25 : Drama

164 22 1
                                    

Namarra dan Bisma memperhatikan Geraldy, Gio, Erin, dan Rika yang sedang berakting didepan kelas. Setelah berhari-hari latihan, hari ini mereka benar-benar tampil didepan Miss Everly dan juga teman-teman sekelas.

Namarra berperan sebagai Princess Charlotte, Bisma berperan sebagai Prince Ashton, Geraldy berperan sebagai Prince Aldrich sementara Erin, Rika, dan Gio berperan sebagai teman-teman Prince Aldrich.

Erin, Rika, dan Gio sudah selesai tampil. Saat ini giliran Namarra dan Bisma yang harus beradu akting dengan Geraldy.

Namarra sudah memakai kostum seperti putri kerajaan, begitupun dengan teman-teman sekelompoknya yang lain.

"Semangat, Ra!" Lisa, Sekar, Ocha, dan Iqbaal dengan kompak memberikan semangat pada Namarra.

"Nggak sabar nih, gue mau liat akting lo sama Geraldy," kata Iqbaal sambil tersenyum lebar.

Namarra mengabaikan Iqbaal. Cewek itu berjalan dengan tenang ke depan kelas, dibantu dengan Bisma yang berjalan disebelahnya.

'Anjrit! Mampus ini gue deg-degan banget!'

Geraldy mendumel dalam hati. Tapi kemudian ia menggelengkan kepalanya, ia berdeham pelan sebelum akhirnya melangkah dengan tenang menghampiri Namarra dan Bisma yang posisinya membelakangi dirinya.

"Princess Charlotte?"

Namarra menoleh, begitupun dengan Bisma. Geraldy melihat raut wajah Namarra yang terlihat biasa saja. Walaupun cewek itu tidak pandai berakting dan tidak bakat dalam hal ini, tapi sejauh ini Namarra cukup baik. Justru Geraldy lah yang terlihat gugup setengah mampus.

Geraldy harus beradu akting dengan Namarra. Ditonton teman-teman sekelasnya dan juga Miss Everly. Kalau hubungan Namarra dan Geraldy hanya sebatas teman biasa, mungkin keduanya juga akan merasa biasa saja kalau harus berakting seperti ini.

Namun nyatanya mereka berdua adalah sepasang kekasih, dulu. Hal itu benar-benar membuat keduanya canggung. Apalagi, di dalam drama mereka berdua harus terlihat romantis.

Sebelum bicara, Namarra menghela nafas. Dan ia langsung merubah raut wajahnya. "Prince Aldrich? What are you doing here?"

Geraldy maju selangkah, matanya menatap Namarra. "I have something to say to you."

"What?" tanya Namarra.

Geraldy membasahi bibir bawahnya, cowok itu menarik nafas dalam. "I think I love you. Since the first time I saw you. But I'm late. I'm too late to express this feeling, I'm too scared to tell you."

Bisma tersenyum, ia dengan sengaja merangkul Namarra. Hal itu membuat Geraldy mendelik karena merasa Bisma memang mencari kesempatan.

"Now you believe, right? If he really loves you." kata Bisma pada Namarra, kemudian ia menatap Geraldy. "Princess Charlotte and I have nothing relationship. We are close, but only as friends. Because I know that Princess Charlotte _likes you, so do you_."

Bisma melepaskan rangkulannya, cowok itu melangkah pergi. Perannya sudah selesai. Bisma tersenyum lebar pada Iqbaal, Gio, dan Ari karena berhasil modus ke Namarra.

Sekarang didepan kelas hanya ada Namarra dan Geraldy. Dua orang itu berdiri berhadapan.

"Princess Charlotte, sorry for being too cowardly. I'm too scared to tell you about my feelings."

Namarra menipiskan bibir. Menunggu kalimat yang akan diucapkan Geraldy.

"Now, I want to be brave," kata Geraldy, ia tiba-tiba meraih kedua tangan Namarra dan menggenggamnya.

Namarra membulatkan mata, begitupun Miss Everly dan teman-teman sekelasnya yang langsung bersorak heboh melihat adegan dua orang itu.

Erin dan Rika langsung mendekat dan berbincang heboh. Pasalnya, adegan dimana Geraldy menggenggam tangan Namarra ini tidak ada dalam teks. Bahkan saat latihan pun, Geraldy tidak pernah melakukannya.

"Will you be my mine...,"

Merasa kalimat yang diucapkan Geraldy sudah selesai, Namarra hendak menjawab, namun Geraldy lebih dulu melanjutkan ucapannya yang ternyata belum selesai.

" ... Again?"

Namarra sontak mengernyitkan dahi. Sementara Geraldy memejamkan matanya, merasa bodoh dengan dirinya sendiri yang menambahkan kata 'again' di akhir dialog.

Namarra kembali merubah raut wajahnya lagi walau sejujurnya ia benar-benar bingung dengan Geraldy. Cewek itu mengeratkan genggamannya, seakan memberi kode pada Geraldy untuk membuka mata dan kembali bersikap biasa.

Geraldy menghela nafas, kembali bersikap biasa karena Miss Everly memperhatikan mereka berdua.

Namarra berdeham. Cewek itu menganggukan kepala dan tersenyum malu-malu pada Geraldy.

"Yes. I will..."

Miss Everly dan murid 11 IPS 2 langsung bersorak heboh dan bertepuk tangan. Mengapresiasi akting Namarra dan Geraldy.

"Gue bilang juga apa. Namarra sama Geraldy pasti bakal wow!" kata Iqbaal, yang bertepuk tangan dengan heboh.

Melihat reaksi guru dan juga teman sekelasnya membuat Namarra tertawa pelan. Kemudian ia sadar kalau Geraldy masih menggenggam tangannya. Dengan gerakan kikuk, Namarra coba melepaskan. Hal itu juga membuat Geraldy mendadak gugup.

"Bagus," puji Miss Everly. "Sekarang kalian kembali ke tempat duduk masing-masing. Saya akan memberikan nilai untuk kalian. Selesai saya memberitahukan nilainya, kalian langsung berganti baju lagi ya."

"Siap, Miss!" jawab seluruh murid 11 IPS 2.

Karena drama sudah selesai, Namarra dan Geraldy akhirnya kembali ke tempat duduknya. Geraldy berjalan dibelakang Namarra, mengamati cewek itu yang kesusahan dengan kostum miliknya.

Geraldy hendak melangkah mendekat, tapi Bisma dan Iqbaal lebih dulu mendekati Namarra dan membantu cewek itu berjalan menuju tempat duduknya.

Namarra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang