“Kenapa selama ini gak ngasih tau gue? Lo berusaha buat ngelindungin lelaki kayak gitu?” ucap Aksa dengan suara berat nya. (Namakamu) menundukkan kepalanya, ia tidak tahu mengapa Aksa bisa tahu semua ini.
“Jangan kira gue gak tau apa-apa. Selama ini lo gue pantau,” lagi-lagi (Namakamu) menundukkan kepalanya seraya memainkan jari nya disana.
“Besok gue mau bawa lo. Kuliah libur kan? Kalau udah masuk baru gue bawa lo kesini lagi.”
(Namakamu) menggelengkan kepalanya. Bagaimana jika ia butuh Iqbaal di sampingnya? Bagaimana jika ia butuh Jefri di sampingnya? Apa Aksa tidak punya otak untuk berpikir?
“Gak bang. Terili mau disini,” kata (Namakamu). Aksa mengepalkan tangannya disana, ia tidak ingin adiknya di sakiti oleh Iqbaal. Susah payah Ayah dan Ibu membahagiakan nya dan Iqbaal seenak jidat menyakiti hati adik perempuan nya.
“Dengerin gue!” bentak Aksa. Tidak biasanya Aksa membentak (Namakamu). Air matanya sudah membendung tak tahan jika tidak di keluarkan.
“Lo gak mau kan sedih terus? Ikut gue. Lo gak akan ketemu lagi nanti sama Iqbaal,” ucap Aksa. Bukan, ini bukan keputusan (Namakamu) untuk meninggalkan Melbourne.
“Hidup itu seperti roda bang. Ada saat nya kita bahagia dan ada saat nya kita berada di fase yang sangat pahit, kalau pengen bahagia ya harus lewatin pahitnya dulu. Kalau mau bahagia terus semua orang juga mau bang,”
“Lo ajak gue bukan cuma buat jauhin Iqbaal. Lo jauhin gue sama Jefri, Dianty, Amanda. Mereka teman gue, pasti kalau gue ikut lo gue gak ada teman disana? Itu yang buat gue bahagia? Bukan bang!”
****
“Man. Pasti lo tau (Namakamu) dimana. Kasih tau gue!” racau Iqbaal. Keduanya sedang berada di caffe, Iqbaal mengajak Amanda untuk bertemu.
“Amanda. Lo pasti tau!” kata Iqbaal lagi. Amanda hanya diam dan menatap Iqbaal kasian, tapi ini semua juga ulah nya. Karenanya (Namakamu) pergi.
“Gue gak bisa dan gue juga gak tahu!” jawab Amanda kesal. Ia menepis tangan Iqbaal dari punggungnya.
“Lo jangan maksa gue buat ngasih tau semuanya, Baal. Mending lo perbaiki diri lo, lo salah atau enggak? (Namakamu) kayak gini juga karena ulah lo!”
“Gue gak bisa gini terus Amanda. Gue butuh (Namakamu)..” lirih Iqbaal dan ia perlahan menundukkan kepalanya.
“Lo perbaiki diri lo. (Namakamu) juga pasti kayak lo, tapi dia mau ngasih lo hukuman. Aksa juga gak mungkin misahin kalian berdua kalau kalian saling cinta,”
“Aksa abangnya (Namakamu). Dan Aksa juga gak mau adik nya disakitin, semua abang pasti gak terima adik nya disakitin sama orang lain, Baal. Perbaiki diri lo dari sekarang. (Namakamu) bakal datang tanpa lo minta dia untuk kesini,”
“(Namakamu) juga lagi memperbaiki dirinya. Dianty, Jefri, Rizky lagi bantu dia untuk jadi lebih baik. Dan disini, gue bantu lo untuk memperbaiki diri. Waktu adalah emas,”
Tak Amanda sangka Iqbaal akan menangis disana. Sudah banyak orang yang memperhatikan keduanya. Iqbaal sudah gila karena (Namakamu).
“Gue pamit. Ingat pesan gue, Baal! Good luck, semangat. Masih banyak waktu untuk lo berubah,” ujar Amanda dan menepuk pundak Iqbaal.
Iqbaal mengacak rambutnya prustasi. Pikirannya terus tentang (Namakamu), (Namakamu) dan (Namakamu). Ia sudah masuk di jebakan Santi, andai Iqbaal tidak tergoda olehnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ITCHY [IDR]
Teen Fiction[MOHON FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, PRIVATE ACAK. JIKA SUDAH DI FOLLOW ANDA BEBAS UNTUK MEMBACA SEMUA PART!] °Previous: Iqbaal or Itchy✨ °After: ITCHY [IDR]. "Ganteng sih, tapi mesum" -(Namakamu). [SLOW UPDATE, JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN DI SETIAP P...