Istirahat begini, sebagian anak-anak 11 IPS 2 lebih memilih untuk berkumpul di pojok kelas. Mereka menonton Iqbaal dengan gitar kesayangannya yang mengiringi suara merdu Sekar.
"IQBAAL LO JANGAN IKUTAN NYANYI ANJIR!" teriak Lisa yang mendengar Iqbaal ikut bernyanyi bersama Sekar.
"Yaelah, emang kenapa si?" tanya Iqbaal.
"Suara lo jelek, bego!" sahut Gio.
Iqbaal mengumpat. Meskipun cowok itu bisa bermain gitar, tapi kalau untuk bernyanyi ia sama sekali tidak berbakat. Suaranya fals dan hal itu membuat seluruh murid 11 IPS 2 mendadak emosi saat Iqbaal ikut bernyanyi. Iqbaal akan merusak suasana dengan suaranya itu.
"Dy, kesini dong!" kata Sekar, memang Geraldy yang sedari tadi diam di tempat duduknya. "Mentang-mentang baru putus, jadi galau gitu."
"Pas putus sama Namarra, lo galau kayak gini juga, Dy?" tanya Bisma.
Geraldy berdecak malas. Ia diam saja dari tadi itu bukan karena galau akibat putus dengan Liana. Tapi ia memikirkan ucapan Iqbaal, Gio, dan juga Bisma.
Ketiga cowok itu menyuruhnya untuk jujur pada Namarra tentang perasaannya. Tapi ... bagaimana caranya?
"Eh, Ra," Iqbaal melirik Namarra, menyadari kalau Namarra sedari tadi juga diam saja. "Lo juga kenapa diem aja?"
"Iya, aneh lo," celetuk Ari. "Yang putus Geraldy sama Kak Liana, kenapa lo ikutan diem begitu?"
Namarra melengos malas. Cewek itu merengut sebal. Sejak kembali dari kantin, cewek itu memang lebih banyak diam. Ia bingung dengan maksud Liana yang tiba-tiba menemuinya apalagi memberitahunya alasan mengapa Liana dan Geraldy putus.
Padahal kan Namarra tidak mau tau. Cewek itu saja tidak tau kalau Liana dan Geraldy sudah putus. Ya karena bagi Namarra, itu bukan urusannya.
"Daripada galau mending nyanyi aja woi," kata Sekar. "Dy, sini dong ikut gabung! Biasanya lo nempel mulu sama Iqbaal."
"Iya bener," kata Lisa, setuju. "Dimana ada Iqbaal pasti ada lo."
"Kayak orang pacaran," celetuk Gio.
"Sialan!" umpat Iqbaal dan Geraldy, kompak.
"Tuh kan!" Gio berseru heboh. "Kompak gitu. Udah lah pindah haluan aja lo berdua."
"Najis," kata Iqbaal, spontan. "Gue gini-gini masih suka sama cewek ya meskipun kemana-mana sama si Geraldy mulu."
"Gue juga," sahut Geraldy, beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati gerombolan di pojok kelas.
Saat sudah bergabung dengan gerombolan teman-temannya yang duduk-duduk di pojok kelas, mata Geraldy mencari Namarra. Rupanya cewek itu duduk selonjoran di sebelah Bisma.
Geraldy kesal sendiri melihat Namarra yang duduk disebelah Bisma apalagi melihat Bisma dengan sengaja mendekat pada Namarra dan setelah itu tersenyum kearah Geraldy.
Melihat senyuman mengejek itu membuat Geraldy mengambil duduk tepat di dekat Namarra juga. Hal itu membuat Namarra yang sedang tertawa karena melihat Iqbaal dan Ari yang beradu mulut jadi tersentak dan dengan refleks mengubah posisi duduknya.
Melihat Geraldy yang duduk didekat Namarra, membuat Iqbaal, Lisa, Sekar, Ocha, Bisma dan Gio tersenyum penuh arti. Dengan melihat Geraldy yang mau duduk di dekat Namarra saja itu sudah merupakan kemajuan.
Selama ini, baik Geraldy maupun Namarra memang saling menjaga jarak dan tidak pernah mengobrol. Namarra tidak mau bersebelahan dengan Geraldy, begitupun dengan Geraldy.
"Ayo cepet nyanyi, gue kesini malah diem," kata Geraldy dengan wajah biasa-biasa saja. Mengabaikan senyuman penuh arti dari Iqbaal.
"Mau lagu apaan nih? Lagu putus cinta?" tanya Iqbaal sambil tertawa.
"Eh eh bentar," kata Lisa tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Namarra.
"Besok ada festival ice cream nih di mall tempat biasa kita main, Ra," kata Lisa Matanya berbinar memandang Namarra. "Ke sana yuk besok."
"Festival ice cream?" tanya Namarra.
"Kenapa, Ra? Keinget kenangan sama mantan ya?" ledek Sekar.
Namarra dan Geraldy tanpa sengaja saling lirik. Mendadak keduanya terdiam. Dulu, saat keduanya masih pacaran, Geraldy memang mengajak Namarra untuk ke acara festival ice cream yang ada di mall yang kebetulan tidak terlalu jauh.
Di sana mereka bisa makan ice cream sepuasnya. Keduanya menonton konser sederhana dimana ada Raisa yang bernyanyi di atas panggung. Geraldy yang merupakan penggemar Raisa tentu saja merasa senang dan heboh sendiri saat itu.
Namarra masih ingat bagaimana antusiasnya Geraldy saat melihat Raisa bernyanyi tepat di depannya. Bagaimana Geraldy mengagumi kecantikan artis yang sekarang sudah memiliki suami dan anak itu.
Dan Namarra juga masih ingat kalimat yang diucapkan Geraldy sebelum keduanya berangkat ke festival ice cream itu.
"Ra, ntar lo dandan yang cantik ya," kata Geraldy saat keduanya keluar dari kelas dan hendak pulang.
"Lah kenapa?" tanya Namarra, merasa heran karena Geraldy tidak biasanya menyuruhnya dandan.
"Ya biar gue nggak ngelirik Raisa. Hahaha,"
Padahal tanpa berdandan pun, Namarra sudah cantik.
Tanpa sepengetahuan Namarra, Geraldy yang duduk di dekatnya rupanya juga sedang mengingat kenangan itu. Mengingat banyak cowok-cowok di sana melirik Namarra dan tersenyum padanya walau ada Geraldy disebelah Namarra. Alhasil Geraldy kesal sendiri karena Namarra menjadi pusat perhatian di sana.
"Nyesel gue nyuruh lo dandan cantik waktu mau kesini. Eh tapi ... lo nggak dandan juga tetep cantik sih. Cowok-cowok jadi pada ngeliatin lo," gerutu Geraldy dengan wajah merengut sebal.
Namarra mengulum senyum. "Lo cemburu?"
"Hah? Apaan sih? Enggak. Ngapain amat," elak Geraldy.
"Halah, bilang aja lo cemburu kan gue diliatin orang-orang," kata Namarra, matanya memincing menatap Geraldy.
"Ngapain cemburu. Mereka cuma bisa ngeliatin lo, sedangkan gue bisa dapetin lo," balas Geraldy dengan bangganya.
Bisma menghela nafas melihat Namarra dan Geraldy yang melamun. "Lupain mantan emang susah sih ya," celetuknya.
"Iya. Apalagi tiap hari ketemu," kata Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namarra [END]
Teen FictionStory by @matchalatte_xx ─────────────────────────────── Namarra tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya selama satu tahun kedepan dikelas 11 IPS 2. Niat hati ingin menghindari Geraldy, tapi takdir justru mempersatukan mereka lagi. Geraldy yang m...