PT 21

251 25 4
                                    

"Nona anda mau kemana?" Tanya supir taksi kepada Jira yang hendak pergi menyusuli Sanha.

"saya mau pergi ke jalan xxx ya." Supir itu pun mengangguk dan menjalankan mobilnya.

Diperjalanan Jira sedikit berpikir. Ia telah membohongi Hoseok dan pergi tanpa izinnya. Jira sedikit takut jika Hoseok memarahinya.

"maafkan aku Hoseok. Aku tau ini salah tapi Sanha sangat membutuhkan ku." Guman Jira sambil mengusap mukanya.

Setelah beberapa menit,taksi yang ditumpangi Jira pun sampai dicafe.

"terima kasih pak." Jira pun turun dari mobil dan masuk kedalam cafe tersebut.

"dimana Sanha? Lebih baik aku telepon saja." Ketika ia ingin menelepon Sanha tiba tiba saja ada orang yang menepuk pundak Jira.

"Y-yoongi? Astaga kau mengagetkan ku." ucap Jira memandang kearah belakang.

"maafkan aku Jira." ucap pria tersebut sambil menampakkan deretan giginya.

"aku ingin bertemu dengan teman ku. Ah itu dia,kalo begitu aku permisi dulu." Jira pun berjalan menuju Sanha yang berada ditangga.

Sedangkan Yoongi hanya memandang mereka berdua dari kejauhan sambil mengatakan sesuatu yang tak jelas.

"Maaf apakah kau telah lama disini?" Tanya Jira.

"Tidak kok. Ayo keatas aku memesan ruangan VIP. Karena pembicaraan kita sangat rahasia." Jira hanya terkekeh dan mengikuti langkah kaki Sanha.
.
.
.
.
.

"Kai kenapa melamun?" Suara lembut itu membuyarkan lamunan Kai.

"Tidak. Aku tidak melamun kau sok tau." Ucap Kai ketus kepada teman perempuannya itu.

"Ya! Kau diam seperti itu melamun bodoh!! Sudahlah berbicara dengan mu membuang waktu ku saja. Padahal aku hanya ingin menghiburmu." Ketika perempuan itu ingin pergi tiba tiba saja tangannya ditahan oleh Kai.

"maafkan aku Yoona. Maaf atas ucapan ku tadi." Ucap Kai lirih.

"Ya ada apa? Kau punya masalah?" Kai hanya mengangguk lemah menjawab pertanyaan Yoona.

"Kau tau,akhir akhir ini aku sering dikawalkan." Ucap Kai memandang kearah depan.

"Iya itu benar sekali. Aku ingin menanyakan itu kepada kau. Kenapa kau dikawal?" Kai pun menghembuskan nafasnya secara kasar dan mengacak rambutnya.

"beberapa hari yang lalu. Ada yang mengirim kotak misteri kerumah Hyung ku. Dan isi kotak itu berupa foto keluarga ku. Disana ada foto ku yang diberi tanda merah yang mirip sekali dengan darah. Dan Nuna ku sangat takut sekali. Dan aku hanya berlagak sok berani didepan dia agar ia tak stress. Tetapi jika aku sendiri. Aku benar benar takut akan teror itu." Yoona sangat kaget mendengar cerita Kai sampai sampai ia membuka mulutnya lebar lebar. Ia pun mengusap punggung Kai lembut.

"a-aku tak bisa apa apa Kai. Kau tetap semangat dan jangan sampai pusing. Aku yakin itu mungkin hanya teror biasa saja. Lagiankan ada yang menjaga mu sekarang. Kau terus lah berdoa kepada tuhan." Kai pun mengangguk dan kemudian ia pun memeluk Yoona.

"Kuharap yang kau katakan benar Na..." Yoona membalas pelukan Kai.

Kai merasa nyaman memeluk Yoona. Ia seakan akan dipeluk oleh Nunanya.

Dapat dirasakan oleh Yoona bahu Kai yang bergetar. Ia tau Kai pasti menangis. Ia pun melepaskan pelukan nya dan menangkup pipi Kai serta menghapus air mata Kai menggunakan ibu jarinya secara lembut.

"Jangan menangis. Kau jelek sekali." Kai hanya diam dan kembali memeluk Yoona.

.
.
.
.
.

Contract Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang