18 : Pemeran Utama

175 25 0
                                    

Namarra memperhatikan Geraldy dan Rika yang sedang latihan. Dari raut wajahnya kelihatan sekali kalau Geraldy sedang tidak mood. Wajah cowok itu mendadak jutek dan nada bicaranya juga berubah datar. Bahkan Geraldy hanya merespon singkat jika diajak bicara.

Geraldy memang tipe orang yang raut wajahnya tidak bisa berbohong. Geraldy memang selalu menunjukkan perasaannya melalui ekspresi. Entah itu sedang senang, sedih, kesal, atau perasaan lainnya.

"Lo kenapa sih, Dy?" tanya Erin, kelihatan kesal dengan Geraldy.

"Kenapa?" tanya Geraldy, cuek.

"Lo nggak niat latihan ya?" tuduh Erin dengan tatapan tajam.

"Gue males ya kalo adu akting sama orang yang pikirannya kemana tau," gerutu Rika.

Namarra tidak ikut berkomentar. Cewek itu hanya menonton Geraldy kena omelan dari teman-teman satu kelompoknya yang lain. Dari mulai Erin, Rika, dan Gio. Bisma tidak ikut-ikutan karena ia sedang menghafal dialog disamping Namarra.

Gio menghela nafas. "Lo kalo nggak mau latihan hari ini bilang dong, Dy, daripada kita latihan tapi lo nya malah nggak fokus gitu."

Geraldy berdecak pelan. "Iya, sorry."

Bisma yang sedang fokus menghafal dialog juga ikut mendongakkan kepala, matanya memandang Geraldy yang saat ini mengambil hape nya. "Padahal dialog Geraldy sama Rika romantis anjir. Tapi malah akting nya biasa aja. Ah, gimana sih mantan lo." bisiknya pelan pada Namarra yang duduk disampingnya.

Namarra langsung menyikut lengan Bisma. "Ngomong sekali lagi, gue tabok lo ya."

Bisma meringis, mengusap lengannya. "Ya kan emang mantan lo. Parah banget lo, Ra, udah jadi mantan nggak diakuin," cibirnya. Tapi Bisma segera tersentak. "Eh, pas pacaran juga nggak diakuin sih."

"Lo bener-bener mau gue tabok ya?" Namarra sudah bersiap menabok Bisma.

Bisma justru tertawa dan memajukan wajahnya seakan meledek Namarra. "Mau dong di tabok sama Namarra Movelazelia..."

Tanpa basa-basi lagi, Namarra langsung menabok Bisma. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali sampai Bisma mengaduh kesakitan walau akhirnya cowok itu tertawa juga karena merasa senang bisa membuat Namarra emosi.

Geraldy tanpa sengaja melihat Namarra dan Bisma yang terlihat akrab. Apalagi Bisma terlihat bahagia bisa sedekat itu dengan Namarra. Ya, maklum saja, Namarra bisa dibilang menjaga jarak dengan cowok.

Ingin rasanya Geraldy menarik Namarra agar tidak memukuli Bisma lagi atau melempar Bisma dengan penghapus papan tulis agar berhenti meledek Namarra. Tapi semua itu tidak mungkin.

Lagipula, untuk apa Geraldy merasa kesal? Namarra kan hanya sebatas mantannya saja.

Geraldy juga sekarang sudah memiliki Liana. Kakak kelas cantik sekaligus berprestasi dari kelas 12 IPA 1.

"Dy, ayo latihan lagi. Awas lo ya kalo sampe nggak niat," kata Rika.

Geraldy menaruh hape nya di tas sebelum akhirnya kembali latihan drama dan beradu akting dengan Rika. Cowok itu berusaha sebisa mungkin untuk fokus. Tapi sialnya fokusnya buyar saat mendengar suara tawa Namarra dan Bisma.

"Dy!" tegur Erin. "Giliran elo yang ngomong, woi! Fokus dong! Lo pemeran utama nih sama si Rika. Gimana jadinya kalo pemeran utama nya aja kayak gini."

Melihat raut wajah Geraldy yang terlihat kusut, membuat Gio paham satu hal.  "Lo nggak mau dipasangin sama Rika?" tanyanya.

Iya.

Jawaban yang secara spontan terucap didalam hati Geraldy. Tapi cowok itu tidak berucap langsung, ia hanya diam saja. Merasa tidak enak juga dengan Rika.

"Ganti sama elo aja, Rin," kata Gio yang seenak jidat menyuruh Erin berperan sebagai pemeran utama dan berpasangan dengan Geraldy.

"Apaan sih?! Kok gue?!" protes Erin.

"Yaelah, akting sama cowok ganteng sekelas Geraldy gini masa nggak mau?" bujuk Gio. "Geraldy termasuk cogan disekolah kita. Masa nggak tertarik sih lo?"

Erin mencibir pelan. Cewek itu sebetulnya ingin berakting dengan Geraldy dan menjadi pasangan cowok itu walau hanya di drama saja. Tapi hatinya merasa tidak enak dengan Namarra. Apalagi Lisa, Sekar, dan Ocha sudah menyuruhnya agar memasangkan Geraldy dengan Namarra.

"Enggak mau," tolak Erin. "Mending sama Namarra aja tuh," katanya menunjuk Namarra yang sedang mengobrol dengan Bisma.

"Apaan?" tanya Namarra yang memang tidak tahu apa-apa.

"Lo gantiin gue ya, Ra, jadi pemeran utama. Pasangannya Geraldy," kata Rika dengan nada memohon.

Namarra mendelik. "Apa-apaan nih?! Enggak mau!"

Namarra masih bersikeras menolak tawaran itu. Berpasangan dengan Geraldy walau hanya drama rasanya membuat Namarra canggung.

Namarra tidak bisa membayangkan dirinya yang disuruh berakting dengan seseorang yang bahkan tidak pernah bertegur sapa lagi dengannya selama berbulan-bulan.

Tapi sialnya melihat raut wajah memelas dari Rika, Erin dan Gio serta nada memohon dari Rika dan Erin membuatnya merasa kasian.

Namarra menghela nafas. "Oke."

Seketika langsung terbit senyuman di wajah Rika, Erin dan Gio. Begitupun dengan Geraldy yang diam-diam menahan senyum karena akhirnya ia bisa berpasangan dengan Namarra.

"Loh loh loh??? Kok gini sih?!" Bisma menatap Namarra, tidak terima dengan keputusan cewek itu. Tapi sedetik kemudian Bisma memilih diam karena mendapat pelototan dari Erin dan Rika.

Gio melirik Geraldy yang menunduk dan terlihat mengulum senyum. Gio mengumpat dalam hati, menahan diri untuk tidak menggeplak kepala Geraldy saat ini juga.

Ia memilih untuk berjalan mendekati Geraldy. Berdiri disamping Geraldy. Dan berkata pelan agar tidak terdengar yang lain.

"Emang kalo dari awal udah jadi pemeran utama ya bakal tetep jadi pemeran utama. Nggak akan bisa diganti sama siapapun," Gio menoleh dan menampilkan senyuman miring kearah Geraldy. "Iya kan, Dy?"

Namarra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang