"Apa ini? Tumben lo ga bawa bekal sialan lo itu? Udah sadar sekarang?" Tanya laki-laki itu bertubi-tubi.
"K-kakak baca aja" ucap gadis didepan nya dengan gugup.
Laki-laki itu mengambil kertas dan dua benda kecil berbentuk persegi panjang didepan nya lalu dibuka dan dibacanya dengan teliti.
"Apa nih?" Tanya nya sembari melempar jauh kertas itu.
"Ini gak mungkin anak gue!!" Bentak laki-laki itu didepan seorang gadis- ah bukan wanita.
"Tapi malam itu kakak yang ngelakuin itu" Wanita itu menangis tersedu-sedu.
"Atas dasar apa lo ngaku kalau itu anak gue?" Tanya nya tajam.
"S-satu bulan yang lalu kakak yang ngelakuin itu ke aku" cicit wanita itu.
Laki-laki itu berdecih "gue mungkin masih bisa maklumin kalau lo suka dan ngejar-ngejar gue terus. Tapi lo nggak usah pakai cara menjijikan ini supaya gue bisa nerima lo!" Tukasnya tajam.
"I-ini emang anak kakak"
"Itu bukan anak gue!!" bantah nya.
Wanita itu memandang lali-laki didepan nya dengan wajah yang sudah penuh dengan airmata.
"Aku cuma mau kakak tanggung jawab, aku cuma melakukan nya sama kakak" cicitnya pelan.
Laki-laki itu tertawa meremehkan "tanggung jawab? Gila lo ya, gue udah tunangan!" Teriaknya.
"Tapi gimana nasib anak ini kak!" Wanita itu pun ikut berteriak.
"Lo pikir gue percaya kalau itu anak gue? Lo mungkin udah tidur sama banyak lelaki, jadi gak mungkin itu anak gue!" Katanya sarkas.
"Lo denger ini, gue gak percaya itu anak gue dan gak akan pernah percaya!!"
"Dan jangan pernah tunjukin muka lo didepan gue lagi. Cewek murahan!!" Teriakan laki-laki itu menggema dilorong kampus yang sudah sepi itu.
Laki-laki itu meninggalkan wanita didepan nya yang sedang menangis tersedu-sedu. Menahan semua rasa sakit atas penolakan yang diterimanya.
"Bunda maafin Kia!!"
🐯🐯🐯
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET (End)
Teen FictionBertahun-tahun hidup diselimuti oleh rasa penyesalan. Mimpi buruk turut hadir dalam setiap malamnya tanpa henti. Akan kah ia menemukan jalan keluar untuk menyembuhkan rasa penyesalan itu? "Aku menyesal, sungguh. Tolong maafkan aku, maafkan laki-laki...