"Hoseok-ah aku sungguh kasihan dengan Jisung...." Lirih Jira sambil memegang tubuh Jisung yang dipenuhi oleh lebam dan luka.
"Orang tua macam apa mereka?! A-aku sungguh membenci orang tuanya hiks." Jira pun memeluk tubuh Hoseok.
"Kumohon biarkan kita menjaganya. Aku tak tega sekali melihat kondisi tubuhnya." Bukannya apa apa Jisung itu baru berumur 4 tahun. Tapi ia harus merasakan kekerasan oleh orang tuanya. Jira juga yakin sekali mental Jisung pasti sedikit terganggu.
"Iya sayang. Kita akan menjaga Jisung sebelum itu kita harus mengurus nya untuk mengangkatnya sebagai anak kita." Ucap Hoseok menenangkan Jira yang masih menangis.
"Besok setelah dari kantor polisi ayo kita bawa Jisung kerumah sakit psikologi. Aku yakin Jisung merasa tertekan." Hoseok membalas ucapan Jira dengan mengangguk dan mencium kening Jira.
"Sudah sekarang kau ganti pakaiannya setelah itu ayo kita tidur." Jira pun membersihkan tubuh Jisung dengan kain yang basah. Jisung sedikit meringis ketika Jira tak sengaja menekan lebam yang ada ditangan kanan Jisung.
"Astaga maaf sayang." Guman Jira.
Ketika selesai mereka pun berbaring. Sebelum itu Jira dan Hoseok saling memandang satu sama lain. Mereka memeluk tubuh kecil Jisung lalu masuk kedalam mimpi mereka.
Malam harinya Hoseok dan Jira dikagetkan dengan suara tangisan Jisung.
"Sayang kenapa nangis?" Ucap Jira yang baru bangun sambil mengucek matanya.
"a-ajhumma.... J-jisung takut... E-eomma pasti akan memukul Jisung...." Ucap Jisung menangis dipelukan Jira.
"Cup cup cup... Sekarang Jisung kan sudah sama Ahjussi dan ahjumma." Ucap Hoseok yang ikut menenangkan Jisung.
Perlahan Jisung mulai tenang ia belum tidur masih terisak tapi ia sudah berhenti menangis.
"hmm sayang ahjussi boleh nanya?" Tanya Hoseok lembut kepada Jisung yang masih dipeluk oleh Jira.
Jisung pun mengangguk sebagai tanda setuju.
"Nama eomma dan appa Jisung siapa?" Jisung pun mengarahkan pandangannya ke Hoseok.
"Jisung tak tau nama eomma dan appa Jisung memanggil mereka dengan Appa jahat dan eomma jahat." Hati kecil Jira dan Hoseok begitu tersentuh mereka sangat merasa kasihan sekali dengan Jisung.
Hoseok pun hanya mengangguk kan kepalanya lalu mereka bertiga pun tertidur lagi hingga pagi.
.
.
.
.
Kini Jira,Hoseok,Yoongi serta Jisung sudah berada dikantor polisi."Jadi apa keluhan kalian?" Tanya polisi tersebut.
"Begini kami menemukan anak ini dimall ia menangis dan setelah ditanya dia mengatakan bahwa ia ditinggal oleh eommanya. Ketika kami pergi kebagian informasi dan menanyakan nama orang tuanya. Anak ini menangis hebat ia mengatakan bahwa orang tuanya jahat. Dan mereka berdua juga sempat melihat luka lebam yang ada ditubuh anak ini. Salah satunya ini pak." Ucap Yoongi menjelaskan kronologinya sampai menunjukkan luka lebam yang ada ditangan Jisung.
"Apa benar yang dikatakan oleh ahjussi itu nak?" Jisung menganggukkan kepalanya sambil mengeratkan pelukan nya diHoseok.
Setelah semuanya selesai mereka pun pergi kerumah sakit untuk mengecek mental Jisung.
Setelah menunggu setengah jam,Jisung serta dokter keluar dari ruangan. Tampaklah Jisung yang tengah mengelap air matanya digendongan dokter.
"Jisung begitu trauma dengan bentakan serta benda tajam. Jika bisa hindarkan dia dengan benda tajam dan jangan membentaknya. Dan setiap sebulan sekali datanglah untuk memeriksa keadaan mental nya." Jira,Hoseok dan Yoongi pun menganggukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage (END)
عاطفيةMenikah memang adalah sebuah kebahagiaan setiap orang. Berbeda dengan Lee Jira menikah baginya adalah sebuah petaka, ia harus menikah dengan lelaki yang tak dicintainya dan mengidap penyakit bipolar. Demi mencukupi biaya keluarganya ia rela menikah...