Chapter 12 - Teringat Masa Lalu

1.2K 91 16
                                    

12. Teringat Masa Lalu

"Kenapa kamu nangis?" Rembulan menggeleng cepat. Ia menundukkan kepalanya dan menyeka sudut mata yang berair.

"Nggak papa, kita kesini mau ngapain?" ia bersikap biasa saja. Ia tersenyum dengan mata yang memerah. Jati tersenyum manis ke arah Rembulan.

"Dinner."

"Dinner?" Jati menyodorkan lengan sebelah kirinya ke depan Rembulan. "Apa?" ia tak mengerti dengan sikap manis Jati yang tiba-tiba berubah seperti ini.

"Masuk! Mau berdiri disini kaya tukang parkir?" Rembulan terkekeh. Setelah itu, ia melingkarkan tangannya ke lengan sebelah kiri Jati.

Mereka berjalan beriringan masuk ke cafe itu. Banyak pasang mata yang menatap laki-laki dan perempuan itu. Sangat cocok dan sangat membuat iri siapa saja.

Mereka berhenti di depan kasir. "Udah siap mbak?" lah, kok malah bilang sama mbak-mbak kasirnya? Rembulan heran.

Jangan-jangan gue disini buat temenin dia pacaran sama mbak-mbak kasir ini? What-whattt gue mau pulang! Batinnya dengan segala rasa berkecamuknya.

"Siap mas!" kasir itu tersenyum. Jati mengajak Rembulan menaiki tangga dan menuju lantai atas. Ia tidak tahu apa rencana Jati kali ini.

Ia melihat sekelilingnya. Sungguh, ia merindukan suasana cafe ini. Namun letaknya yang ada di Bandung, dan sama-sama Cartoon Cafe.

"Mau kemana sih?" tanya Rembulan saat dirinya mulai lelah berjalan dengan high heels dan menapakkan kakinya di beberapa anak tangga. Ia sudah melewati lantai 1 dan 2. Mau kemana lagi mereka?

"Kenapa? Capek?" tanya Jati dengan melanjutkan langkahnya. Rembulan terlihat sangat letih kali ini.

"Capek lah mas, berapa anak tangga lagi yang mau di lewati?!" kesal Rembulan dan berhenti. Jati ikut berhenti.

Tanpa berkata apa-apa, ataupun dengan kode. Jati menggendong Rembulan, ia yang terkejut refleks mengalungkan tangannya ke leher Jati. Ia melangkahkan kakinya kembali.

Ya allah kenapa jantung gue deg-deg an?  Batin Rembulan dengan menatap rahang tegas itu dekat.

Astaghfirullah, kalau aja saya berhak miliki kamu, saya udah minang kamu dari awal. Batin Jati dengan terus melangkahkan kakinya tanpa menengok ke arah Rembulan. Ia gugup, sangat gugup.

🎶Bukan Cinta Biasa ~ Siti Nurhaliza🎶

Putar video di atas yaa

Lagu itu mengalun indah ketika Rembulan dan Jati memasuki rooftop. Rembulan masih saja menatap rahang Jati itu.

"Turun!" lamunannya terbuyar kala suara Jati menginterupsi telinganya.

Ia diturunkan di samping meja bertaplak putih dengan lilin berwana merah diatasnya.

Lagu terus mengalun ketika Rembulan masih diam tanpa suara. Sang penyanyi pun juga menyanyikan lagu tersebut dengan penuh kenyamanan.

Jati berjalan ke sisi kiri meja dan menarik kursi untuk Rembulan. "Silakan, ratu." ucapnya dengan manis.

"Makasih!" ia pun duduk dan menatap sekelilingnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentangmu, Abdi Negaraku ( END - SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang