21. Kebenaran
Ella heran dengan suster dihadapannya ini. Jalan koridor masih sangat lebar. Kenapa dirinya melewati dan merusak barisan ke-3 gadis itu?
Ketika suster itu melewati mereka, tangannya menyelusup ke perut Rembulan, Ella melihatnya sangat jelas.
Jleb!!
"Akh!!!" Rembulan menjerit kesakitan dan seketika suster itu berhenti sejenak.
Lyoza dan Ella memelototkan matanya terkejut. Darah segar mulai mengalir di depan perut Rembulan. "KAKAK!!!"
"Astaghfirullah!" Ella dan Lyoza memegangi lengan Rembulan. Dirinya jatuh. Namun, Ella segera berbalik dan melihat suster itu yang kian menjauh.
Masa bodo dengan tangis yang sudah pecah dan berurai di wajahnya. Ia berlari dan meraih bahu suster itu.
Ia melepas masker dan juga kacamata hitam itu secara kasar dan melemparnya ke sembarang arah.
Betapa terkejutnya Ella melihat siapa yang ada di hadapannya. Wajahnya memerah, antara marah, sedih, dan tidak menyangka.
"Zeon?" lirihnya dengan memegang kepalanya. Zeon tersenyum miring, "Apa kabar la?" kekehnya dengan seringaian devil.
Plakk!!
Satu tamparan mendarat di pipi kiri Zeon. Ella geram, marah, kecewa. Singa yang tidur kini sudah terbangun. Seorang Ella yang tak mudah terpancing emosi sekarang tersulut emosi.
Sementara itu, Rembulan sudah di bawa ke UGD oleh Lyoza bersama para suster lain. 2 security pun sudah berada persis di belakang Ella. Dan nampak seperti bodyguard nya.
"Lo?! Lo udah nyakitin sahabat gue dan sahabat lo sendiri Ze!" geramnya dengan menunjuk wajah Zeon. Gadis itu masih memegangi pipinya yang terasa panas.
Ella terkekeh. 1 tetes air matanya kian jatuh kembali. "Oh, salah! Dia punya sahabat kaya lo? Jangankan dia. Anjing yang patut di katakan sebagai teman pun nggak cocok sandingannya sama lo ze!" lirihnya.
"JAGA MULUT LO, YA?!"
"Jaga mulut lo bilang? " ia terkekeh meremehkan, "Jaga otak lo sebelum memikirkan hal diluar nalar, inget! Sekitar lo, bahaya itu ada!"
"Sekali lo nyakitin kakak, bukan nyawa lo yang melayang. Tapi nyawa dan juga arwah lo melayang sekaligus dengan arah berbeda!"
"SECURITY!"
"SIAP!!"
"Bawa sampah ini ke kantor polisi.
Tempat bersih nggak pantes ada kotoran." Ella berbalik dan membiarkan security itu mencekal tangan Zeon, dan membawanya ke tempat yang seharusnya.Ella menutupi wajahnya yang berurai air mata.
"MAAF LA!!" teriak Zeon dengan lantangnya. Ella menghentikan kakinya tanpa melihat ke belakang.
"Mungkin perlakuan gue salah, tapi ini cara terbaik buat balas dendam mama ke Rembulan!" teriaknya dengan pilu.
Ella berbalik, ia menunggu kelanjutan kisahnya itu. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada sekitarnya sekarang.
"Lo bingung kan?"
"Mama gue meninggal gara-gara dia la, mama gue ... Meninggal tujuh tahun yang lalu. Namanya Lita, dia seorang dokter. Dia suka sama orang yang suka sama Rembulan. Dia ... Dia bunuh diri setelah merencanakan pembunuhan sama dua keponakannya. Surya Baresta Daniverra, dan Safiya Daniverra." Masih ingatkah kalian dengan Lita?
"Ditambah satu, kakak perempuan Rembulan sendiri."
"Tepat saat itu, mama dipenjara. Gue nangis la gue nangis. Itu harta satu-satunya yang gue miliki di dunia, dan itu lenyap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentangmu, Abdi Negaraku ( END - SUDAH TERBIT )
FanfictionREMBULAN SERIES 2 [ HARAP FOLLOW AUTHOR DULU KARENA CHAPTER DI PRIVATE ] [ SILAKAN YANG MAU BACA TAPI JANGAN KECEWA YA! SUDAH TERSEDIA DI SHOPPE @dovelinestore ] Dirinya, Rembulan Adhisti yang pernah ditinggal pergi untuk selama lamanya oleh seorang...