PT 31

283 28 10
                                        

Hoseok membuka matanya dan menemukan Windy yang tergeletak tak berdaya.

"Hoseok-ah kita harus cepat membawa Jira kerumah sakit!!" Teriak Yoongi datang bersama para perawat dan polisi.

Yoongi pun menggendong Jisung dan melepaskan ikatan tangannya dan memeluk tubuh anak itu.

Sedangkan Hoseok membuka kaitan yang ada dikaki serta tangan Jira. Ia tak henti hentinya menangis.

"Sayang bertahanlah." Lalu Ia membawa Jira ke ambulance.

Diambulance Jira terus meracau tak jelas.

"H-hoseok-ah.. Kumohon selamatkan anak kita. Kumohon pilih anak kita...." Lirih Jira sedikit sadar.

"Apa yang kau bicarakan anak kita dan kau akan selamat tak ada yang pergi." Jira hanya menggelengkan kepalanya. Selama diperjalanan Hoseok tak henti hentinya melepaskan genggaman tangannya dan tangan Jira.

Mereka pun tiba dirumah sakit. Dokter memasukkan Jira keruangan operasi. Karena Jira tak bisa lagi melahirkan secara normal itu dapat membahayakannya dan bayinya.

Kini Hoseok tak bisa berbuat apa apa ia hanya berdoa meminta pertolongan pada tuhannya.

"Ya tuhan kumohon selamatkan anak dan istriku." Hoseok pun merosot kelantai ia menjambak rambutnya secara kasar. Tiba tiba saja Yoongi datang bersama dengan Jisung yang masih menangis anak itu shock sekali.

Hoseok hanya memandang wajah Jisung lalu kembali menatap kebawah ia begitu khawatir dengan istri dan anaknya.

"a-appa... M-maafkan eomma dan a-appa jahat Jisung..." Hoseok pun mengalihkan pandangannya kepada Jisung. Anak itu memeluk tubuh Yoongi dengan erat ia tau bahwa Hoseok sangat marah.

Hoseok memandang dengan tatapan tajam ia mengatur nafasnya agar emosinya terkontrol.

Bagaimana pun Jisung tak bersalah. Yang salah adalah orang tuanya. Dengan sedikir rasa ketakutan Jisung memandang mata Hoseok yang sudah memerah itu.

"Appa Hoseok.... Appa pasti marah sama Jisungkan? Gara gara Orang tua Jisung Eomma Jira sakit hikss..." Lirih Jisung yang sudah mengeluarkan air matanya.

Hoseok pun mulai mendingin ia menatap sendu wajah Jisung yang lebam itu. Ia juga merasa khawatir dengan Jisung. Ia tak tau sebenarnya apa yang ia rasakan ketika melihat Jisung.

"Sini nak Appa gendong." Ucap Hoseok mengambil Jisung dari Yoongi.

Jisung pun memeluk erat tubuh Hoseok. Ia menangis sejadi jadinya. Ia kira Appa Hoseok akan membencinya.

"Hoseok-ah yang sabar. Semoga saja anak dan istrimu sehat." Ucap Yoongi menepuk punggung sahabatnya tersebut.

"Yoongi-ah aku tak ingin masa lalu itu terulang lagi." Ucap Hoseok dengan suara yang bergetar.

Jisung pun mencium pipi Hoseok.

"Appa jangan nangis... Eomma dan adek bayi pasti selamat." Anak seusia Jisung ini sangat jarang tau mengenai hal ini. Jisung cukup dewasa dalam bertindak.

Hoseok hanya mengangguk sambil menghapus air matanya. Kini Yoongi dan Jisung pergi untuk membersihkan luka yang ada ditubuh Jisung. Sedangkan Hoseok tengah menunggu istri dan anaknya.

Setelah beberapa menit Yoongi datang dan tak membawa Jisung.

"Dimana Jisung?" Ucap Hoseok melemah.

"Dia sedang tidur diruangannya. Aku sudah menyuruh para perawat menjaganya." Hoseok menganggukkan kepalanya. Ia kembali memandang pintu operasi yang tak kunjung terbuka. Padahal sudah lebih 2 jam mereka menunggu.

Contract Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang