11

911 107 8
                                    

“Itchy!”

“Itchy?”

“Hey. Makan malam dulu yuk,”

(Namakamu) sedikit mengguncangkan badan Iqbaal, lelaki itu terus menerus tertidur dari tadi sore. Ini sudah waktunya makan malam mengapa Iqbaal belum bangun juga?

“Itchy. Wake up Dear, let's have dinner.” bisik (Namakamu) tepat di kuping lelaki tersebut.

(Namakamu) pasrah, ia harus shalat Isya karena ia belum melakukan nya. Gadis itu menaruh makanan di atas meja yang terletak di samping kasur rawat Iqbaal.

Ia mengikat rambutnya dengan karet jepang yang terkait di pergelangan tangannya. (Namakamu) menggulung baju nya yang panjang dan celana jeans yang menghiasi badannya.

Beda dengan Iqbaal, ia sedari tadi sudah membuka matanya dan melihat (Namakamu) yang sibuk untuk mengambil air wudhu di kamar mandi. Iqbaal tersenyum saat melihat wajah (Namakamu) yang sudah basah.

Rambutnya yang terikat asal membuat wajahnya semakin cantik. Saat (Namakamu) keluar dari kamar mandi ia melihat Iqbaal yang sudah selesai makan dan menghabisi semua makanan yang tadi.

“Hei? Udah bangun?” tanya (Namakamu) pada Iqbaal. Ia mendekat dan mengusap puncak kepala Iqbaal.

“Udah dong. Udah makan juga, mau shalat? Aku jadi imam ya?”

“Udah kuat bangun?”

“Udah sayangkuh,”

“Alay,” cibir (Namakamu) yang membuat gelak ketawa dari keduanya.

“Yaudah ayo aku bantu,”

****

“Tu wa ga pat ma nem juh pan lan luh,”

“Nama nama hewan!”

“A b c d e f g h i j k,”

“Kucing!” seru Dianty dengan semangat saat Jefri menyebut huruf K.

“Kurcaci,” ucap Rizky selanjutnya.

“Koechingggg!” seru Amanda.

“Tu wa ga p--”

Sehabis Jefri membalas pesan dari (Namakamu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehabis Jefri membalas pesan dari (Namakamu). Keempat nya segera bergegas menuju tempat dimana Iqbaal di rawat.

“Udah boleh pulang?”

“Belom,”

“Ko kesana? Tapi kata Terili udah boleh pulang?”

“Yaudah berarti boleh pulang idoy!” ucap Jefri seraya menoyor kepala Dianty.

****

“Itchy? Udah kuat berdiri?” tanya (Namakamu). Ia sangat khawatir jika Iqbaal belum stabil.

“Kuat sayang. Berapa ronde aja aku kuat,” balas Iqbaal sambil terkekeh membuat (Namakamu) memutar bola matanya malas.

“Jangan bercanda Itchy,” ujar (Namakamu).

“Iyaiya enggak sayang. Aku udah kuat kok, tadi aja jadi Imam kamu pas shalat.”

“Ganteng ya aku pake baju koko? Udah gitu kamu rapihin lagi,” ujar Iqbaal sambil menyisir rambut nya.

“Iya,”

“Ayo udah cepet Jefri mau jemput!”

Iqbaal mengangguk, (Namakamu) menutup koper Iqbaal yang sudah ia rapihkan sejak tadi. Keduanya tinggal menunggu Jefri datang.

“Duduk disini dulu,” ajak Iqbaal menarik tangan gadis itu duduk di soffa yang sudah di sediakan.

“Mantan makin lama makin cantik ya?” ucap Iqbaal. Ia memandang wajah dan menyelipkan rambut (Namakamu) di belakang telinga gadis itu.

“Aku mantan kamu?”

“Ah ya enggak lah sayang. Kamu calon istri aku.” balas Iqbaal membuat (Namakamu) terkekeh geli.

“Dear. Nanti kalau udah nikah mau punya anak berapa?” tanya Iqbaal polos. Apakah harus di jawab?

“10. Biar kayak Gen Halilintar,”

“Kamu kuat?” tanya Iqbaal lagi. Astaga, haruskah Iqbaal menanyakan hal ini? Ah (Namakamu) ada ide.

“Kuat dong Itchy. Apalagi sama kamu, yakin deh gak mau lepas,” pancing (Namakamu). Gadis itu tahu betul bahwa sang kekasih memang otak mesum.

“Yakin gak mau lepas?”

“Nggak mau dong Itchy. Biar enak selama 24 jam, nantikan kalau kamu ngenakin aku bakal aku enakin kamu juga.” pancing (Namakamu) semakin panas, sedangkan Iqbaal? hanya bermesem-mesem.

“Alhamdulillah. Sekarang siap buat gak lepas?”

“Oh boleh.” balas (Namakamu) seraya menunjukkan kepalan tangan yang ingin mendarat ke arah wajah Iqbaal.

“Haha iya enggak Dear. Aku bercanda kali, kalo kiss boleh? Udah lama gak nyicipin yang manis-manis.”

“No Itchy. Kamu belum sembuh!”

“Makanya biar sembuh kasih dong Dear. Bisa lemes kalau gak di kasih,” bantah Iqbaal. Ngeles mulu kek bajjai.

“Hmm”

“Boleh?”

“Hmm”

Iqbaal segera mendekat. Tidak sampai 1 detik ia langsung menghantam bibir kenyal milik (Namakamu). Iqbaal melumatnya dengan tempo yang santai, keduanya berusaha menikmati tanpa adanya gangguan.

“Mine,” bisik Iqbaal seraya mengelus bibir pink milik (Namakamu). Tidak ada lipstik yang menghiasi bibir sexy wanita itu, pink. Warna alami.

“Semua ini milik aku Dear.”

****

udah udah jangan di bayangin nanti kalian iri hahaha.

btw, happy soniQ day semuaaa!🎉

next kapan? sorry ga next ya malam minggu, soalnya masih ada tugas huhu

happy reading readers ku!❤️

ITCHY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang