26 : Jujur

174 22 0
                                    


Dikelas kini hanya ada cowok-cowoknya saja. Karena murid cewek kelas 11 IPS 2 sedang ganti baju di toilet.

"Akting lo keren," puji Iqbaal. Tumben sekali ia memuji Geraldy. Biasanya Iqbaal selalu menghina dan meledeknya.

"Gila, Dy, gue kaget lo tiba-tiba megang tangannya Namarra," kata Gio. Cowok itu duduk diatas meja.

Bisma datang-datang langsung memukul kepala Geraldy dengan buku tulis. "Anjir lo ya! Nyari kesempatan bisa bener," cibirnya.

"Ngaca goblok," balas Iqbaal. "Lo tadi ngerangkul Namarra. Modus nya bisa bener."

"Iya, wah parah banget emang lo!" sahut Ari, cowok itu dengan wajah masam ikut gabung. "Modus berkedok akting anjrit."

"Wadaw ini lo penggemarnya Namarra ya? Panas banget kayaknya ngeliat gue ngerangkul Namarra," ejek Bisma.

"Dih," Iqbaal langsung mendelik. Tidak terima disebut penggemar Namarra.

Bisma tertawa melihat reaksi Iqbaal, Ari, dan juga Gio. Matanya tanpa sengaja melirik Geraldy yang sedang menatapnya dengan tatapan tidak biasa.

"Kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Bisma.

"Dia cemburu ngeliat lo ngerangkul mantan nya," kata Iqbaal.

"Ngaco," ketus Geraldy.

"Oh," Bisma manggut-mangut sambil tersenyum meledek. "Jangan cemburu lah, kan udah jadi mantan."

Geraldy berdecak malas. "Berisik lo semua."

Iqbaal menepuk bahu Geraldy. "Gue kan udah pernah bilang, Dy, si Bisma tuh naksir sama Namarra waktu kelas 10. Ngeliat dia ngerangkul Namarra kayak tadi, kayaknya dia masih naksir sama Namarra."

"Lah bukannya lo sama Bisma ngincer nya si Diza ya?" tanya Ari, bingung.

"Lah bukannya Bisma ada gebetan di SMA NORMEZZA?" Kali ini Gio yang bertanya.

"Apaan sih lo!" balas Bisma, sewot. "Tetep Namarra lah yang nomor satu!"

Geraldy langsung menatap Bisma dengan tatapan membunuh namun hanya sesaat karena kemudian Geraldy meraih hapenya dan mulai sibuk dengan hapenya itu.

"Eh oiya! Gue dapet kabar nih dari kakak kelas," kata Iqbaal yang sudah siap menyebarkan berita terbaru.

"Halah! Males nih gue kalo udah gosip begini!" celetuk Ari, cowok itu memilih pergi dari kumpulan cowok-cowok itu.

"Yaudah sana lo pergi!" teriak Iqbaal.

"Berita apaan?" tanya Gio, penasaran juga.

"Katanya Geraldy putus sama Kak Liana," Iqbaal melirik Geraldy. "Bener, Dy?"

Geraldy yang sedang melihat Instagram seketika menghentikan aktivitasnya. Ia menghela nafas, dan akhirnya mengangguk singkat.

"Anjrit!" Iqbaal kembali heboh. "Kok bisa putus sih anjirrr! Gara-gara apaan?"

"Jangan bilang kalo putus cuma gara-gara lo satu kelompok sama Namarra?" tebak Bisma.

"Sumpah nggak lucu ya kalo putus nya gara-gara lo satu kelompok—"

"Ya emang," jawab Geraldy, cuek.

"Serius lo?" tanya Iqbaal, memastikan.

Iqbaal memperhatikan Geraldy dengan raut wajah serius. Ia harus mendapat informasi secara benar tanpa harus dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi.

Apalagi Geraldy ini teman sebangkunya. Kalau sampai Iqbaal salah informasi sementara gosip sudah tersebar luas dengan cerita yang tidak benar, ia pasti akan di caci-maki oleh Geraldy.

"Ngapain sih lo ngeliatin gue serius banget?!" tanya Geraldy, risih karena ditatap serius oleh Iqbaal. "Jauh-jauh sana anjir. Ngapain sih?!"

"Lo serius putusnya gara-gara lo satu kelompok sama Namarra?" tanya Iqbaal, lagi. Raut wajahnya benar-benar serius memperhatikan Geraldy.

Geraldy berdiri, memandang horor Iqbaal. "Baal, lo kalo lagi jadi lambe turah yang menguak informasi kayak gini jadi nyeremin, bego."

"Tinggal jawab doang elah, susah amat sih lo!" kata Iqbaal, sewot. "Masalahnya gue pasti bakal ditanya orang-orang nih nanti. Kalo informasi yang gue dapetin salah, bisa abis gue di keroyok orang-orang."

Pintu kelas terbuka, masuklah Lisa, Sekar, dan Ocha kedalam kelas. Tiga cewek itu sudah selesai ganti baju. Mereka bertiga melihat Geraldy, Iqbaal, Bisma dan Gio yang sedang kumpul.

"Ada apaan nih???" tanya Sekar begitu melihat wajah Iqbaal yang terlihat serius. Tidak seperti biasanya.

"Ini si Iqbaal lagi interogasi Geraldy," jawab Bisma.

Lisa mengernyitkan dahi. "Hah? Emang si Geraldy ngapain?"

"Putus sama Kak Liana," jawab Gio, nadanya santai tapi mampu membuat Lisa, Sekar, dan Ocha membulatkan mata.

"Gara-gara apaan, Dy?" tanya Sekar.

Geraldy melengos. "Nggak usah nanya. Gue yang harusnya nanya, lo ngomong apaan sama Liana?"

"Eh?" Sekar tersentak. Tapi kemudian cewek itu tertawa. "Masa gara-gara itu sih?"

"Hah?" Iqbaal kini melirik Geraldy dan Sekar bergantian. "Apaan nih? Kok malah gue yang nggak tau apa-apa sih?!"

"Jadi, kemarin tuh gue ketemu Kak Liana, gue ngobrol sama dia. Terus si Kak Liana nanya tentang lo sama Namarra. Ya gue sih jawab setau gue aja. Nggak ada yang gue lebih-lebihin kok. Serius deh. Terus ya ... mukanya Kak Liana langsung berubah gitu."

"Berubah gimana? Masa berubah sih? Keren amat," celetuk Lisa.

"Bego," umpat Gio. "Berubah jadi kesel, bete gitu maksudnya!" katanya mendadak emosi dengan Lisa.

"Terus?" tanya Iqbaal, menunggu kelanjutan ceritanya.

"Yaudah gitu doang. Kak Liana langsung pergi," jawab Sekar.

"Dia ngajak gue ketemuan, terus minta putus." kata Geraldy sebelum Iqbaal dan yang lainnya bertanya.

"Mungkin Kak Liana emang udah tau kalo lo masih ada perasaan buat Namarra," celetuk Ocha.

"Lo masih sayang sama Namarra kan?"

Lisa, Sekar, Icha, Iqbaal, Gio, dan Bisma dengan kompak menatap Geraldy. Menunggu cowok itu menjawab pertanyaan dari Iqbaal. Pertanyaan yang selama ini mereka pertanyakan juga.

"Mau gue masih sayang atau enggak sama dia, itu bukan urusan lo semua," ketus Geraldy.

Gio langsung melempar buku tulis kearah Geraldy. "Yaelah, Dy, tinggal jujur doang susah amat."

"Lo cowok bukan sih?" ceplos Bisma. "Gue tau lo masih suka sama Namarra, tapi lo ngapain malah diem ditempat gini? Giliran ada cowok yang deketin dia, lo kepanasan."

"Dy, lo mending jujur sama dia kalo lo masih ada perasaan. Jangan mikirin gimana respon dia ke lo apalagi mikirin perasaan Namarra ke lo sekarang. Yang penting tuh buktiin kalo lo itu cowok. Bukan pengecut yang beraninya di balik layar doang. Perhatian diem-diem, ngasih perhatian aja harus pake perantara."

Namarra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang