32 : UKS

185 23 0
                                    

Selama upacara berlangsung, baik Namarra, Geraldy, Iqbaal, Lisa, Sekar, Ocha, Bisma, Gio, dan Ari heboh sendiri dengan dunia mereka. Mereka tidak memperhatikan pembina upacara yang sedang menyampaikan amanat.

Mereka lebih berminat untuk mendengarkan Iqbaal dengan gosip-gosip terbarunya. Bagi mereka, gosip-gosip yang di bawakan Iqbaal lebih seru didengarkan daripada mendengarkan pembina upacara menyampaikan amanatnya.

Namarra berdiri disebelah Geraldy. Sementara si lambe turah alias Iqbaal berdiri didepan Geraldy. Cowok itu menoleh sambil berbisik-bisik menyampaikan berita terbaru.

"Katanya si Manda di labrak sama kakak kelas, gue denger beritanya dari temen gue yang di kelas 12 IPS 2," kata Iqbaal.

"Manda yang kelas 11 IPS 3 kan?" tanya Ocha yang dijawab dengan anggukan kepala.

Ari menoleh dan menatap Geraldy. "Manda yang pernah digosipin deket sama lo waktu kelas 10 kan, Dy?"

Geraldy mengangguk. "Iya."

"Eh tapi lo beneran pernah deket sama dia?" tanya Sekar, penasaran. "Soalnya kan waktu lo sama Namarra ketauan udah pacaran, satu kelas pada heboh kalo lo deket nya sama Manda."

Bisma ikut merapatkan diri pada Geraldy dan teman-temannya. "Iya, Dy, gue juga kepo nih. Soalnya temen-temen nya Manda pada bilang lo php-in Manda."

"Terus kan temen-temennya Manda pada ngomongin elo tau, Ra," kata Iqbaal pada Namarra yang mendadak diam saja tidak ikut nimbrung.

"Ngomongin gimana?" Bukannya Namarra yang bertanya dan penasaran, justru Geraldy lah yang bertanya secara spontan.

Iqbaal mulai menceritakan Manda bersama teman-temannya yang membicarkan Namarra di belakang. Mereka semua memang tidak pernah berani menunjukkan kebenciannya pada Namarra secara terang-terangan.

Gio terbengong-bengong mendengar cerita Iqbaal tentang Manda dan teman-temannya yang ternyata pernah kesal dengan Namarra.

Gio, Bisma, dan Ari sampai heran mengapa ada orang yang membenci cewek seperti Namarra.

Meskipun memang jutek dan cuek, tapi tetap keliatan aneh saja kalau ada orang yang membenci Namarra.

"Duh," Namarra memejamkan mata.

Geraldy yang berdiri disebelah Namarra menoleh, dan lantas memegang tangan Namarra. "Kenapa, Ra?"

"Gue pusing," lirih Namarra.

Geraldy menatapnya dengan raut wajah khawatir. "Ke UKS aja yuk."

Lisa, Sekar, Ocha, Iqbaal, Bisma, Gio, dan Ari dengan kompak menatap Namarra dan menyuruh cewek itu untuk ke UKS saja dibanding harus mengikuti upacara.

"Ayo," paksa Geraldy. "Gue anterin."

Tanpa menunggu respon Namarra, Geraldy langsung merangkul cewek itu. Ia khawatir. Wajah Namarra pucat dan tangan cewek itu dingin. Tidak biasanya Namarra seperti ini.

Seluruh pasang mata langsung mengarah pada Geraldy yang dengan santainya merangkul Namarra. Ia tidak peduli dengan berbagai tatapan orang-orang padanya dan Namarra. Sekarang yang penting ia harus mengantar Namarra ke UKS daripada tiba-tiba pingsan disini.

Begitu sampai di UKS, Namarra duduk di tepi ranjang. Sementara Geraldy mengambil tempat duduk dan duduk dihadapan Namarra.

"Lo pusing? Belom sarapan pasti," tebak Geraldy.

Namarra mengangguk. Ia lemas seakan tidak memiliki tenaga. Tadi pagi, Namarra memang belum sarapan karena terburu-buru. Ia takut terlambat.

"Gue beliin lo roti sama teh manis anget ya, Ra?"

"Nggak usah," jawab Namarra.

"Kok nggak usah sih? Lo tuh aneh emang ya. Lo belom sarapan, ya minimal lo makan roti lah sama minum teh manis anget. Gimana sih?"

Namarra tertawa melihat Geraldy yang mengomel persis seperti Mamanya.

"Kenapa ketawa?" tanya Geraldy, bingung.

Namarra mengulum senyum lalu menggelengkan kepalanya. "Gapapa."

"Gue beliin lo roti sama teh manis anget ya. Lo diem aja disini. Tiduran aja tuh kalo perlu. Jangan kemana-mana."

Geraldy beranjak dari duduknya, ia keluar UKS. Meninggalkan Namarra yang kini sendirian di UKS. Sepeninggalan Geraldy, Namarra senyum-senyum sendiri. Dirinya merasa senang sekaligus merasa geli dengan sikap Geraldy padanya.

"Eh?"

Namarra yang keadaannya sedang senyum-senyum seperti orang gila mendadak merapatkan bibir begitu pintu UKS terbuka dan muncul Raihan si kakak kelas idaman cewek-cewek di sekolah.

Raihan mengernyitkan dahi melihat Namarra terduduk di tepi ranjang. "Namarra?"

Namarra tersenyum canggung. "Halo, Kak Raihan!"

Raihan berjalan mendekati Namarra. "Ngapain disini?"

"Males upacara," jawab Namarra.

Raihan tertawa sambil menggelengkan kepala. Begitu ia sudah berdiri didepan Namarra, wajahnya langsung berubah.

"Lo sakit?" tanya Raihan dengan nada khawatir.

Namarra menggeleng. "Nggak kok, Kak, cuma pusing dikit aja gara-gara belum sarapan."

"Gue beliin makanan di kantin, mau?" tawar Raihan.

"Eh? Nggak usah, Kak. Udah di beliin kok sama..."

"Sama siapa?"

"Geraldy."

Bahu Raihan langsung turun begitu mendengar nama Geraldy. "Mantan lo kan? Mantan nya Liana juga."

"Kak Raihan udah tau kalo Kak Liana sama Geraldy udah putus?"

"Udah. Dia cerita tadi. Ya gue sih nggak kaget kalo mereka putus."

"Kenapa emang?"

"Salah satu dari mereka masih sayang sama mantan. Belom bisa _move on_ dari mantannya."

Namarra manggut-manggut. "Oh..."

Raihan menatap Namarra. "Kalo lo ... udah _move on_ dari Geraldy?"

Namarra balas menatap Raihan dengan alis terangkat. "Hah?"

"Belom ya?"

"Apaan sih, Kak, nanya nya nggak jelas banget."

"Geraldy masih sayang sama lo, Namarra."

Namarra tersentak. Matanya melebar. "Ngaco!"

"Kalo gue bilang gue suka sama lo, masih disebut ngaco juga nggak?"

Namarra tambah kaget lagi. "Kak?"

"Sebenernya gue mulai suka sama lo. Tapi gue sadar kalo lo belom _move on_ dari Geraldy dan begitupun si Geraldy. Jadi, daripada gue berharap sama orang yang jelas-jelas masih sayang mantannya, mending gue relain aja. Kalo Liana aja bisa, kenapa gue nggak?"

Namarra masih terbengong-bengong. Apa ini tidak mengejutkannya? Keadaan Namarra sedang lemas, pusing, dan tidak memiliki tenaga tapi Raihan membawa kabar yang membuatnya kebingungan.

"Ra,"

Pintu UKS terbuka lalu masuk lah Geraldy dengan membawa sebungkus roti dan secangkir teh manis hangat. Matanya langsung beradu pandang dengan Raihan yang duduk didepan Namarra.

Namarra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang