Chapter 1 - Empat Pertemuan

9K 308 47
                                    


1. Empat Pertemuan

Delapan tahun setelah kamu pergi meninggalkanku, kapten.

Dirinya, Rembulan Adhisti. Kini menyandang gelar sarjana kedokteran gigi. Tempat tinggal, suasana, kehidupan, dan teman-temannya berbeda.

Sekarang, ia tinggal di Bandung. Setelah menyelesaikan kuliah kedokterannya, ia bekerja di salah satu rumah sakit disana. Setelah mendapatkan surat izin tentunya. Ia adalah salah satu dokter yang mempunyai kehidupan yang tersembunyi.

Ketika ia meninggalkan Surabaya, hati kecilnya selalu merindukan sosok orang yang selalu ada disampingnya. Ia, sangat merindukan sosok laki-laki gagah, menyebalkan, dan penyayang seperti ... Rangga.

Tes.

Air matanya jatuh ketika mengingat semua kenangan yang pernah singgah di kehidupannya. Menatap cincin emas yang pernah Rangga berikan kepadanya, membuat luka semakin dalam.

"Kapten, apa kabar kamu di surga? Lihat aku, Adhistimu sudah menjadi dokter!"

Sungguh, hatinya terasa ngilu seketika. Ia rindu. Bahkan amat sangat merindukan sosok menyebalkan itu.

"Dok! dokter Bulan!" panggil seseorang dengan tergesa.

Gadis itu mengusap wajahnya cepat. Menghindari pertanyaan dari orang lain adalah hal yang paling ia inginkan.

"Iya sus?" tanya Bulan selepas menyeka air matanya yang lolos tanpa permisi.

"Ada seorang polisi yang baru saja mengalami kecelakaan, semua dokter sibuk dengan pasien masing-masing, kami harap dokter bersedia menangani polisi itu!" jelas suster—Kinan namanya.

"Selalu bersedia." ucapnya sembari tersenyum. "Di ruang mana?" Kinan mengedipkan matanya satu kali.

"IGD."

Mereka menuju IGD dengan langkah cepat. Ia membenarkan sneli dan memasang stetoskop ke leher yang ditutup dengan jilbab.

Sampainya di IGD, Rembulan dengan cepat memeriksa keadaan polisi itu. Setengah wajahnya tertutup darah hingga ia harus memejamkan matanya sesaat.

"Sus!"

"Panggil dokter Yana!"

°°°

Berkutat dengan semua peralatan operasi sudah biasa bagi seorang Rembulan Adhisti S.K.G. Umurnya yang sudah menginjak usia matang untuk menikah, tak menyurutkan semangat bekerjanya. Ia masih belum bisa melupakan sosok laki-laki menyebalkan di kehidupannya.

Rembulan hanya membantu Yana operasi. Ia adalah dokter gigi, yang mencuri ilmu bedah dari Yana. Apalagi sifat ngotot ingin ikut operasi.

Ruang operasi sudah sunyi dan juga sepi, hanya suara EKG dan juga decitan gunting ataupun peralatan yang lain. Lampu diluar ruang operasi sudah menyala 15 menit yang lalu.

Laki-laki berparas tampan itu tak lagi terlihat. Yang ada hanya wajah pucat pasi seperti mayat hidup.

"Suster, cek golongan darah pasien segera!" ucap Yana dibalik masker berwarna hijau.

"Baik dok."

Suster itu mengikuti perintah Rembulan. Sementara dirinya sedang berkutat dengan pelipis yang terluka.

Tak sengaja ia melirik bordiran nama itu sebelum bajunya diganti dengan baju operasi.

Bintang S.G

Tentangmu, Abdi Negaraku ( END - SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang