27 : Bingung

176 23 0
                                    



Selesai ganti baju, Namarra tidak langsung ke kelas. Ia justru membeli es jeruk di kantin. Sementara ketiga temannya, yaitu Lisa, Sekar, dan Ocha sudah lebih dulu masuk kelas.

Namarra dengan santai meminum es jeruk yang sudah ia pesan. Cewek cantik itu duduk sendiri di kursi paling pojok. Namarra sibuk memainkan hape sambil mengaduk-aduk es jeruk miliknya.

Sesekali ia mendongakkan kepala hanya untuk tersenyum singkat pada cowok-cowok seangkatannya yang menyapanya. Menyapa Namarra saja membutuhkan keberanian apalagi kalau harus duduk di kursi depan Namarra yang kosong.

Cantik tapi berwajah jutek. Itulah Namarra. Dari banyaknya cowok yang menyukainya di SMA ROGERDO, justru Geraldy lah yang mendapatkan Namarra.

Makanya, Gio pernah bilang kalau Geraldy itu beruntung bisa mendapatkan Namarra. Jangankan untuk mendekatinya sebagai bentuk 'pendekatan', cowok-cowok terlalu enggan untuk mendekati Namarra walau hanya sebagai teman semata.

Dikenal memiliki wajah jutek ya memang begitu. Hanya teman-teman sekelasnya saja yang tau sikap asli Namarra yang sebenarnya.

Saking fokusnya Namarra pada hape, ia tidak sadar kalau ada seseorang yang duduk dihadapannya.

Seseorang itu memandang Namarra dengan senyum tipis. Memperhatikan  bagaimana cantiknya Namarra hingga membuat banyak cowok, termasuk Geraldy benar-benar jatuh cinta padanya.

Ya, seseorang itu adalah Liana.

Namarra mendongakkan kepala, begitu ia melihat ada Liana yang duduk dihadapannya, Namarra tersentak kaget bahkan hampir terjatuh ke belakang kalau saja tangannya tidak di pegang oleh Liana.

Liana melepaskan tangan Namarra begitu melihat Namarra sudah duduk pada posisinya semula. Sementara Namarra masih shock karena melihat Liana yang tiba-tiba saja muncul dihadapannya.

"Kamu yang namanya Namarra kan?" tanya Liana, suaranya terdengar lembut.

"Iya," jawab Namarra.

Kalau Liana bertanya dengan nada lembut dan senyum tipis. Berbeda dengan Namarra yang menjawab dengan nada datar dan wajah terkesan jutek.

Sebenarnya Namarra tuh tidak bermaksud untuk bersikap jutek, cuma ya wajahnya memang seperti itu. Nada bicaranya pun begitu setiap ia berbicara dengan orang lain yang belum ia kenal atau yang tidak terlalu dekat dengannya.

"Mantannya Geraldy kan?" tanya Liana, lagi.

Kali ini Namarra terang-terangan menatap Liana dengan tatapan sinis. "Kenapa emang?"

Bukannya merasa kesal karena sikap Namarra, Liana justru tertawa. "Gapapa. Cuma nanya aja. Ternyata bener ya kamu emang jutek."

Namarra mendelik, kemudian ia menghela nafas dan memaksakan diri untuk tersenyum pada Liana. "Kenapa ya, Kak? Ada yang mau Kakak omongin sama aku? Atau gimana nih?"

'Atau jangan-jangan gue mau di labrak?' tanya Namarra dalam hati. Matanya melirik kanan-kiri, melihat apakah Liana membawa teman-temannya atau tidak. Tapi kemudian Namarra sadar. 'Lah gue kan nggak punya masalah apa-apa sama dia, napa gue di labrak?'

"Gimana drama nya? Lancar?" tanya Liana, basa-basi.

'Apaan sih nih orang sok nanya-nanya.' ketus Namarra, dalam hati.

"Kamu sama Geraldy jadi pemeran utama kan?" lanjut Liana.

'Waduh, mampus! Beneran mau dilabrak ini mah gue. Gara-gara gue berpasangan sama Geraldy.'Namarra sudah was-was duluan. Bukannya takut, tapi lebih ke malu sih kalau di labrak.

Melihat raut wajah Namarra, membuat Liana tertawa. "Santai aja dong ngeliatinnya. Aku cuma nanya kok. Lagian mau kamu jadi pemeran utama sama Geraldy, berpasangan sama Geraldy, atau ngapain sama Geraldy juga bukan urusan aku lagi."

"Hah?"

Liana lagi-lagi tersenyum. "Aku sama Geraldy udah nggak ada hubungan apa-apa lagi."

"Lah? Baru juga jadian," ceplos Namarra. Sedetik kemudian, Namarra menepuk-nepuk bibirnya. Merutuk dirinya sendiri.

"Ternyata kamu ikutin gosip juga ya," kata Liana sambil tertawa.

"Ya gimana nggak ikutin gosip, kalo dikelas aja ada lambe turah tuh si Iqbaal," kata Namarra, mengaduk-aduk es jeruknya.

"Pantes aja ya banyak yang suka sama kamu. Selain cantik, kamu juga pinter. Aku juga liat cerpen yang kamu bikin di mading. Ternyata kamu nggak cuma modal cantik doang, tapi kamu juga berbakat," puji Liana.

Awalnya, Liana memang mengira kalau Namarra ini populer hanya karena kecantikannya. Kecantikannya yang membuat cewek itu disukai banyak cowok dan terkenal di SMA ROGERDO, tapi ternyata setelah Liana perhatikan, Namarra bukan hanya sekedar cantik tapi juga pintar dan berbakat.

Apalagi sikap cewek itu yang terlihat jutek dan cuek diluar namun aslinya perhatian. Liana tau semua itu dari Sekar yang merupakan teman Namarra.

Sekar bercerita tentang Namarra, dan juga hubungan Namarra dan Geraldy. Membuat Liana sadar kalau dirinya memang tidak seharusnya ada diantara mereka berdua.

"Kamu tau nggak alasan aku putus sama Geraldy karena apa?" tanya Liana tiba-tiba.

Namarra dengan polosnya menggelengkan kepala.

"Karena aku nggak bisa pacaran sama orang yang masih sayang sama mantannya."

Namarra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang