PT 20

349 24 7
                                        

"Jangan nangis,aku gak papa kok" ucap Jira menghapus air mata Hoseok.

"Jira maaf kan aku. Aku benar benar lepas kendali. Berkas itu sangat penting" ucap Hoseok menundukkan kepalanya.

"Baiklah tidak apa apa. Lain kali kau harus bisa mengendalikan emosi mu ya?" ucap Jira sambil tersenyum simpul didepan Hoseok.

"Sekarang kita pulang saja. Pekerjaan mu sudah selesaikan?" lanjut Jira dan dibalas anggukan Hoseok.

Diperjalanan Hoseok tak henti henti nya memegang tangan Jira.

Jira hanya tersenyum dan sesekali memandang wajah hoseok.

Ketika sudah sampai,Jira dan Hoseok disambut dengan sebuah kotak hitam yang menurut mereka sangat aneh.

"Jira apakah kau ada memesan sesuatu?" tanya Hoseok dan dibalas gelengan oleh Jira.

"mungkin saja ini punya Kai,lagian dia sudah pulang" ucap Jira dan Hoseok pun membawa kotak itu kedalam rumah.

"Kai? Ini paket punya kamu ya?" tanya Jira kepada Kai sambil membawa kotak tersebut.

"eoh? Itu bukan milikku" Jira dibuat bingung punya siapa barang tersebut.

"Nuna,dibuka saja mana tau itu hadiah misteri" ucap Kai sambil menirukan gaya pesulap.

"astagaa,sebentar akan ku panggilkan Hoseok" Jira pun memanggil Hoseok dan mereka pun membuka kotak tersebut.

Setelah membuka mereka begitu kaget apa yang ada didalam kotak hitam itu.

"H-hoseok-ah k-kenapa a-ada foto kita didalam k-kotak itu? Apa maksud foto Kai yang diberi tanda merah?" tanya Jira gelagapan. Ia sangat takut terjadi sesuatu dengan Kai.

"Nuna,jangan khawatir mungkin saja ini orang yang iseng atau teman sekelas ku" ucap Kai menenangkan sang Nuna yang sudah takut.

"t-tapi kenapa perasaan ku tak enak?" saat itu juga Jira tak sadarkan diri.

Hoseok pun mengangkat Jira ke kamar. Sedangkan Kai menelepon dokter.

"astaga Jira kau kenapa sayang?" ucap Hoseok mengelus rambut Jira yang tak sadarkan diri tersebut.

Setelah beberapa menit kemudian dokter pun datang dan memeriksa keadaan Jira.

"aahh... Nona Jira tidak boleh banyak pikiran takutnya akan terjadi seperti ini lagi." ucap dokter tersebut menjelaskan kepada Kai dan Hoseok.

Setelah itu,dokter memberikan resep obat kepada Hoseok dan pergi meninggalkan pekarangan rumah Hoseok.

"Kai,mulai besok kau akan pergi diawasi oleh pengawal." Kai pun mengangguk dan pergi dari kamar Jira dan Hoseok.

Jangan salah Kai sekarang sangat takut sekali. Ia berlagak sok berani hanya didepan sang Nuna agar perempuan itu tidak khawatir.

"tuhan tolong jauhi Kai dari orang orang yang ingin mencelakaiku." ucap Kai lalu memejamkan matanya.

Malam hari nya Jira pun terbangun,ia memandang kearah kanan dan mendapati sang suami tengah berkutat dengan laptopnya.

"Hoseok-ah..." lirih Jira sambil berusaha untuk duduk.

"eoh? Sini aku bantu." Hoseok pun meninggalkan laptopnya dan membantu istrinya.

"Hoseok-ah apakah Kai akan baik baik saja?" suara Jira begitu lemah sekali.

"hei tenang saja. Mulai besok Kai akan dikawal oleh pengawal." ucap Hoseok menangkup pipi chubby istrinya.

"jangan banyak pikiran ya sayang. Nanti baby nya kenapa napa." lanjut Hoseok dan dibalas anggukan oleh Jira.

Contract Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang