat sembuh nya!” ucap (Namakamu) dan mengacak rambut Iqbaal sedikit.
“Mau cium boleh?” ucap Iqbaal. Gadis itu menganggukkan kepalanya.
Iqbaal memajukan kepalanya. Ia memandang (Namakamu) sangat dalam, kedua nya tersenyum saat tidak ada jarak di antara keduanya.
Tok.Tok.Tok
Damn It! gumam Iqbaal dalam hati.
“Excuse me. There is lunch for Mr. Dhiafakhri, sorry to disturb his break.”
“Thank you very much,” balas (Namakamu) saat menerima nampan yang sudah terisi air putih dengan bubur.
“Udah tahu ganggu.” cibir Iqbaal.
“Then, excuse me. Enjoy,”
“Hus!”
“Itchy gak boleh gitu!” peringat (Namakamu).
“Lagian aku mau kissing dia tiba-tiba datang. Dari tadi di tunggu gak datang-datang, dasar suster ngesot!”
(Namakamu) tertawa saat melihat wajah Iqbaal yang teramat kesal. (Namakamu) sangat senang bahwa ia tahu ada suster masuk ke dalam ruangan Iqbaal.
“Yaudah udah dong mas marahnya,” goda (Namakamu) seraya mencolek dagu Iqbaal.
“Makan ya?”
“Cium dolo,”
“Makan dulu. Gak makan gak cium, mau makan mau cium.” balas (Namakamu) yang membuat Iqbaal berdecak kesal.
“Kamu bukan putri rajaaaaa.”
“Itchy mau makan jangan nyanyi!”
“Sorry Dear.”
blussshhhh.
hayo ada yang kangen sama Itchy?
i am sorry aku jrg update di sini, sibuk laring, ngerjain tugas, ya Allah pusing dehh:(
oke happy reading!
sorry pendek:v
![](https://img.wattpad.com/cover/227136969-288-k174358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ITCHY [IDR]
Jugendliteratur[MOHON FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, PRIVATE ACAK. JIKA SUDAH DI FOLLOW ANDA BEBAS UNTUK MEMBACA SEMUA PART!] °Previous: Iqbaal or Itchy✨ °After: ITCHY [IDR]. "Ganteng sih, tapi mesum" -(Namakamu). [SLOW UPDATE, JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN DI SETIAP P...