yakin

1K 112 4
                                    

Sudah 9 bulan waktu berjalan sangat cepat. Kini saat nya Iqbaal dan (Namakamu) akan meninggalkan masa-masa Kuliah, masa yang dimana mereka bertemu dan tidak terasa semua berjalan dengan cepat.

(Namakamu). Wanita nan cantik dengan rambut panjang terurai, tangannya sibuk menulis di lembaran kertas bewarna putih di tangannya. Ia sangat sibuk dengan dunianya saat ini.

Beda dengan Iqbaal. Ia sedang menunggu (Namakamu) selesai di luar kelas. Iqbaal yang sibuk kesana kemari dan berdoa agar semua di lancar kan oleh Allah.

Iqbaal sudah mempunyai niat akan menikahi (Namakamu) saat lulus Kuliah. Iqbaal ingin segera menikah dini, tapi beda dengan (Namakamu). Ia ingin menggapai semua nya dan membahagiakan keluarga kecilnya terlebih dahulu.

Iqbaal sudah di beri lampu hijau oleh Ibunda (Namakamu) dan juga Aksa. Ia sangat senang dan ingin cepat-cepat nikah, katanya biar enak megang-megang.

Semilir angin mampu membuat rambut Iqbaal terbang kesana kemari. Monash University, suatu tempat yang membuat Iqbaal dan (Namakamu) bisa menjalin hubungan selama 2 Tahun.

Iqbaal ingin, anniversary yang ke 3 tahun ia sudah berganti status dengan (Namakamu). Ketahuilah, bunda Rike dan Bunda Ajeng sangat ingin cepat-cepat menggendong cucu.

Aksa. Ia sudah bahagia, ia sudah mempunyai Istri yang cantik seperti (Namakamu). Ia bernama Aila Aya, wanita yang sedang mengandung anak pertama dari Aksa. Sebentar lagi (Namakamu) akan menjadi aunty.

Iqbaal melihat (Namakamu) yang sedang berjalan, ia cepat-cepat melambaikan tangannya kepada perempuan itu. (Namakamu) yang melihat itupun segera berlari dan memeluk Iqbaal dengan erat.

“Gimana? Lancar?” tanya Iqbaal. (Namakamu) sibuk menenggelamkan kepalanya di dada bidang Iqbaal. Ia mengangguk pertanda semuanya berjalan dengan lancar.

“Kangen ya?” tanya Iqbaal lagi. Wanita itu mengangguk cepat membuat sang lelaki tersenyum sumringah.

“Yaudah kalau gitu kita makan siang dulu yu.” ajak Iqbaal dan (Namakamu) mengangguk seraya menggenggam tangan Iqbaal.

****

Keduanya saling nampak bahagia, saling bertukar cerita dan tertawa bersama. Senyuman (Namakamu) membuat Iqbaal bahagia. Saling bersuap-suapan bak pasangan romantis.

“Itchy? Kamu tetap yakin sama tujuan mu yang kemarin?” tanya (Namakamu) sedikit agak ganjal.

“Yakin sayang. Kenapa? Kamu gak yakin?” balas Iqbaal.

“Ya gimana. Aku masih muda, aku masih mau menikmati masa muda aku.”

“Apa salahnya menikmati nya berdua sama aku? Lebih enak bukan, berdua kemana-mana, kesini berdua, dikamar pun berdua.” goda Iqbaal membuat (Namakamu) mencubit pinggulnya.

“Aww aww. Iya ayangg bercandaa” eluh Iqbaal.

“Iya aku yakin. Aku juga udah di kasih lampu hijau sama Ibu, aku juga udah pesan undangan lewat Jefri.”

“Secepat itu?”

“Ya. Aku akan menikahi mu secepatnya. Ayah kamu yang minta dan aku yang akan melaksanakan.”

“Itchy..”

“Gak boleh nangis. Tunjukin sama Ayah kalau kita udah bahagia,”

“Aku mau ke makam Ayah sebelum nikah. Boleh ya?” tanya (Namakamu) yang membuat Iqbaal menganggukkan kepalanya.

(Namakamu) memeluk Iqbaal erat. Iqbaal mengelus puncak kepala sang kekasih nya yang berada di hadapan nya sekarang.

ITCHY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang