PT 18

331 32 1
                                    

"Hoseok-ah aku ingin Apel" ucap Jira manja sambil memegang tangan Hoseok.

"mau apel? Baiklah akan kuambilkan" ucap Hoseok hendak kedapur. Tetapi ditahan oleh Jira.

"Tidak didapur. Aku mau kau membelinya ditoko buah yang terletak dikantor mu itu" ucap Jira tanpa dosa.

"astaga Jira ini sudah jam berapa hm? Ini sudah sangat malam. Yang pastinya toko itu sudah tutup" ucap Hoseok memegang kepalanya.

"Aku tak mau tau! Aku mau Apel yang ada ditoko itu!!" ucap Jira dengan nada yang mulai meninggi.

"besok saja ya" ucap Hoseok.

"aku mau sekar-"

"JIRA AKU LELAH JIRA!!!" bentak Hoseok yang membuat Jira bungkam seribu kata.

"KAN SUDAH KUBILANG KALAU TOKO ITU TUTUP KENAPA KAU TAK MENGERTI?!" lanjut Hoseok membuat Jira benar benar takut.

Hoseok pun meninggalkan Jira sendirian diruangan TV nya.

Kini Jira menangis hebat.

Sedangkan Hoseok pergi kekamar dan membanting pintu itu cukup keras membuat Jira tambah takut.

Ditambah lagi Kai sedang pergi menginap dirumah temannya.

"Astaga dimana obatku?!" ucap Hoseok frustasi mencari letak obatnya.

"aku tak boleh marah seperti ini" ia pun menelan obat yang ia cari tadi.

Disisi lain Jira pun memberanikan dirinya untuk masuk kedalan kamar.

Ia melihat barang barang berjatuhan. Ia merasa bersalah kepada Hoseok. Disisi lain dia juga takut kalo Hoseok dapat membahayakannya.

Ia pun meletakkan barang barang yang berjatuhan tadi kembali pada posisi semula.

"H-hoseok-ah m-mianhe hiks...." lirih Jira ketika mendapati Hoseok tengah duduk sambil memegang kepalanya.

Sedangkan Hoseok hanya memandang tajam kearah Jira. Ia tak ingin berbicara dengan Jira. Hoseok takut emosi nya tak terkontrol.

"Kau bisa tidur disini aku akan tidur diruang tamu. Aku tak mau menyakiti mu" ucap Hoseok dingin sambil berdiri.

Ketika Hoseok akan pergi lengannya ditahan oleh Jira.

"a-aku m-minta maaf. T-tidurlah bersama k-ku" ucap Jira yang senggugukan.

"Jira kumohon lepaskan. Jangan sampai aku bertindak kasar kepadamu" ucap Hoseok datar dan Jira hanya pasrah lalu melepaskan Hoseok keluar.

Jira pun membaringkan dirinya sambil memeluk bantal yang biasanya dipakai oleh Hoseok. Ia menangis sejadi jadinya hingga ia pun menutup matanya dan masuk ke alam mimpi.

Jam menunjukkan pukul 03.00 pagi. Sedari tadi Hoseok tak bisa tidur. Ia merasa bersalah karena telah membentak Jira. Ia merasa perlakuannya terhadap Jira sangat kejam.

"Astaga kenapa aku jahat sekali? Dia kan hanya mengidam saja? Aishh!!" ucap Hoseok frustasi.

Ia pun keluar dan menuju kamar yang ditempati Jira.

Ia melihat Jira yang sudah terlelap tapi matanya sembab dan masih senggugukan.

Merasa kasihan ia pun memeluk Jira dan mengusap kepala nya.

"Mianhe...mianhee.." ucap Hoseok berulang kali sambil mengecup pucuk kepala Jira.

Merasa sedikit terganggu dengan suara Hoseok Jira pun membuka matanya. Ia kaget sekaligus mengeluarkan air matanya.

"H-hoseok-ah aku berjanji t-tak a-akan menyusahkan mu lagi" ucap Jira memeluk Hoseok dengan erat.

"hei kau tak menyusahkanku. Tidak apa apa maafkan aku sudah membentakmu" ucap Hoseok lembut sambil mencium rambut Jira dengan lembut.

Contract Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang