Gadis bersurai hitam kecoklatan itu menghela napasnya berkali-kali, ia mengelap air yang tak henti-henti terjatuh di pelipisnya."Capek, ya?" Seorang laki-laki sudah berdiri dibelakang gadis itu. Yuqi menoleh menyadari keberadaan sang tuan dibelakangnya.
"Hah? enggak kak, cuma capek dikit aja." Itu mah sama aja Yuqi.
Akhir-akhir ini, Yuqi pernah bilang kan kalo dia udah lama nggak liat batang hidung Jeno yang mancung itu. Ternyata Jeno pulang kampung, ke kota hujan selama seminggu. Tadi pagi-pagi Jeno udah nangkring didepan pintu kelas Yuqi.
Saat sang pujaan hati datang, sang tuan langsung menyampaikan maksud, mau ngasih kado. Yuqi tersenyum ternyata Jeno masih ingat ulang tahunnya, walaupun agak aneh menerima kado dari mantan saat dia udah berstatus seorang istri.
"Nih, minum dulu. Kalo capek jangan dipaksa." Jeno menyodorkan sebotol mineral. Yuqi tersenyum dan mengucapkan terima kasih sebelum benar-benar menyambar botol ditangan Jeno. Terlihat ketua panitia datang dari kejauhan, kakak kelas yang dikenal galak itu menghampiri Yuqi dan Jeno, Jeno yang melihat itu langsung pamit duluan kepada Yuqi karena nggak mau diomelin.
"Jangan baper woi, biasa aja liatinnya." Lelaki bersurai hitam itu menyipitkan matanya karena matahari sedang duduk disinggasananya. "Mana ada." Yuqi menatap sinis lelaki didepannya.
"Yeu makanya, jangan kayak orang pacaran ditengah lapangan." Hyunjin menjitak kepala Yuqi.
"Ish, bukan pacar gue! Nanti, pacar yang asli dateng, boleh kan?" Yuqi tersenyum mengingat Lucas sebentar lagi akan kesini. Emang hari ini para panitia cuma pake baju biasa bukan seragam, asal masih batas wajar aja.
"Boleh-boleh aja, asal bantu-bantu. Bilangin kalo punya kaki dipakek." Ujar Hyunjin. Yuqi menggeleng-gelengkan kepalanya, modelan kayak gini kenapa adek kelas banyak banget yang ngantri sih? Omongan nggak difilter.
Yuqi hanya mengiyakan omongan Hyunjin karena udah malas nanggapin. Jangan salah, pas kelas sebelas dulu Yuqi pernah menaruh perhatian kepada Hyunjin. Laki-laki yang mulutnya pedas minta ampun, tapi dia juga yang selalu ada buat Yuqi, walau cuma nganggap Yuqi sebatas teman. Teman yang harus dilindungi, refleks natural. Sampai Hyunjin jadian dengan kakak kelas dua belas pada saat itu.
"Eh itu siapa dah?"
"Gila ganteng banget!"
"Itu yang pernah kesini bukan sih?"
Samar-samar Yuqi mendengar bisikan-bisikan dari sekitarnya. Bisikan adik kelas yang haus perhatian. Padahal mereka bukan panitia, tapi malah keluyuran dilapangan cari perhatian ketua panitia. Tapi nggak juga sih, ini panitianya cakep-cakep semua, ada Hyunjin, Jeno, Chenle, Yangyang, Xiaojun atau Dejun, dan Haechan.
Sekarang Yuqi lagi sibuk ngurusin proposal acara dengan Jeno, mereka duduk di posko yang disediakan dari sekolah. "Menurut kamu gimana? ada yang kurang nggak?" Jeno masih sibuk membolak-balik kertas dihadapannya.
"Nggak ada sih kak, overall udah bagus tinggal diajuin aja." Yuqi juga sibuk memperhatikan kertas dihadapannya.
"Punten kang." Satu suara berhasil menyita perhatian Yuqi dan Jeno.
"Kenapa, Chan?" Yuqi bertanya kepada Haechan yang kepalanya udah nongol dipintu posko. "Nggak apa-apa pengen nyapa aja," Lelaki itu menyengir.
"Yeu, nggak jelas banget dah lo." Yuqi membelalakkan matanya.
Yuqi lumayan sering berantem dengan lelaki yang sering dijuluki mood maker itu, bukan karena Renjun, itu karena Haechan emang sifatnya supel aja, gampang akrab dan mudah berbaur. Dan juga pas kelas sebelas mereka sekelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage - Lucas Wong✔️
FanfictionLucas Wong, siapa yang nggak tau dia? Kalo bener nggak tau sih, berarti hidup dijaman purba. Terkenal karena ketampanan dan sikap batu nya. Tapi agak tengil gimana gitu. Sikap Lucas tuh dingin, tapi nggak dingin-dingin banget, sih. Pastinya dia nyeb...