Lagi-lagi harus berkelompok. Dan sialnya, Namarra satu kelompok dengan Geraldy! Satu kelompok, pelajaran Bahasa Inggris, dan disuruh membuat drama Bahasa Inggris.
Sempurna.
Benar-benar sempurna sampai membuat Namarra stres sendiri. Cewek itu merengek seperti anak kecil. Andai saja bisa, ia pasti sudah protes dan pindah kelompok. Tapi Namarra tidak berani.
Meskipun Miss Everly baik hati, tetap saja Namarra ragu untuk pindah kelompok. Ia harus menyiapkan alasan yang masuk akal dan disetujui oleh Miss Everly.
Kalau alasannya hanya karena tidak mau satu kelompok dengan Geraldy yang merupakan mantannya, bisa-bisa Namarra justru dapat pelototan tajam dari Miss Everly.
"Ini bikin drama tentang apa, Miss?" tanya Iqbaal.
"Ya tentang apa aja. Nanti dialog nya pakai Bahasa Inggris," jawab Miss Everly.
"Ini drama nya dibikin video atau gimana, Miss?" Kali ini Vina yang bertanya.
"Nggak dibikin video. Kalian nanti akting di depan saya dan di depan yang lainnya. Jadi kalian harus latihan dulu. Saya kasih waktu seminggu, bisa?"
'Seminggu?! What the........'
Namarra melengos malas. Cewek itu menidurkan kepalanya di meja. Ia merasa tidak memiliki tenaga lagi.
Lebay memang, tapi memang begitu kenyataannya.
"Namarra, kamu baik-baik aja? Kamu keliatan lemas setelah saya membagikan kelompok. Ada masalah?" tanya Miss Everly.
Pertanyaan yang membuat Namarra mendongakkan kepala, dan bertatapan langsung dengan Miss Everly yang cantik jelita. Pertanyaan yang juga membuat Geraldy ikut menolehkan kepala dan menatap Namarra.
"Kenapa?" tanya Miss Everly, lagi. "Kamu ada masalah sama salah satu anggota kelompok yang saya pilih?"
Namarra terdiam. Bingung harus menjawab apa. Ia akhirnya menipiskan bibir, tersenyum dan menggeleng pelan dengan wajah penuh kebohongan.
"Nggak kok, Miss," jawab Namarra.
Mendengar jawaban Namarra yang penuh dusta itu, Iqbaal langsung tertawa.
"Bohong," celetuk Iqbaal. "Namarra nggak suka satu kelompok sama Geraldy."
'Waduh, sialan!' umpat Namarra dalam hati, dengan tatapan tajam kearah Iqbaal.
"Geraldy?" Tatapan Miss Everly kini berpaling ke Geraldy. "Namarra sama Geraldy emang punya masalah apa?"
"Dulunya mereka berdua adalah sepasang kekasih tapi sekarang udah jadi mantan, Miss," jawab Iqbaal.
"Apaan sih?!" sahut Namarra yang langsung emosi dan melempar Iqbaal pakai buku tulisnya.
Miss Everly yang usianya masih muda hanya tertawa melihat itu. Matanya melirik Geraldy yang diam saja, sementara Namarra justru terlihat kesal.
"Yang mutusin siapa emangnya?" tanya Miss Everly dengan senyuman dibibirnya.
Namarra langsung melotot. "Miss."
Miss Everly masih tersenyum. "Kenapa? Saya cuma nanya."
"Yang pasti sih bukan Namarra, Miss, yang?mutusin," sahut Iqbaal.
"Ohh," Miss Everly menganggukan kepala. "Jadi, Geraldy yang mutusin?"
'Anjrit ini kenapa malah bahas gue sama Geraldy?!'
"Putus nya gara-gara apa? Padahal Namarra cantik loh, kok di putusin sih?"
Namarra makin membulatkan mata. 'WOI ELAH INI KENAPA KEPO YA!!!'
"Ya karena cantik, nih cewek jadi suka modus ke cowok, Miss, makanya Geraldy putusin," kata Iqbaal lagi. Seakan jadi juru bicara Geraldy.
Namarra mendelik. "Yeee! Sembarangan lo kalo ngomong!"
"Emang bener kan?"
"Siapa yang suka modus ke cowok, anjir. Ngaco!"
"Lah orang kata Geraldy begitu."
"Gila."
Geraldy yang sudah tidak tahan lagi akhirnya menabok Iqbaal. Ia merasa tidak enak juga dengan Namarra. Padahal ia tidak pernah cerita kalau Namarra pernah atau bahkan sering modus ke cowok lain.
Miss Everly semakin tertawa melihat tingkah laku muridnya.
"Kalo mantanan begini, jadi makin enak dong bikin drama nya," kata Miss Everly.
"Enak apa nya, malesin iya," gumam Namarra yang sialnya masih terdengar oleh Geraldy dan bahkan Miss Everly.
"Nanti kan kalian bisa jadi pemeran utama. Namarra jadi pemeran utama cewek, nah Geraldy jadi pemeran utama cowok. Akting nya juga pasti bakal dapet banget chemistry nya."
Iqbaal mengangguk setuju. "Iya bener banget, Miss, apalagi kalo ada adegan peluk-peluk manja gitu."
"Gue colok ya, Baal, mata lo," geram Namarra.
Iqbaal langsung tertawa terbahak-bahak, membuat satu kelas jadi ikut tertawa. Termasuk Geraldy. Walau cowok itu tertawa pelan.
"Udah-udah. Kita kembali lagi ke awal. Jadi nanti kalian akan saya kasih waktu selama seminggu. Durasi drama nya nggak lebih dari tiga puluh menit. Mau pendek juga nggak masalah. Nanti yang akan saya nilai adalah dialog, kalian fasih atau nggak, hafal atau nggak. Dan juga chemistry antar pemeran."
"Oke siap, Miss!" kata seluruh murid 11 IPS 2 dengan begitu kompak.
"Namarra, Geraldy, saya hanya menyarankan kalau kalian jadi pemeran utama nya aja. Biar lebih keren dan cocok."
"Ogah," kata Namarra, refleks. Ia langsung buru-buru meralat ucapannya. "Maksudnya, saya tuh nggak biasa jadi pemeran utama, Miss."
"Emang biasanya jadi pemeran apaan, Ra?" tanya Sekar.
"Pemeran pengganti, yang dicari kalo pemeran utama nggak ada. Puas lo?!" ketus Namarra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namarra [END]
Teen FictionStory by @matchalatte_xx ─────────────────────────────── Namarra tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya selama satu tahun kedepan dikelas 11 IPS 2. Niat hati ingin menghindari Geraldy, tapi takdir justru mempersatukan mereka lagi. Geraldy yang m...