Sampai jam istirahat pun, kelas 11 IPS 2 masih membicarakan hubungan Geraldy dan Liana. Tak terkecuali Lisa, Ocha, dan Sekar.
Namarra sampai malas mendengarnya. Kalau saja yang sedang mereka bicarakan itu orang lain, sudah pasti Namarra dengan semangat yang menggebu-gebu ikut membicarakan orang tersebut.
Tapi sayangnya, yang mereka bicarakan ini Geraldy. Mantan Namarra.
Rasanya Namarra canggung dan tidak nyaman kalau harus membahas Geraldy dan Liana. Namarra merasa tersaingi. Geraldy saja sudah punya pacar, sedangkan Namarra belum.
"Cantik sih emang Kak Liana. Apalagi dia masuk ke kelas unggulan kan tuh 12 IPA 1," kata Sekar yang tidak bisa berhenti menggosipkan Geraldy.
"Tapi kok mereka bisa kenal ya? Padahal kan Geraldy sama Kak Liana nggak keliatan deket atau saling sapa gitu," tanya Lisa. Pertanyaan yang sama ketika ia bertanya dengan Geraldy tadi.
"Lah kalian nggak tau emangnya kalo rumah mereka tuh deketan," sahut Ocha dengan santainya.
Bukan hanya Sekar dan Lisa yang sontak menoleh pada Ocha. Tapi juga Namarra.
"Deketan?" tanya Lisa dan Sekar kompak.
Ocha mengangguk. "Gue kan satu perumahan sama mereka. Cuma beda gang doang."
"Anjir, sering ngapel dong si Geraldy kerumahnya Kak Liana."
Namarra memutar bola mata malas. Ia mengaduk-aduk minumannya yang sejak tadi belum ia minum. Mendadak rasa haus dan lapar nya hilang entah kemana.
Namarra memilih untuk mengamati sekitar. Saat sedang mengamati sekitar, matanya tidak sengaja melihat Raihan-kakak kelas yang Namarra suka ketika kelas 10.
Raihan si murid unggulan dari kelas 12 IPA 1. Raihan yang dikenal guru-guru sebagai murid berprestasi.
Kurang lebih Raihan sama seperti Liana.
Saat mata Namarra menemukan Raihan, hati Namarra langsung berbunga-bunga. Sejujurnya Namarra bukan tipe orang yang jatuh cinta dengan seseorang dalam waktu berkepanjangan.
Namarra memang mudah jatuh cinta tetapi perasaan itu hanya bertahan sampai satu bulan.
Begitupula dengan perasaan suka Namarra pada Raihan. Namarra dengan mudahnya tidak mengingat-ngingat Raihan lagi apalagi gedung kelas 11 dan gedung kelas 12 terpisah.
Tapi melihat Raihan yang tiba-tiba muncul lagi didepan mata Namarra, dengan penampilan yang jauh lebih ganteng menurut Namarra. Hati Namarra kembali berbunga-bunga.
Sekar menyikut lengan Namarra. "Ra, ada Kak Raihan tuh."
"Udah tau," ujar Namarra dengan pandangan masih lurus menatap Raihan.
"Makin ganteng aja ya Kak Raihan," celetuk Lisa.
Namarra langsung melirik sinis. "Gebetan gue tuh. Jangan diambil."
"Semuanya aja yang ganteng lo jadiin gebetan, Ra," cibir Ocha.
Namarra menanggapinya hanya dengan tawa pelan. Ia kembali menatap Raihan. Dan tidak disangka kalah yang sedang ditatap justru sedang berjalan kearahnya.
"Eh itu Kak Raihan jalan kearah kita ya?" tanya Lisa.
Pertanyaan yang terlontar dari bibir Lisa membuat Ocha dan Sekar segera merapikan rambutnya berusaha tampil se-rapi mungkin dihadapan Raihan.
Hanya Namarra yang biasa saja. Meskipun ia menyukai Raihan, tapi ia tidak berusaha tampil cantik. Bukan apa-apa, tapi Namarra memang sudah cantik bahkan saat cewek itu sedang bengong pun ia terlihat cantik.
Raihan berhenti tepat didepan meja Namarra dan kawan-kawannya. Pandangan keempat cewek itu langsung tertuju pada Raihan.
Namun sepertinya bukan hanya tatapan dari Namarra, Sekar, Lisa, dan Ocha. Tapi tatapan dari cewek-cewek yang ada dikantin kelas 11 ini juga mengarah pada Raihan.
Tatapan yang bisa diartikan kalau itu adalah tatapan memuja.
"Namarra," sapa Raihan dengan senyuman maut yang mampu membuat cewek-cewek menahan jeritan mereka.
"Kenapa, Kak?" tanya Namarra. Cewek itu berusaha bersikap biasa saja. Padahal ia deg-degan setengah mampus!
"Udah selesai makan nya?" tanya Raihan dengan suara yang super lembut ditelinga Namarra.
"Udah, emang kenapa ya, Kak?" Namarra jelas kebingungan dengan kedatangan Raihan yang tiba-tiba ini.
"Lo yang ngambil dokumentasi waktu gue sama yang lain lomba seminggu yang lalu kan?" tanya Raihan.
Namarra mengangguk. "Iya, Kak."
"Lo bawa nggak flashdisk nya? Gue mau minta foto-fotonya."
"Ohh," Namarra manggut-manggut. "Bawa kok, Kak. Tapi ada dikelas."
"Bisa diambil nggak? Lo udah selesai makan kan? Atau mau nanti aja pas pulang?"
Namarra berpikir. Dan langsung terlintas ide didalam kepalanya.
"Sekarang aja, Kak. Ayo," Namarra menarik tangan Raihan. Sebelum pergi, ia berpamitan dulu pada ketiga temannya yang masih mengagumi ketampanan Raihan.
Namarra berjalan disamping Raihan. Seluruh pasang mata tertuju pada mereka berdua.
Ada yang ingin berada diposisi Namarra yang berjalan bersama Raihan si kakak kelas berprestasi. Dan ada juga yang ingin berada diposisi Raihan yang berjalan bersama Namarra si cewek paling cantik disekolah.
Tak terkecuali juga Geraldy. Cowok itu sedaritadi fokus memperhatikan Namarra dan Raihan. Memperhatikan bagaimana interaksi kedua orang itu.
Ia teringat kembali dengan ucapan Namarra saat mereka kelas 10.
"Tau nggak, Dy, gue tadi ngeliat kakak kelas. Ganteng deh. Keliatannya juga pinter. Namanya Raihan."
"Terus lo suka sama dia?"
"Iya."
Geraldy tersenyum pahit. Namarra yang ia kenal memang orang yang blak-blakan terhadap sesuatu. Bahkan saat mereka berdua pacaran pun, Namarra mengatakan kalau ia menyukai Raihan.
Tapi Geraldy tau kalau itu semua hanya perasaan suka biasa. Semua cewek di SMA ROGERDO juga menyukai Raihan. Makanya Geraldy tidak ambil pusing soal itu.
Dan sekarang disaat mereka berdua sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, saat Geraldy melihat Namarra dengan Raihan rasanya ada sesuatu yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namarra [END]
Teen FictionStory by @matchalatte_xx ─────────────────────────────── Namarra tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya selama satu tahun kedepan dikelas 11 IPS 2. Niat hati ingin menghindari Geraldy, tapi takdir justru mempersatukan mereka lagi. Geraldy yang m...